#4 Kecewa

59 8 6
                                    

Aku

Aku adalah aku...
Dan kau adalah kau dan diriku...


Kevin terbangun dari tidurnya ketika cahaya matahari menerobos celah tirai apartment Lyra.

Setelah ia membuka matanya,  ia hanya terdiam berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit kamar dan melamun,

"Sebenernya kenapa ya gue bisa berada di tempat ini?  Dan hadir sebagai kepribadian kedua Lyra...

hhh... gue gak pernah bayangin kalo Tuhan bakal ngasih gue takdir yang seperti ini. Kenapa Tuhan gak mentakdirkan gue untuk hidup di tubuh gue sendiri?

Tapi yang paling bikin gue pusing adalah fakta bahwa gue berumur 18 tahun, lantas selama 17 tahun kebelakang gue itu apa....??

... hhh...  Dunia ini emang penuh misteri" gumam Kevin

Kevin pun beranjak dari ranjangnya dengan penampilan khas bangun tidur.

"Duh gue laper..." Kevin berjalan menuju kulkas sambil mengusap-usap  perutnya.

"Wawww ada banyak banget makanan di kulkas! Ngapain si Rara masak masakan banyak gini?!"

Karna penasaran Kevin pun menutup kembali pintu kulkas dan pergi menuju kamarnya untuk melihat barang kali Lyra meninggalkan pesan untuknya.

Kevin pun membaca pesan dari Lyra

"Gilaa baik banget kamu Ra..." balas Kevin.

Kevin pun memakan makanan yang telah disiapkan oleh Lyra dengan sangat lahap.

Kevin berpikir untuk membelikan Lyra ice cream nanti,  tentu dengan ucapan terimakasih.




*Di perpustakaan sekolah

Kevin dan Rhesa berjalan sambil membawa buku paket biologi untuk diserahkan ke petugas perpustakaan.

"Eh ehh.. tunggu Ra... itu gebetan lu tuh" Rhesa menunjuk sesosok lelaki yang sedang belajar di pojok ruang perpustakaan.

"Gebetan apaan?" Kevin terlihat tidak peduli.

"Halah... kemaren aja lu bilang suka banget sama si Ardan anak IPS 3 itu. Sampe lo nekat minta nomor WA dia ke temen sekelasnya. Dan sekarang lo pura-pura gak suka. Lo punya penyakit amnesia ya? " gerutu Rhesa.

"Iya gue punya amnesia" jawab Kevin singkat.

*Di kelas

Kevin mengambil ponsel milik Lyra di tasnya.

Setelah Kevin memiliki ponsel sendiri,  Kevin sudah tidak pernah lagi membuka ponsel milik Lyra. Tapi kini Kevin mencoba membuka lagi ponsel Lyra dengan menggunakan sidik jari.

Matanya mencari dimana letak aplikasi WA berada.

Setelah beberapa saat kemudian Kevin pun sudah membuka roomchat Lyra dengan Ardan.

'Malam Ardan. Makasih hari ini udah ngajak gue nonton :)'

'Iya sama-sama. Bulan depan lo mau gak ke rumah gue,  gue ngadain party kecil-kecilan?

'Ada acara apa emangnya?'

'Gue ulang tahun. Pastiin lo dateng ya :)'

'Oh oke deh. Emang rumah lo dimana? '

'Deket kok,   di belakang sekolah'

'Oh gitu'

'Okey deh,  gue gak sabar pengen ketemu lo lagi Ly :)"



Membaca itu entah mengapa perasaan Kevin menjadi aneh. Ada rasa marah,  khawatir,  dan kesedihan. Itu semua campur aduk membuat suasana hatinya menjadi buruk hari itu.


*sepulang sekolah

Seperti biasa,  setelah bel pulang Kevin selalu menyempatkan untuk bergabung dengan ekskul basket.

*2 jam kemudian

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 petang. Kevin berpamitan dan kemudian berjalan pulang.

Di perjalanan Kevin melihat Ardan. Lelaki yang Lyra suka. Ia dengan seragam sekolahnya sedang duduk bersama beberapa pria sedang merokok dan meminum kopi.

Kevin memperkecil langkahnya.

"Eh kapan lu bisa ngajak si Lyra ke rumah lu? " ucap salah seorang dari mereka.

"Bulan depan,  tanggal 16. Gua bilang kalo gua ultah"

"Yaelah lama!"

"Lu yakin gak dia cewek cantik? "

"Pasti dia cantiklah. Mulus lagi"

"Enak tuh dicicipi hhahha... "

"Pastinya hhahaa..." jawab Ardan

Mendengar percakapan antara Ardan dan teman-temannya yang berencana untuk melakukan hal buruk terhadap Lyra,  Kevinpun berjalan melewati mereka sambil bersembunyi.

*apartment

Kevin segera mengetik pesan untuk Lyra.

"Ra!! Gue mau ngomong serius sama lo. Lo jangan ke rumah Ardan! Dia orang jahat Ra. Sekali lagi gue ingetin,  lo jangan ke rumah Ardan ya Ra!"

Malam itu Kevin benar-benar diselimuti oleh ke khawatiran pada Lyra,  takut jika Ardan dan teman-temannya melakukan hal buruk kepadanya.

...

*beberapa hari kemudian

Lyra sudah kembali ke tubuhnya.

"Wahh ada ice cream" Lyra sangat senang ketika hendak mengambil air di kulkas,  ia melihat ada 3 kotak ice cream di freezer.

Dan di pintu kulkas,  ada surat ucapan terimakasih Kevin karna Lyra telah memasak untuknya.

"Makasih atas makanannya Ra. Gue suka❤️"

Lyra pun tersenyum malu.

"Pake emot love segala hhaha"

Lyrapun mengambil ice cream itu dan berjalan menuju sofa.

Namun tiba-tiba,
Lyra merasakan kepalanya sangat sakit.

"Hah.. masa gue bakal bertukar lagi sama Kevin?  Gak mungkin..." ngumam Lyra

Entah mengapa kali ini Lyra merasakan sesak di dadanya.

Ukhhuukk...ukhukk...

"Apa?! Darah?!" Lyra syok ketika mengetahui batuknya mengeluarkan darah.

Lyra terpaku untuk sementara.

Merasa sakit kepalanya menjadi kian menyakitkan,  Lyra memutuskan untuk menelpon dokter agar datang ke apartmentnya.

Tak lama setelah itu keseimbangan Lyra menjadi buruk,  ia pun terjatuh ke lantai dan kehilangan kesadarannya...

....

...

Ttutt~~tutt~~tutt~

Lyra membuka matanya dengan perlahan. Seketika dokter langsung mengecek keadaannya...

"Bagaimana perasaan mu nak? " tanya dokter

"Kepala saya sakit..." jawab Lyra

"Tapi sakit kepalamu menjadi lebih ringan dari sebelumnya kan nak? Soalnya kami sudah memberimu obat sakit kepala"

"Saya kenapa dok? " tanya Lyra dengan suara yang lemas

"Kamu mengidap penyakit COPD" jawab dokter ragu

"COPD itu apa dok? "

"Chronic obstructive pulmonary disease. Penyakit ini disebabkan karena kebiasaan merokok yang sudah sangat buruk.  apalagi jika seorang wanita yang merokok,  kemungkinanya menjadi sangat besar" ucap dokter ragu.

"Merokok?!"

Lyra tidak percaya dengan apa yang telah Kevin perbuat. Ia merasa sedih, tapi  lebih tepatnya,

Kecewa.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatuh Cinta Pada Kepribadian KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang