13.1 [Finish?]

312 54 32
                                    


"Atta?"

"Hai, Jar."

Bulan dan tahun berlalu tanpa kabar dan akhirnya hari ini datang. Hari dimana Fajar bisa bertemu tatap lagi dengan wajah cantik ini.

Dalam sekian detik Fajar bisa tahu kalau di wajah ini tidak banyak yang berubah. Rambutnya yang sebahu, wajahnya yang bersih, oh ia sekarang memakai sedikit riasan. Mungkin karena statusnya bukan lagi mahasiswi yang kerja part time. Dan perbedaan lain yang Fajar sadari adalah sorot mata yang sangat berbeda. Tidak ada lagi sorot bahagia dan hangat seperti dulu. Memangnya apa yang bisa ia harapkan dari sekian lama menghilang meninggalkan kosong yang tidak pasti? Harusnya Fajar bersyukur karena Atta masih balas menyapa alih - alih membuang muka.

"Kamu kerja disini?" Fajar gagal menahan rasa ingin tahunya.

"Udah pada kenal ya ternyata? Kalau gitu gue nggak perlu ngenalin partner gue ini lagi kan? Kita tugasnya bikin desain story board bareng." Ujar Nanda yang hari ini sepertinya juga jadi jubirnya Atta. Si plontos itu menatap Fajar dan Atta bergantian. Agaknya ia mulai bisa membaca ada aura canggung antara keduanya.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi semuanya. Terimakasih atas kesediaannya untuk hadir pada meeting perdana kita hari ini. Seperti yang sudah direncanakan, meeting hari ini nggak bakal serius, nggak bakal jelimet. Kita mulai dengan perkenalan dulu walaupun diantara kita mungkin ada yang udah kenal sebelumnya." Mukadimah Mas Wawan si ketua divisi mengembalikan konsentrasi Fajar yang masih belum pulih dari kagetnya. Pikirannya masih campur aduk tak karuan.

"Selamat pagi, salam sejahtera semuanya. Saya Prayogi Tjandra, Manager Produksi yang ditugaskan untuk mewakili perusahaan untuk meeting perdana dan membahas kelanjutan realisasi dari project yang sudah dirancang sebelumnya. Saya datang bersama empat orang rekan saya. Saya sendiri Yogi manager produksi, dari sebelah kanan saya Bang Ardi bagian konstruksi, Mba Alani bagian marketing, Mas Cipto bagian finance dan Fajar bagian IT." Gantian Yogi yang memperkenalkan tim dari Jakarta satu persatu. Ia menatap Fajar dan Atta bergantian di akhir kalimatnya.

"Seperti yang tadi Mas Wawan bilang, mungkin diantara kita udah ada yang kenal karena kayak saya sama Atta, kita dari satu kota sama sama arek Surabaya, saya sama Mas Wawan sebelumnya juga pernah ketemu walaupun mungkin nggak yang sampai ngobrol banyak ya Mas." Yogi melirik Wawan sekilas sambil tersenyum.

"Semoga kerjasama kita kedepannya bisa berjalan lancar, sesuai dengan rencana, nggak ada drama, ya semoga apik lah. Aamiin." Sambung Yogi yang disahuti 'Aamiin' oleh yang lain.

Kalimat berikutnya tidak begitu jelas lagi bagi Fajar karena ia sibuk berkompromi dengan masa lalu dan rasa ingin tahunya yang kian membuncah. Meski sangat ingin tahu, toh nyatanya ia masih bungkam sampai saat mereka mulai sarapan yang sudah telat itu.

"Rawon masih paling mantep si emang." Sapa Nanda lalu mengambil tempat disebelah Fajar.

"Setuju." Sahut Fajar lalu mulai makan bersama Nanda. Jujur, rawon yang sedang ia santap ini rasanya belum seenak buatan Bu Ana. Lagipula kupu-kupu mulai beterbangan di perutnya sejak tadi, jadi Fajar tidak yakin bagaimana rasa rawon dalam mulutnya itu bagaimana.

"By the way lo kenal Atta udah lama ya?" Lanjut Nanda diantara sarapannya. Si plontos itut rupanya belum lupa dengan pertanyaannya yang terpotong sesi meeting tadi.

"Lumayan." Jawab Fajar sambil mengangguk.

"Kenal dimana bro? Soalnya kita kan beda kampus. Seinget gue dia dulu introvert parah terus gila kerja. Pernah satu kerjaan?" Nanda masih usaha mengorek info.

"Atta sama Fajar dulu pernah sama - sama kerja di kafe temen gue pas mereka skripsian." Yogi bergabung dengan Fajar dan Nanda sambil menenteng piring berisi potongan semangka.

[✔️] Infinity [YNWA AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang