4.Senja : Ketika Hati Berbicara

18 6 0
                                    

Setelah selesai makan siang,senja berjalan menuju ruang keluarga. Rumah yang cukup besar dengan nuansa klasik. Dinding bermotif dan warna coklat menambah kesan elegan.

"suasana yang sama" bathin senja.

Setiap hari suasana yang sama tak ada yang beda. Ayahnya selalu sibuk bekerja hingga jarang pulang kerumah.

Dari kejauhan senja melihat sesosok yang familiar ia temui.wanita yang menyusuri anak tangga itu adalah ibunya. Dengan mengenakan busana simpel ibunya terlihat sangat cantik.

Senja yang melihat ibunya buru-buru segera menghampiri.

"bunda!" teriak senja.

"ada apa sayang,bunda buru-buru" ujar ibunya.

"bunda mau kemana senja ikut ya" pintanya. Ia merengek ingin ikut dengan ibunya karena kesepian dirumah.

"kamu gak usah ikut,nanti kak reza temannya siapa?" jelas ibunya.

Senja yang mendengar pernyataan ibunya hanya tersenyum getir.

"ya udah deh"

***
"trutt.... Truttt... "

Dari dalam tas jenis handbag yang digenggam sarah terdengar suara.yang berasal dari benda pipih nan canggih.

Dilayar benda tersebut tertuliskan nama "Ayah".Sarah segera menekan tombol hijau untuk menjawab telepon.

"Assalamualaikum yah" buka Sarah.

"Wa'alaikum salam.bunda ada dimana? Ayah udah sampai bandara nih." gerutu fahmi atas keterlambatan istrinya.

"sabar yah ini senja mau ikut tapi bunda larang karena Reza sakit" adu sarah pada fahmi suaminya.

Mendengar suara bariton dari seberang sana. Senja menerka nerka bahwa ayahnya pulang.

"bunda, ayah udah pulang?" tanya senja dengan wajah sumringah.

"iyaa..." Ucapan sarah terjeda. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Belum selesai menjawab pertanyaan dari senja. Ibunya pamit untuk pergi.

"bunda pergi dulu ya" pamit Sarah.

"bun jawab dulu" kesal senja.

"daaa... Ibu pergi dulu"setelah berpamitan ibunya pergi melangkahkan kaki meninggalkan rumah besar yang berwarna krem.

"kalau udah buru-buru pasti aku dicuekkin" ketus senja. Lalu ia kembali ke ruang keluarga melanjutkan kegiatannya.

Senja memutuskan untuk menonton tv. Beberapa menit menyaksikan siaran televisi membuat mata senja lelah. Dan ia mengantuk lalu tertidur di atas sofa.

Kesepian, itulah hal yang sering ditemui oleh senja. Ia butuh teman untuk bersenda gurau berbagi cerita. Tapi itu semua belum bisa ia dapatkan. Apapun yang ia minta pada kedua orang tuanya selalu terkabul. Berbeda dengan teman bermain, kedua orang tuanya membatasi ia bergaul.

Kedua orang tuanya membatasi ia bergaul bukan karena yang lain. Tapi demi kebaikan dirinya agar dijauh dari hal buruk.

Bersambung...
Maaf typos, pemula.
Thanks for reading.
Jangan lupa follow, vote, and comment.

Senja : Ketika Hati Berbicara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang