Wallpaper Ponsel

112 13 2
                                    


Hari ini kelas XII mulai les untuk menghadapi UNBK di bulan April.

Sebagian siswa mengeluh karena waktu istirahatnya berkurang.

Sebagian lagi malah terlihat senang lebih lama di sekolah karena otomatis uang jajan mereka bertambah, juga numpang WiFi gratis.

"Dis, aku mau ke kantin. Ikut gak?"

Sima menghitung lima lembar uang kertas di genggamannya.

"Nggak, aku di kelas aja."

"Ya udah."

Selepas kepergian Sima, Disya menyibukkan diri dengan HP'nya.

Foto Nazmi yang tengah mengenakan sarung beserta kopyah terpampang jelas di layar HP.

Foto itu diambil Disya dari IG milik Nazmi minggu lalu.

"Dis, pinjem HPnya dong!"

Lagi-lagi Disya dikejutkan oleh kedatangan Rizal yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya kini.

"Buat apa?" tanya Disya penuh selidik.

"Buku Fisika milikku ketinggalan di rumah. Aku pinjem HP mu buat nelfon Bang Azar, biar nganterin  bukunya sekarang."

Disya menunjukkan wajah keberatannya untuk meminjamkan HP pada Rizal.

Ia takut Rizal membuka galeri dan mengetahui dirinya banyak menyimpan foto Nazmi.

"Kenapa harus HP aku? Pacarmu juga bawa HP toh?"

"Yaelah Dis, pelit banget sama tetangga sendiri juga."

Rizal menampilkan wajah kecewa yang dibuat-buat agar Disya tersentuh dan meminjamkan HPnya.

"Yaudah nih, nelfonnya di sini aja!"

Rizal tersenyum lebar, segera mengambil HP dari tangan Disya dan mulai memencet beberapa angka nomor Bang Azar.

"Dis, ada Ka Azam tuh di gerbang!"

Sima mendudukkan dirinya di samping Disya, memperhatikan Rizal yang tengah sibuk menelfon.

"Ah iya, makasih."

Disya segera berlari keluar kelas, menemui seorang laki-laki yang tengah duduk di jok motor berwarna hitam.

"Ka Azam!"

Yang dipanggil menoleh. "Belum masuk kan, Dis?"

"Belum, ada apa?"

Azam menyerahkan baju tidur motif Hello Kitty pada Disya.

"Nih pesenan kamu dari Ibu."

Disya tersenyum menerima bungkusan itu. "Ah iya, makasih Ka."

"Iya sama-sama." Azam mengelus puncak kepala Disya yang tertutup hijab dengan sayang.

"Udah gih masuk lagi, keburu bel."

"Oke, hati-hati ya Ka!"

Disya menyalami tangan Azam lantas segera pergi meninggalkan kakanya.

Bertepatan dengan bel masuk, Disya sudah sampai di kelas.

Namun kedua matanya tak melihat kehadiran Rizal di kelas. Seketika ia langsung panik mengingat ponselnya ada di cowok itu.

"Sima, liat Rizal?!"

"Dia udah balik ke kelas."

Disya lemas seketika. "Balik ke kelas?! Trus HPku?"

Sima mengerutkan kening, tak paham.
"HPmu? Kenapa?"

"HPku dibawa Rizal!"

Disya menelungkupkan wajah cemasnya diatas meja.

Hanya satu yang ditakutinya, foto di galeri Disya yang penuh oleh foto Nazmi.

"Nanti juga di kembaliin, Dis."

Sima berkata santai, tak mengerti bahwa keadaan Disya saat ini sangat ketar-ketir.

"Ya tapi kan ... gimana kalo Rizal buka-buka galeriku dan nemuin foto Nazmi?!" tanya Daisy penuh kekhawatiran.

"Ya bagus dong. " Sima tersenyum penuh makna.

"Loh... kok bagus?!"

"Biar dia tau, kalo kamu suka sama sahabatnya. Kan bisa jadi mak comlang tuh."

"Iiishhhhh!!!" Disya tak ragu mencubit lengan Sima dengan keras.

                     *****

"Rizal!"

Disya mempercepat langkahnya menghampiri Rizal yang tengah mengobrol dengan seseorang.

Begitu berdiri di hadapan cowok itu, tiba-tiba semua yang ingin Disya katakan hilang seketika.

Penyebabnya adalah orang yang berdiri di samping Rizal kini.

"Eh Dis, mau ngambil HP ya?"

Rizal mengeluarkan benda persegi panjang dari saku celananya.

"Makasih ya Dis. Sory tadi aku bawa ke kelas, soalnya udah bel sih."

Disya menatap kosong HPnya yang masih dalam genggaman Rizal, otaknya mendadak bekerja jadi lambat.

"Eh iya Dis. Btw ... walpaper HP kamu kok foto Nazmi?"

Tubuh Disya menegang seketika, wajahnya sudah memerah. Ingin sekali ia mencekik Rizak yang bicara tak tahu waktu.

Sedangkan Nazmi yang berdiri di antara Disya dan Rizal, menatap bingung keduanya.

"Aku .... balik!"

Disya segera mengambil HPnya dan bergegas melarikan diri dari hadapan dua cowok populer di sekolah ini.

Rasanya ia ingin menangis keras sambil memukul Rizal dengan puas.

___________
Lanjut=>

Memendam RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang