14 tahun kemudian ....
"Papa ayo berangkat Bunga sudah telat nie" teriak seorang gadis berusia 15 tahun ini memanggil papanya
"Iyah sebentar sayang" seorang laki-laki paru baya berusia sekitar 37 tahun ini keluar dari sebuah rumah dengan tergesa-gesa. Dia menghampiri gadis itu yang sudah memasak wajah cemberutnya.
"Ayo sayang kita berangkat" mereka berdua memasuki mobil dan meninggalkan pekarangan rumah itu untuk memulai aktifitas masing-masing
Sudah 14 tahun setelah kejadian itu. Kejadian yang membuat orang yang dicintai pergi untuk selamanya. Kejadian yang membuatnya menanggung penyesalan yang begitu besar.
Reval Raditya Erlangga, laki-laki yang bahkan sampai saat ini masih mencintai mendiang istrinya. Laki-laki yang menanggung sebuah penyesalan karena menyebabkan istrinya pergi. Laki-laki yang bahkan sampai saat ini belum menemukan pengganti istrinya dan bahkan tidak akan pernah bisa menemukan pengganti istrinya.
Namun satu yang dia syukuri. Dia masih diberi kesempatan untuk merawat dan membahagiakan Bunga Alkarina Erlangga, putri yang sangat dicintainya.
Setelah kejadian itu Reval membentengi hatinya untuk perempuan lain termasuk Dira. Bahkan membuat Dira terpuruk kembali. Beruntung ada Reza yang membuat Dira bangkit dan perlahan membuat Dira jatuh hati kepada Reza. Saat ini Dira dan Reza sudah menikah dan dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Alvan Leonard.
*****
Reval termenung sendiri didalam kantornya. Mengingat kejadian dimasa lalu. Dia memang selalu terlihat tegar didepan orang lain. Walaupun hatinya rapuh.
"Aku kangen kamu Sa, kangen banget" Reval menatap foto Salsa yang terletak dimeja kerjanya. Bahkan sampai saat ini bayangan Salsa tidak pernah hilang dihidupnya
Cklek
Seseorang membuka pintu tanpa memgetuk terlebih dahulu. Sudah kebiasaannya memang jika masuk kekantor sahabatnya ini.
"Loe ngelamun lagi Val" ucapan Reza membuyarkan semua lamunan Reval tentang Salsa. Dia menatap Reza dan tersenyum.
"Sampai kapan loe kayak gini. Salsa udah ngga ada Val, biarin dia tenang disana. Dan loe, carilah kebahagiaan loe sendiri. Leo jangan kayak gini terus karena Salsa ngga akan suka ngelihat loe kayak gini"
"Gue ngga tau Za, rasanya gue nyesel banget kalau inget kejadian itu. Coba aja gue ngga main api sama Dira pasti Salsa masih ada bersama kita" Reval menatap Reza nanar. Terlihat dimatanya bahwa penyesalan yang ditanggungnya begitu besar
"Semuanya sudah takdir Val. Sudah takdir Salsa pergi dengan cara seperti itu. Gue mohon loe lupain Salsa, masih ada gue dan yang lain yang sayang sama loe. Loe ngga sendirian Val. Dan loe harus inget, Bunga butuh loe" Reval tersenyum mendengar ucapan Reza. Reza benar masih ada Bunga yang butuh kasih sayangnya. Masih ada Bunga yang harus dia jaga. Dia janji ngga akan lalai lagi menjaga orang yang disayanginya.
*****
Bunga pergi kekantor ayahnya. Sudah kebiasaannya sepulang sekolah selalu kekantor ayahnya. Bahkan dia tidak perlu repot untuk mengganti baju seragamnya.
Bunga melakukan ini karena Reval. Dia tau ayahnya itu masih sangat terpukul atas kepergian mamanya. Bahkan dia tau semua cerita masa lalu mama dan papanya. Awalnya dia sangat kecewa karena papany mengkhianati mamanya yang membuat mamanya pergi. Tapi dia sadar bahwa semuanya sudah takdir. Mungkin mamanya sudah bahagia disana.
Tidak butuh waktu lama Bunga tiba di kantor papanya. Dia langsung memasuki kantor itu dan melangkah menuju ruangan papanya yang sangat dia hafal.
"Papa" tanpa mengetuk pintu dia masuk dan teriak memanggil papanya. Reval melihat kelakuan anaknya yang tidak pernah berubah.
Bunga yang melihat ada orang lain diruangan Reval menjadi malu atas kelakuannya. Untuk sekian kalinya dia merutuki kebodohannya yang masuk tanpa mengetuk pintu. Orang yang berada diruangan itu yang tidak lain klien Reval menatap gadis itu dan menahan tawanya ketika melihat muka memerah gadis itu.
"Masuk aja nak, ngapain berdiri disitu?" Reval mencoba mencairkan suasana yang sudah canggung
"Maaf pa, Bunga tidak tau kalau ada klien papa" Bunga menatap ayahnya dengan wajah merah menahan malu
"Iyah ngga papa, kamu duduk disitu sebentar lagi papa selesai" Reval menunjuk sofa yang berada diruangannya
Bunga menuruti perintah ayahnya dan duduk manis disofa itu. Sesekali dia melirik keayahnya yang sibuk membahas kerjaan yang tidak dia tau sama sekali kepada kliennya. Tak jarang wajahnya memerah ketika melihat klien ayahnya.
Reval selesai metting dengan kliennya. Bahkan kliennya sudah meninggalkan ruangan ini. Dan dia masih menatap wajah anaknya yang masih merah karena malu.
"Hahahahahhahaha" tawa Reval pecah ketika mengingat tampang anaknya. Entah kenapa wajah anaknya yang memerah membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan.
"Papa kok ngetawain sih" wajah Bunga berubah cemberut ketika ayahnya menertawakannya. Tak jarang ayahnya menertawakan kebodohannya yang membuatnya kesal setengah mati.
"Habis kamu lucu sih. Papa kan sudah bilang ketuk pintu dulu. Dasar ceroboh" Bunga menatap ayahnya dengam wajah yang sangat kesal.
"Udah dong jangan cemberut gitu, nanti ngga cantik lagi loh" lanjut Reval ketika mendapati anaknya yang memandanya dengan pandangan kesal.
"Papa nyebelin"
"Iyah maaf. Jangan ngambek lagi yah" Reval memeluk putrinya dengan sayang. Bunga memejamkan matanya menikmati pelukan ayahnya
"Bunga ngga papa selalu ceroboh dan menahan malu asal kan Bunga bisa melihat papa tertawa lepas seperti tadi" Bunga mengeratkan pelukannya. Sementara Reval terdiam mendengar ucapan putrinya
"Maaf yah sayang, papa belum bisa jadi papa yang baik buat kamu"
"Papa selalu jadi yang terbaik buat Bunga. Bunga sayang banget sama papa"
"Papa juga sayang Bunga"
******
Bunga dan Reval berdiri disamping sebuah makam yang masih sangat terawat. Mereka menatap makan itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Ada kerinduan yang begitu dalam.
"Ma, Bunga dateng lagi ni. Seperti biasa Bunga bawain mawar putih kesukaan mama. Mama yang tenang yah disana. Bunga janji akan jaga papa dan bahagiain papa. Bunga sayang mama" Bunga tersenyum dan mencium nisan yang bertuliskan Thea Salsabila.
Reval merangkul pundak Bunga berusaha menguatkannya. Dia tau bahwa gadis kecilnya ini sangat merindukan kasih sayang ibunya.
'Aku sudah menepati janjiku kan. Aku akan selalu cinta dan sayang kamu. Aku juga akan menjaga dan membahagiakan kamu. Kamu yang tenang disana. Aku pergi dulu yah, nantu aku pasti akan kesini lagi' batin Reval
Reval menggandeng tangan putrinya dan meninggalkan makan itu. Makan seseorang yang sangat berarti dihidupnya. Makam seseorang yang sangat dia cintai hingga saat ini.
Kehidupan memang sebuah misteri yang harus kita jalani. Tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi dimasa depan. Masa lalu hanya sebuah pelajaran. Pelajaran untuk hidup yang lebih baik dimasa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life
Romanceseseorang yang sudah tiada apakah masih bisa kembali ? berkumpul, berbagi rasa bersama atau hanya akan menjadi suatu kenangan yang indah. Entahlah aku tidak tahu. Yang aku tahu dia tidak akan kembali untukku, dia hanya akan menjadi kenangan yang ind...