00

2.1K 164 45
                                    



Fajar

.

Setiap orang punya awal baru dalam fase hidupnya. Dimulai dari awal kehidupan saat lahir, awal bertumbuh, awal sekolah, awal kuliah, awal bekerja, awal punya sahabat, awal punya musuh, awal kenal cinta, juga awal patah hati. Sebagai seseorang yang sudah hampir seperempat abad dianugerahi kehidupan, Fajar rasanya sudah melalui semuanya. Fase terakhir bahkan baru saja ia alami. Yang lagu dangdut bilang dari pada sakit hati lebih baik sakit gigi itu benar adanya. Fajar tidak bisa cari pain killer yang pas untuk membuat nyeri di dadanya reda. Lalu ia pun teringat kalimat sederhana para tetua,

'Kalau nggak mau sakit ya nggak usah nyari - nyari penyakit.'

Tapi yang ini bukan penyakit, namanya cinta. Meski ujung - ujungnya bisa juga jadi penyakit. Terserah bagaimana sang Maha cinta menuntun hati untuk memilih. Seperti hari itu, saat Fajar memilih untuk mundur demi kebaikan Atta, juga kebaikannya.

"Salut gue sama lo Jar. Gue bangga sama komitmen lo." Ujar Genta saat mereka berkumpul di Meraki seminggu setelah hari pernikahan Opik yang juga jadi hari resminya Fajar kembali menjomblo.

"Coba kalo si Oik, udah bunuh diri kayaknya." Kalimat Aji membuat meja keramat mereka kembali heboh karena tawa.

"Laki yang beneran laki tu harus bisa dipegang omongannya Jar." Yogi yang sejak tadi menyimak cerita Fajar akhirnya buka suara. Kalimatnya barusan membuat keriuhan meja mereka reda. Enam pasang mata kemudian serentak menatap balik Yogi.

"Lo punya komitmen jaga hati lo, jaga si Atta. Tapi apa komitmen lo yang beneran jaga hati buat Atta sampai halal bisa dipegang?" Omongan Yogi membuat lima pasang mata kini beralih menatap Fajar.

"Insya Allah Ko. Gue udah janji sama dia." Jawab Fajar yang wajahnya kembali sendu.

"Janji tu berat Jar." Imbuh Reki, membuat teman - temannya yang lain mengangguk.

"Inyong sependapat sama Yogi. Sing penting koen harus jaga janji. Inyong bisa liat kayak apa hatinya si Atta buat koen."

"Intinya mah selamat menempuh fase baru Jar. Maneh mah nggak akan pernah sendirian." Tambah Opik menatap manik mata adik iparnya itu.

"Yaaah. Bisa rembes lagi air mata." Sahut Oik yang tadi diam sambil mencemili kentang goreng.

"Eta mah lau." Sembur Opik tapi ikut tertawa.

"Eeee pada nggak percaya. Ceritain Ji." Oik menoel lengan Aji yang duduk di sebelahnya.

"Andai engkau tauuuuuu." Aji malah menyanyikan lagi soundtrack 17 November nya Fajar dan Atta.

"Betapa ku menciiintaaaa." Oik ikut berkolaborasi.

Kemudian meja mereka berubah jadi meja karaoke lagunya Afgan. Sudut belakang Meraki itu kembali heboh layaknya lapak tukang obat di pasar. Kehebohan yang tidak pernah gagal membuat Fajar tersenyum. Mereka yang membuat Fajar tahu bahwa ia selalu punya tempat pulang dan mengadu selain rumahnya di Bandung.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Atta

.

Jika setiap cerita dalam hidup seseorang itu harus diberi judul, Atta akan menulis Tak Lagi Sama untuk cerita hidup yang baru saja ia mulai. Satu judul cerita yang baru saja selesai berjudul Fajar, Terang Dalam Gelap. Ia tahu, bukan hal aneh jika kisahnya dan Fajar selesai dengan komitmen saling menjaga sampai halal. Karena ia kenal Fajar yang sejak awal mereka bertemu pun selalu menjaga pandangannya. Lalu jika ditengah jalan komitmen Fajar sempat goyah oleh cinta mereka, Atta mewajari jika sang penerang itu memilih mundur. Tapi Atta tidak bisa bohong kalau hatinya perih saat semua tak lagi sama dengan waktu ia dipanggil Ibu PW oleh sahabat- sahabatnya Fajar.

"Gue mau pulang ke Surabaya Bang." Ucap Atta yang duduk di depan Reki di salah satu meja Meraki, dua hari setelah pernikahan Opik.

"Kok mendadak mau balik Surabaya?" Tanya Reki yang sebenarnya sudah curiga dengan permohonan cuti Atta beberapa hari sebelumnya.

"Ibu harus istirahat total dulu Bang. Nggak ada yang jagain. Mas Ian sama Bapak kan kerja." Jawab Atta.

"Bener mau jagain Ibu bae?" Selidik Reki.

Atta lalu menunduk. Reki pasti sudah tahu apa yang terjadi di Bandung tempo hari.

"Yo wes. Kalo menurut koen balik kampung bisa jadi obat galau paling mantul, ya inyong ora bisa ngelarang. Sing penting koen iso tenang. Iso move on." Biar bagaimanapun, Reki sudah menganggap Atta itu sebagai adik ipar. Meskipun sekarang statusnya jadi mantan. Atta mencoba tersenyum.

"Kapan mau koen mau pulang?" Tanya Reki lagi.

"Lusa Bang. Insya Allah dijemput Mas Ian." Jawab Atta.

"Yaaah, lapak inyong balik maning jadi sarang penyamun. Untung ganteng kabeh." Tawa wiper mobil khas Reki bisa sedikit jadi penawar kabut di pikiran Atta.

Lusa yang dijanjikan pun rasanya datang agak cepat dari biasanya. Semua barang sudah rapi dalam kotaknya masing - masing. Dibantu Eva yang jadi saksi hidup kisahnya dengan Fajar, Atta mulai mengangkat kotak itu satu persatu ke teras depan kamarnya. Matanya menatap pagar hitam depan kosan yang tidak tertutup sempurna. Lalu kilasan kehadiran terakhir Fajar disana terulang begitu saja.

"Ta." Eva cepat - cepat menoel lengan sahabatnya yang masih pasang wajah sendu itu.

"Kapan mau move on nya kalo bengong mulu? Gue udah rela, ikhlas bayar kosan lebih gara - gara lo minggat tengah bulan gini. Asal lo tenang gue mah gapapa, beneran. Lo jangan sia - siain pengorbanan gue, ya." Ucap Eva yang berhasil membuat Atta tersenyum.

"Ikhlas tapi masih aja lo sebut." Sahut Atta lalu keduanya tertawa.

"Gue pamit ya Va. Makasih buat semuanya." Atta memeluk sahabatnya itu dengan mata berkaca - kaca. Entah apa jadinya jika malam sepulang dari Bandung waktu itu tidak ada Eva yang bersedia jadi pendengar setia sampai subuh.

"Pasti bakalan kangen banget gue sama Lo, Ta." Eva balas memeluk Atta.
"Lo kuat. Pasti bisa." Lanjut Eva sebelum Atta melangkah ke dalam mobil yang dikemudikan Adrian.


Ada yang bilang, jangan pernah bilang selamat tinggal, karena selamat tinggal bisa memupus harapan. Jadi, sampai bertemu lagi Jakarta.

.
.
.
.
.
.
.
.

Thank you for the memories
They make me smile, I'll try to live well
I'll become a better person

Let's meet again when the sandglass gets flipped over

.
.
.
.
.
.
.
.






BAGAIMANA BUCIN FAJAR YANG BUDIMAN? ARE YOU READY TO TAKE THIS RIDE WITH US?

:)

Terima kasih sudah mau membaca :)


Much love

D

[✔️] Infinity [YNWA AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang