23 : Rumah baru

3.1K 72 2
                                    

Maya bilang bahwa hari ini wanita paruh baya itu tidak akan tinggal lagi dengan Anita. Karena Anita bersikeras mengatakan bahwa ia baik-baik saja dirumah sendirian.

Inilah saat yang tepat. Anita mengemas barang-barangnya kembali dan memasukkan kedalam koper.

Ia mengelus perutnya. Kehamilannya sudah mencapai 4 bulan sekarang. Ia juga rutin meminum susu kehamilannya.

Sebelum berangkat, Anita menulis pesan di pintu kulkas, mana tau nanti Marvel akan memcarinya, walaupun hal itu sangat tidak mungkin.

Marvel,

Aku dan anak kita akan pindah kerumah yang baru. Dimana hanya ada ketenangan dan kebahagiaan.

Beberapa bulan lagi, bayi kita akan lahir. Kalau kamu mau menceraikan aku, kirim saja suratnya ke rumah kami yang baru. Alamatnya aku tulis di belakang.

Kamu nggak usah capek² mikirin nama anak kita ya, Vel. Karena aku udah siapin dua nama, siapa tau anak kita laki-laki atau perempuan.

Love from us
Anita n your baby

Ia menempelkan kertas itu dengan magnet hiasan yang ada di kulkas. Lalu ia pergi dari dapur dan memesan taxi online.

Anita sudah siap meninggalkan rumah ini. Ia sangat yakin ia sudah siap. Dipandangnya sekali lagi rumah itu.

Ia menggelengkan kepala. Ia harus siap. Toh juga Marvel akan memceraikannya. Ia juga harus siap akan hal itu.

***

Pagi yang cerah di Singapura. Marvel membuka matanya perlahan-lahan dengan senyuman yang sudah terlukis sejak ia mendapati Michelle tertidur pulas di sebelahnya.

"Selamat pagi, sayang." Ujar Marvel lalu ia mengecup kening Michelle.

Michelle membuka matanya perlahan lalu tersenyum. Ia meregangkan tubuhnya sambil mengeluarkan suara erangan yang membuat Marvel gemas.

"Jadi, hari ini kita ngapain?"

Marvel berpikir sejenak. Ia ingin meliburkan diri dari desakkan dan tuntutan dimana-mana.

"Ke Universal Studio, bagaimana?" tanya Marvel.

"Oke! Aku siap-siap dulu, ya!" Cup. Setelah mengecup Marvel tepat dibibirnya, Michelle beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Marvel mengambil ponselnya dari nakas putih di sebelah kasurnya. Ia ingin mengabari Kenneth bahwa hari ini ia akan berlibur dan meminta tolong bantuan temannya itu untuk menangani beberapa masalah hari ini.

Entah dorongan dari mana, Marvel membuka sosial media Instagram. Ia mengerutkan alisnya.

"Anita punya Instagram nggak, ya?" tanya Marvel pada dirinya sendiri. Ia penasaran dan mencari nama Anita.

"Namanya siapa ya?" gumam Marvel.

Marvel menemukannya. Ada hal yang membanggakan saat ia dapat menemukan akun Instagram milik Anita. Kebanyakan postingan di akun tersebut adalah orang-orang dengan jas putih. Tak sedikit pula foto Anita bergaya candid yang diambil saat sedang memeriksa pasien.

Lingkaran berwarna ungu dicampur merah muda nampak mengelilingi foto profil akun milik Anita. Marvel membukanya. Terlihat rumah yang tidak terlalu mewah dan elegan di foto tersebut. Belum selesai ia membaca caption yang tertera, suara Michelle membuat ia mematikan ponselnya.

***

Ananta dan Rani datang ke rumah baru Anita. Tak lupa mereka membawa Archie, anjing peliharaan mereka. Ananta, Rani dan Anita saling bekerja sama merapikan beberapa barang sampai petang.

Anita menyeka keringat yang menetes di keningnya. Semua sudah terletak pada tempatnya dan terlihat rapi. Anita tersenyum puas. Dihadapannya ada sofa berwarna biru muda yang selaras dengan cat dinding di rumahnya. Inilah rumah idamannya.

"Kalian lapar nggak? Mau kaka beliin nasi bungkus?" tanya Anita. Dengan cepat Ananta mencegah Anita.

"Kakak dirumah aja sama Rani, biar aku yang beli."

Anita tersenyum. Ia memberikan beberapa lembar uang pada Ananta. "Sekalian cariin kakak mangga muda, ya."

"Ih cieee....kak Anisa ngidam." ledek Rani yang mengalihkan pandangannya dari ponsel milik Ananta.

"Ngidam kok di cie-in. Kamu ini gimana sih?" Anita terkekeh.

Ananta berjalan cepat keluar rumah dan berangkat untuk membeli nasi bungkus.

Archie berlari kearah Anita dan Rani yang dudu di lantai. Kaki kecilnya terus bergerak cepat kearah Anita. Wanita itu segera membuka tangannya lebar-lebar dan membiarkan Archie masuk kedalam pelukannya.

"Kalian udah lama nggak mandiin Archie ya?" Anita mengendus-endus di tubuh Archie.

"Heheh...males kak. Kita kan juga udah sibuk sama kegiatan sekolah." Rani terkekeh.

"Mulai sekarang, Archie sama kakak aja, ya? Soalnya kakak kesepian dirumah sendirian." Anita menggoyang-goyangkan Archie diudara, membuat anjing itu menggerakkan ekornya.

***

Setelah berjalan cukup lama dan menghiburkan diri di taman bermain, kini saatnya bagi Michelle dan Marvel untuk beristirahat.

"Aku beli minun dulu, ya?" ujar Michelle lalu gadis itu pergi mencari tempat penjaja minuman.

Saat Marvel sedang mengedarkan pandangannya, ia melihat seorang wanita mengenakan jas dokter berwarna putih.

Rambut yang lurus dan hitam terurai, serta lekuk tubuh yang indah. Hal ini mengingatkan Marvel pada Anita.

Dihadapan dokter itu terdapat sampah kaleng, dan terlihat dokter tersebut tidak memperhatikan jalan.

Dokter itu pun terjatuh sampai tersungkur. Marvel langsung teringat dengan bayi yang ada di kandungan Anita. Dengan cepat ia menghampiri dokter tersebut.

"Lo nggak pa-pa, Ta?"

Yang ditolongnya ternyata bukan Anita. Ia terdiam, sedangkan orang yang ia ajak bicara sedari tadi mengatakan hal yang tidak Marvel dengar.

Ia berlalu dari hadapan orang itu. Bahkan untuk meminta maaf pun tak terpikirkan.

Pikirannya sedang kacau.

***

TBC

Love is EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang