II

5.8K 813 26
                                    

Ia berubah, itulah hal yang Jung Jaehyun pikirkan tentang dirinya sendiri. Ia sudah berubah terlalu banyak dan sampai-sampai dirinya sendiri mempertanyakan hal itu.

Jaehyun adalah orang gila minum terparah, Sicheng bahkan mengakuinya. Saat ia masih tinggal dengan pemuda berkebangsaan Tiongkok itu, bukan hal aneh jika Jaehyun pulang dalam keadaan mabuk berat atau tempat sampahnya berisi kaleng-kaleng bir kosong. Jaehyun menginjak usianya yang ke duapuluh tahun lalu, namun ia baru mencicipi minuman beralkohol itu saat ia menjadi mahasiswa baru. Entah bagaimana ia bisa ketagihan, Sicheng sudah berkali-kali mengingatkannya namun semua ucapannya bahkan tidak masuk ke telinga Jaehyun, hanya berlalu bagai angin yang lewat.

Namun Jaehyun berubah menjadi sosok baru yang hampir saja tidak bisa dikenali. Jaehyun pun baru sadar soal hal ini beberapa waktu lalu, ketika ia menyadari kalau ia sudah tidak mengkonsumsi alkohol sejak pertama kali ia menginjakan kakinya di sana. Ia benar-benar menahan diri untuk tidak minum minum. Sebagai gantinya, Jaehyun hanya meminum minuman berkadar alkohol rendah rasa leci, itu pun tidak terlalu sering.

Pada awalnya pria bermarga Jung itu mengira kalau perubahan ini terjadi karena mulai sekarang ia harus lebih hati-hati menggunakan uangnya mengingat kini ia harus membayar biaya sewa. Tapi nyatanya, bukan hanya itu perubahan yang terjadi padanya.

Selain pemabuk berat, Jaehyun juga terkenal sebagai orang yang dingin, penuh sarkas dan temperamental, sampai-sampai orang mengira kalau wajah tampannya adalah satu-satunya hal "baik" di diri seorang Jung Jaehyun. Hanya Sicheng saja yang tahan dengan sifatnya itu walau sifat mereka berlainan, karena itulah Jaehyun mengikutinya kemana-mana.

Namun beberapa hari yang lalu, Jaehyun tidak sengaja menabrak juniornya di koridor. Entahlah, mungkin perempuan malang itu tersandung kaki Jaehyun lalu terjatuh begitu saja. Wajah juniornya sudah sangat pucat ketika menyadari kalau yang membuatnya jatuh adalah seorang Jung Jaehyun, dia ingat bagaimana teman-temannya selalu memperingatkannya untuk tidak cari masalah dengannya karena Jaehyun bisa membuatmu tidak ingin belajar di tempat ini lagi untuk selamanya. Jadi, walaupun ia yang terjatuh, bahkan sampai lututnya lecet, ialah yang berulang kali memohon maaf pada Jaehyun.

Sicheng yang tidak sengaja melihat sudah siap untuk memperdamai situasi kala menyadari kalau Jaehyun sudah menatap perempuan itu dengan raut yang tidak bisa ia pahami. Tapi nyatanya, Jaehyun hanya mengulurkan tangannya lalu bertanya, "Kenapa kau yang meminta maaf? Kau 'kan yang terjatuh?"

Dan tentu saja, rahang Sicheng jatuh untuk beberapa saat ia melihat Jaehyun membantu gadis pucat itu berdiri lalu berlalu begitu saja. Jaehyun memang tidak meminta maaf padanya, tapi hal itu sudah cukup membuktikan kalau ia sudah berubah. Jika hal ini terjadi pada dirinya yang dulu, Jaehyun pasti sudah membentak gadis itu dan menanyainya "kau punya mata tidak?".

Ini bukan perubahan yang tidak seberapa, ini adalah perubahan yang luar biasa. Ia rasa, hanya ada satu orang yang bisa disalahkan karena perubahan ini.

"Johnny Seo, ya?"

"Uhuk!"

Entah bagaimana roti lapis itu membuatnya tersedak. Tangannya kelabakan mengambil sebotol air mineral di atas meja, diteguknya air itu dengan buru-buru. Dong Sicheng yang melihatnya bukannya merasa khawatir, ia malah menarik senyuman yang seakan berkata 'oh, tebakanku benar rupanya'.

"Jung Jaehyun, kau jatuh cinta!" Pekik Sicheng, sedikit menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitarnya. Senyuman lebar bak anak balitanya tidak mempedulikan Jaehyun yang tengah mengatur napasnya. Tebakan Sicheng benar-benar berhasil membuat kunyahannya keluar dari hidung. Menjijikan dan menyakitkan.

"Astaga, kau mulai kacau, Sicheng," gumam Jaehyun. Memang ia bergumam, tapi Sicheng bisa mendengarnya dengan jelas. Pipi dan telinganya memerah, Sicheng takjub melihatnya.

Bukan hanya Jaehyun yang menyadari kalau ia berubah, Sicheng pun menyadarinya. Karena itulah ia melakukan perjanjian damai dengan Jaehyun dan mengajaknya duduk-duduk di kafetaria.

Ia berasumsi banyak soal Jaehyun, ia pun bertanya soal hal-hal yang mengacaukan cerebrumnya akhir-akhir ini padanya. Pria bermarga Jung itu menjawab dengan keheningan, lalu keheningan itu pecah saat ia menyebut nama orang itu.

"Siapa yang jatuh cinta? Aku hanya memikirkan caranya untuk mendapat uang tambahan untuk bayar biaya sewa."

"Jaehyun-ah, kau tahu bukan biasanya kau tidak secerewet ini?"

"Apa maksudmu? Berhentilah bicara yang tidak-tidak."

Sekarang Sicheng yang bingung. Kenapa Jaehyun tiba-tiba menggemaskan begini? Sebelumnya Jaehyun tidak pernah memperlihatkan sisi ini padanya. Jika Sicheng ngomong yang macam-macam, pasti Jaehyun akan mengatainya dengan umpatan. Kalau ini?

"Hei, aku bicara begini karena aku paling mengenalmu di sini," ujar Sicheng lagi sebelum memasukan sepotong kimbab ke mulutnya yang mungil. Jaehyun yang masih merasakan sakit di hidungnya hanya diam sambil mengusap-usap batang hidungnya. Matanya menyipit menatap Sicheng.

"Kau suka pada Johnny Hyung. Mungkin lebih dari itu."

"Sicheng, sekali lagi kau menyebut namanya aku bersumpah-"

"Kalau kau tidak merasakan hal itu, kau tidak mungkin tersedak seperti itu. Kau jatuh cinta, Jaehyun. Masih belum sadar juga?"

Rasa sakit pada hidungnya berubah menjadi gelenyar panas di pipi dan telinganya. Jaehyun bingung harus merespon apa, ia tidak menyangkal tapi menolak untuk menerima semua muntahan kata Sicheng.

Ia. Jung Jaehyun. Jatuh cinta? Jujur, Jaehyun sendiri sampai bingung sendiri saat mendengarnya. "Jatuh cinta" adalah frasa yang asing baginya, seumur hidupnya baru kali ini ia merasakan sesuatu yang seperti itu. Rasanya aneh, Jaehyun tidak yakin perasaan yang sedang ia alami selama dua bulan ini adalah jatuh cinta.

Ia selalu berpikir kalau yang namanya jatuh cinta tidak mungkin sesederhana ini.

"Terserahlah," ujarnya kesal. Ia melahap rotinya sampai habis. Sicheng tampaknya kecewa dengan respon Jaehyun, tapi dalam hati ia pun mulai berpikir kalau ia sudah keterlaluan pada sahabatnya itu. Jadi, ia memutuskan untuk tidak buka mulut dan menghabiskan makanannya.

Dan siapa yang akan menyangka kalau orang itu akan datang kemari?

Kilau biru dari netra pria jangkung itu membuat jantung Jaehyun berdetak lebih cepat. Jaehyun menatap sosok yang baru saja masuk melewati pintu besar itu dengan tatapan yang intens, jemarinya tanpa sadar terkepal erat. Perasaan aneh memenuhi dadanya sampai-sampai ia merasa geli.

Pria itu sepertinya menyadari tatapan Jaehyun, mata mereka pun bertemu. Johnny melambaikan tangannya, bibirnya terlihat memanggilnya. Sayangnya Jaehyun tidak begitu mendengarnya mengingat kondisi kafeteria sedang penuh-penuhnya. Jaehyun tidak bisa merespon banyak selain menunduk malu-malu.

Menyadari itu, Sicheng terkekeh. "Sudah ku bilang 'kan?"

"Kau jatuh cinta pada Johnny Seo."





Dan ketika Sicheng menyelipkan nama orang itu di ucapan jenakanya, Jaehyun menyadari sepenuhnya kalau ia berubah karena Johnny Seo.

Atau mungkin berubah untuk Johnny Seo, entahlah.

—TBC.

Fun fact, aku harus nulis ff ini sambil denger Try Again. Kalau ga sambil dengerin Try Again kayak ada yang kurang... Gatau kenapa :")

Deep Blue Eyes || Johnjae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang