36 : Masih sayang

3K 87 15
                                    

Anita dan Ranti sedang berjalan di toko baju dekat rumah. Mereka sedang mencari baju untuk dipakai Jasmine di acara anniversary perusahaan Farenhad.

"Jasmine mau pake baju warna putih?" Tanya Anita sambil menunjukan Jasmine gaun yang ia temukan di tumpukkan gaun lainnya.

"Nggak mau. Jasmine mau nya pake baju warna biru hari ini." Ucap Jasmine.

Ranti tetap mencari gaun yang tepat untuk Jasmine pakai nanti. Ia bekerja sama dengan Anita mencari baju anak kecil yang berwarna biru.

Mata Anita menangkap sesuatu berwarna biru dan ia mendekati tempat tersebut. Banyak sekali gaun dengan model yang modern dan bahannya cocok untuk anak kecil.

Anita mengambil beberapa baju dan ia membawanya ke Jasmine.

"Kamu pilih yang mana?" Anita menunjukkan gaun yang polos dengan brukat berwarna biru tua di bagian bawahnya. Yang satu lagi ia menunjukkan gaun biru langit dengan manik-manik bergambarkan kartun di bagian bawahnya. Dan satu lagi gaun berwarna biru laut dengan hiasan manik-manik yang mengelilingi bagian atas gaun itu. Juga ditambah hiasan seperti bulu-bulu yang ada di bagian leher.

"Jasmine mau yang ada bulu-bulunya!" Ujar Jasmine lalu ia mengambil baju itu.

"Ya udah, Jasmine coba dulu ya sama grandma. Nanti mama liat hasilnya."

Sementara Jasmine dan Ranti sedang mencoba baju pilihan Jasmine, Anita berkeliling untuk mencari baju untuk dirinya sendiri. Kira-kira baju yang seperti apa yang akan ia kenakan dan terlihat spesial dimata Marvel.

Kali ini ia akan membiarkan hatinya kembali kepada Marvel setelah memikirkan hal tersebut berkali-kali. Mungkin memang Anita seharusnya tidak lari begitu saja saat ada masalah dengan Marvel.

"Kamu udah ketemu bajunya?" Tanya Ranti. Anita menggelengkan kepala. Ia sedari tadi hanya melamun saja, melihat gaun-gaun yang terpajang dengan tatapan kosong.

"Aku.... Pakai baju yang ada dirumah aja, Ma." Ucap Anita ragu.

"Loh? Kamu memang bawa baju?" Tanya Ranti.

"Engga. Aku ngambil aja dari rumah."

Ranti menatap Anita lekat. Terdapat tatapan ragu di mata Anita. Ia memegang pundak Anita dengan senyuman lebar. "Kamu pergi sendiri, ya. Mama sama Jasmine aja pulangnya. Kamu selesaikan dulu masalah kamu dengan Marvel."

Anita menghembuskan nafas berat. Ia mengangguk dan tersenyum apda Ranti, lalu ia berpamitan dan meninggalkan toko baju tersebut.

***

Anita memarkirkan motornya di halaman rumahnya lalu ia membuka pagar berwarna hitam yang berukuran besar.

Ia memasuki rumah tersebut dengan wajah datar namun jantungnya terus berdegup kencang.

Saat pintu rumahnya terbuka, ia terkejut dan gelisah. Marvel keluar dengan ponsel di telinga dan dengan bersamaan, ponsel yang ada di saku celana Anita bergetar hebat.

Tatapan mereka bertemu. Anita mengambil ponselnya dan betul, Marvel yang menelponnya. Sudah 22 kali panggilan tak terjawab yang datangnya dari Marvel.

Ia mengusap ponselnya dan mengangkat telpon tersebut. Marvel dan Anita masih bertatapan, enggan memutuskan kontak mata mereka. Marvel mendekatkan ponselnya pada telinganya. Ia dapat mendengar deru nafas Anita yang tidak beraturan.

"Ha-halo?" Ucap Anita dengan nada suara yang bergetar. Melihat Anita yang ingin menangis, Marvel langsung lari dan ponselnya terlepas dari tangannya, sehingga terdengar suara hentakan di ponsel Anita.

Love is EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang