"Nanti sore barang-barangmu akan dikirim ke sana. Sekalian dengan barang barang Haechan juga, bukan begitu Pak Seo?" tanya ayah Mark yang baru sekali itu terdengar membuka mulut.Johnny Seo mengangguk.
"Selamat jalan!" kata Notaris yang mengesahkan surat perjanjian itu sambil menepuk bahu Mark.
"Selamat hidup baru, Haechan," kata ibu tiri Haechan tak mau ketinggalan. Masih dengan aksen Korea yang dipaksakan ia menambahkan lagi agak terpatah-patah, "Semoga bahagia."
"Nggak usah ngomong bahasa Korea kalau nggak bisa!" Tanggap Haechan ketus.
Ketika semua orang melambaikan tangan, Mark hanya membalas dengan tatapan geram, sementara Haechan sama sekali tak mau melihat ke arah mereka.
Sepanjang jalan motor itu dilarikannya sekencang mungkin. Biar setan ini mati ketakutan, desisnya dalam hati.
Haechan mencengkeram tengki bensin itu sekuat tenaga. la benci akan tubuhnya yang tak kunjung besar, sehingga mereka dapat memaksanya untuk duduk di depan, dalam pelukan Mark, dengan kaki tergantung, tak ubahnya bagai anak kecil yang diajak keliling kota naik motor.
Keduanya tak sadar bahwa sejak tadi motor mereka diikuti oleh sebuah Mercedez putih dari kejauhan.
"Saya gembira sekali bisa menyerahkan anak saya pada Mark," kata si pengemudi pada rekannya di sebelah. Saya yakin dalam tempo enam tahun Mark akan berhasil mengubah Haechan jadi sosok sebaik mendiang ibunya dulu."
"Sebaliknya Mark juga akan mengalami perubahan secara drastis. Tinggal bersama Haechan dan diserahi tanggung jawab sebesar itu akan membuatnya cepat dewasa. Tak perlu menunggu sampai enam tahun. Lihat saja, dalam waktu sebulan ia pasti sudah berubah."
"Tapi, Pak, bagaimana kalau perkiraan kita meleset?" sela penumpang wanita yang duduk di belakang.
"lbu ini selalu kuatir. Tak pernah berani mencoba. Perbaikan tak mungkin tercapai kalau sebagai manusia kita takut berusaha."
"Seandainya gagal pun itu masih lebih baik daripada tidak dilakukan sama sekali. Saya sudah tidak tahu lagi bagaimana harus mengajar anak itu. Sejak ibunya meninggal ia semakin tak dapat diatur. la tampak sangat membenci saya. Pandangan matanya seakan-akan menuduh bahwa sayalah penyebab kematian ibunya. Aneh, padahal dulu ia lebih dekat dengan saya daripada dengan ibunya..."
Setelah menyaksikan sepeda motor itu tiba dengan selamat di pekarangan sebuah rumah baru, Mercedez tadi pun meluncur laju ke luar kompleks. Masing masing penumpang memandang jauh ke depan. Berbagai macam pertanyaan meliputi pikiran mereka. Akan berhasilkah eksperimen ini? Bagaimana bila tidak? Salahkah mereka bila sampai terjadi akibat-akibat buruk? Lebih berat mana: kesalahan yang diakibatkan oleh gagalnya eksperimen itu atau kesalahan yang diakibatkan oleh kegagalan mereka masing-masing bila eksperimen ini tak pernah mereka coba?
"Sekarang kamu bebas,'" kata Mark sambil menanggalkan jaketnya. "Kamu boleh...." belum selesai ia bicara anak itu tiba-tiba menarik tangannya secepat kilat dan sebelum ia sempat berbuat apa-apa, dua baris gigi telah meninggalkan bekas pada pangkal tangannya.
Secara refleks sebetulnya ia ingin langsung menempeleng anak itu., Tapi untung segera terkekang oleh akal sehatnya. Kalau aku marah, setan ini akan punya alasan untuk berlaku semakin kurang ajar. Aku harus dapat bersikap masa bodoh untuk membuatnya bertambah jengkel.
la teringat akan masa-masa remajanya di sekolah. Hanya ada satu guru yang tahu betul cara menaklukkannya. Pak Sooman yang tak pernah menggubris ulah apa pun yang dilakukannya di kelas. Bahkan selalu memberinya pelajaran tambahan bila ulangan kimianya jeblok.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI PENGANTIN KECIL (MARKHYUCK)
Fiksi PenggemarMark hampir gila saat dia dipaksa menikahi seorang anak kecil, putera tunggal dari salah seorang paling berpengaruh di Korea Selatan. Kuliah saja tidak becus, bagaimana bisa menafkahi anak orang?? Ayah sinting mana yang dengan senang hati menikahkan...