Hari ini juga Reval berangkat ke Bandung bersama om David, Reza dan tentu saja Salsa. Ucapan Reval bener-bener direalisasikan. Dia tidak mau menunda lagi untuk melamar Salsa dan menjadikan gadis itu istrinya. Dia takut kalau terlalu lama Salsa berubah pikiran dan meninggalkannya.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka sampai ke Bandung. Bahkan sekarang mereka sudah duduk di meja makan yang sudah dipersiapkan oleh orang tua Reza. Mereka memulai makan malam terlebih dahulu sebelum membahas soal lamaran dan pernikahan Reval dan Salsa.
"Maaf pak, bu maksud kedatangan saya dan anak saya kemari bermaksud untuk melamar Salsa" om David memulai pembicaraan ketika mereka selesai makan malam dan duduk di ruang keluarga.
"Kalau kami sich tidak keberatan dan setuju apalagi saya sangat senang jika harus berbesan dengan Pak David, tapi semua itu saya serahkan kepada Salsa karena bagaimanapun Salsa yang akan menjalaninya" ayah Reza menjawab sesopan mungkin supaya tidak menyinggung perasaan rekan kerjanya sekaligus calon besannya ini.
"Bagaimana Salsa?" Om David kembali bertanya dan menatap Salsa. Salsa yang ditatap seperti itu tersenyum malu apalagi sedari tadi Reval tak pernah berhenti memandangnya.
"Iyah Salsa mau" Salsa tersenyum dan semakin menundukkan kepalanya. Sementara Reval tersenyum mendengar ucapan gadisnya apalagi dia tau gadisnya sedang malu karena dia tak mengalihkan pandangannya dari Salsa.
Semua orang tersenyum bahagia mendengar jawaban Salsa. Terutama Reval karena tidak lama lagi Salsa akan menjadi istrinya.
"Kalau begitu bagaimana jika kita menentukan hari pernikahannya sekarang juga" Ayah Reza yang senang akan jawaban Salsa langsung mempertanyakan hari pernikahan putrinya.
"Bagaimana kalau minggu depan om?" Reval yang sedari tadi diam akhirnya mulai berbicara.
"Apa ngga terlalu cepat nak Reval?"
"Saya rasa tidak, saya tidak mau menunda lagi karena saya tidak mau kehilangan Salsa untuk yang kedua kalinya" Reval memberikan alasan yang cukup membuat pipi Salsa merona.
"Baiklah kalau gitu. Kami akan mempersiapkannya" ibu Reza angkat bicara dan setuju dengan ucapan Reval
"Tidak perlu tante biar saya sendiri yang mempersiapkannya" Salsa menatap Reval aneh yang dibalas Reval seringaian.
******
Akhirnya pernikahan Salsa dan Reval sepakat dilakukan pada hari minggu. Reval mulai sibuk mempersiapkan acara pernikahannya. Mulai dari undangan, catering, gedung dan gaun. Semua Reval yang menyiapkan. Entah kenapa Reval begitu bersemangat menyambut hari pernikahannya yang akan datang.
Drrt drrt drrt
Ponsel Reval berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Reval tersenyum ketika melihat siapa orang yang menelponnya.
'My lovely calling'
"Halo sayang" tanpa pikur panjang Reval mengangkat teleponnya dengan senyum yang tak pernah pudar
"Kamu lagi dimana? Katanya hari ini kita fitting baju dan beli cincin pernikahan" jawab seseorang diseberang sana yang tak lain adalah Salsa
"Iyah maaf yah sayang aku masih dikantor nih, bentar lagi aku berangkat"
"Apa? Jadi kamu masih dikantor dan membiarkanku menunggu hampir 20 menit. Kamu bener-bener tega" jawab Salsa dengan nada yang mungkin terdengar kesal. Padahal Reval yang berjanji tapi malah dia yang telat.
"Iyah iyah maaf yah sayang udah membuat kamu menunggu. Aku berangkat sekarang"
"Yaudah hati-hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life
Romanceseseorang yang sudah tiada apakah masih bisa kembali ? berkumpul, berbagi rasa bersama atau hanya akan menjadi suatu kenangan yang indah. Entahlah aku tidak tahu. Yang aku tahu dia tidak akan kembali untukku, dia hanya akan menjadi kenangan yang ind...