//4

695 58 7
                                    

BRAKKK

"Iden?? Kenapa??" Tanya Charisa panik, "Gatau Cha. Gue kayak nabrak sesuatu, bentar gue turun dulu" jawab Friden.

Friden, Sam, Deven dan Gogo turun dari jeep lalu melihat apa yang ditabrak oleh Friden.

Namun nihil, mereka tidak menemukan apapun. "Sumpah gue tadi kayak nabrak sesuatu, tapi kok gaada ya??" Tanya Friden kebingungan. "Gue juga tadi ngerasa ada orang yang lewat" sambung Sam.

Deven melihat sekeliling, disini sangat sepi. Tidak mungkin ada orang yang jalan sendiri. "Eh woi ini apaan" teriak Gogo. Deven menghampiri Gogo, didepan jeep milik Friden ada beberapa helai rambut bewarna putih dan bercak darah.

Seketika mereka menjadi merinding, tak bisa dipungkiri bahwa Friden, Sam, Gogo dan Deven ketakutan. "Ven?? Gimana??" Tanya Friden was was.

"Lupain aja, jangan kasih tau yang cewek. Apalagi Ucha sama Anneth, kalian tau sendiri mereka gimana" jawab Deven. Mereka pun mengangguk dan kembali masuk kedalam jeep.

"Kenapa Ven?? Go?" Tanya Mirai, "Oh, gapapa kok. Tadi Iden nabrak batu" jawab Deven, bohong.

"Hahaha iya, kira gue. Gue nabrak kucing" ucap Friden. "Wah parah sekarang ngomongnya lo-gue yaa" kata Gogo mencairkan susana, "Serah lo dah"

Jeep pun kembali berjalan, Charisa memandang Deven curiga. Sepertinya ada yang ia sembunyikan, saat Charisa akan menanyakan apa yang terjadi tadi, tiba tiba ia mencium bau amis darah. Dan Charisa tidak kuat dengan yang berbau amis.

"Woi!! Ada yang lagi halangan gak??" Tanya Charisa tiba tiba. "Gue enggak" jawab Anneth.

"Aku enggak, udah selesai"

"Aku juga enggak Cha"

"Enggak tuh, kenapa sih Cha??"

"Ngerasa bau amis darah gak sih??" Tanya Charisa lagi. Mereka semua menggeleng, "Gak bau apa apa juga Cha"

Saat Charisa melihat kearah Deven, ia terkejut melihat tangan Deven yang berlumuran darah. "Astaga Ven!! Ta-tangan lo..." Pekik Charisa.

Deven melihat kearah tangannya, "Tangan gue?? Tangan gue kenapa?? Gaada apa apa juga" ucap Deven sambil melihat kearah tangannya. "Enggak Ven, itu lo ada darah!!" Elak Charisa.

"Mana ada darah?? Ini tangan gue bersih gini"

Anneth memandang Charisa heran, "Cha lo kenapa sih?? Liat tangan Deven gaada apa apa juga" ucap Anneth. Seketika kepala Charisa pusing, "arghhh" rintih Charisa.

Friden memberhentikan mobil dan langsung menuju belakang, ketempat Charisa. "Cha?? Kenapa??" Tanya Friden khawatir.

Joa terus memegang tangan Charisa yang panas, "Tangan Ucha panas Den" ucap Joa. Anneth mendekati Charisa yang sudah pingsan. "Hei Cha?? Lo bisa denger gue gak?" Bisik Anneth.

Sadar tak sadar, Charisa mengangguk pelan. Anneth memandang semua teman temannya, "Den. Kita sekarang ada dimana?" Tanya Anneth.

"Ditengah hutan, kenapa??"

"Pikiran kalian jangan ada yang kosong ya, gue tau kalian tadi bukan nabrak batu"

Anneth kembali membisikkan sesuatu, "Cha denger gue. Fokus ke suara gue, dimana pun lo. Fokus ke suara gue, ikutin arah suara gue... Jangan berpikir lo sendiri, anggep aja gue sama yang lain ada disamping lo..." Anneth berhenti sejenak untuk menarik nafas, "Bayangin Joa lagi pegang tangan lo. Dan Joa nunjukkin arah jalan lo keluar, jangan lepasin tangan Joa. Sekarang.... Lari!" Bisik Anneth.

Joa meremas tangannya sendiri, pegangan Charisa terlalu keras. "Neth, Ucha kenapa??" Lirih Joa sambil menahan sakit. "Tadi ada perempuan yang ganggu Aca pengen masuk ketubuh Charisa. Lo jambak rambut gue aja Jo kalau lo sakit" ucap Anneth. Namun Joa menggeleng.

LIFIA(TAMAT)Where stories live. Discover now