Prolog

36 1 0
                                    

Gedung yang menjulang tinggi entah ada berapa puluh lantai Ayudisa tidak mampu menghitungnya, kini ada tepat di hadapannya dan ia hanya mampu membungkam mulutnya rapat. Ayudisa merasa kecil di sini. Orang- orang hilir mudik karena sedang istirahat makan siang dengan busana yang sangat modis ala pekerja kantor. Sedangkan ia? hanya menggunakan baju kerjanya sebagai pelayan dengan jaket tipis dan flat shoes mungil tidak lupa dengan box mungil dibalut kantong kecil yang sedang dibawanya.

Dia terlihat sangat gugup, ini kali pertama Ayudisa memasuki sebuah gedung yang sangat tinggi ketika biasanya ia hanya bisa menatapnya dari jauh saat sedang dalam perjalanan menuju restoran tempatnya bekerja.

Sesuai instruksi resepsionis, saat ini ia sedang menuju lantai di mana ia harus mengantarkan pesanannya.

Ayudisa memerhatikan setiap detail yang mampu ia jangkau dengan mata mungilnya. Ia sangat terkagum-kagum dengan mewahnya gedung ini. Hiasan dinding yang terkesan elegan, lantai marmer yang sangat indah dan terkesan sangat mewah. Sungguh ia tak mampu mendeskripsikannya lebih jauh karena saat ini ia sudah sampai di tempat tujuannya.

Jantungnya berdegup kencang, sebentar lagi ia akan bertemu dengan pemilik mata coklat dengan rahang yang terkesan tegas namun sangat menawan itu. Sosok yang selama ini ia kagumi hingga tidak bisa membuatnya terlelap karena selalu terbayang diingatannya akan sosok ini.

Mampu kah Ayudisa melewati hari ini seperti biasa?

Green Tea LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang