15. Permintaan Karin

4.2K 150 2
                                    

Kasih tau kalo ada typo!

***

Sudah jam 6 dan Dila baru sampai di sekolah karena mamanya yang memang belum datang sehingga ia tidak bisa memaksa papanya untuk bangun lebih pagi. Gadis itu berjalan dengan santai menuju kelasnya sendirian. Namun secara tiba-tiba tangannya ditarik ke dalam sebuah kelas yang memang kebetulan belum ada penghuninya.

"Kakak mau ngapain?" tanya Dila bingung sekaligus takut dengan seseorang di hadapannya. Bagaimana tidak? Seorang di hadapan Dila adalah Karin, gadis yang memang sudah berpengalaman untuk membully seorang adik kelas atau teman sebaya.

"Lo Dila, kan? Pacarnya Kevin sekarang?" tanya Karin langsung membuat Dila mengangguk dengan ragu-ragu.

"Jauhi Kevin. Lo tahu, lo itu nggak cocok sama dia, lo itu nggak cocok buat bersanding sama dia. Dan perlu lo ketahui, Kevin itu ganteng dan lo itu cuman cewek kampungan yang jelas nggak cocok sama pemimpin kayak dia, lo cuman rakyat jelata, ngerti?"

Dila memejamkan matanya supaya air matanya tidak menetes. Setelah merasa cukup, Dila kembali menatap Karin kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak Kak, aku nggak mau. Dia salah satu orang yang baik sama aku, aku nggak mau nyia-nyiain dia. Kalaupun Kakak maksa aku, lebih baik Kakak berhenti karena aku nggak mau buat menjauh dari Kak Kevin," ujarnya membuat raut wajah Karin berubah.

"Lo bilang apa, hah? Nggak mau? Oke kalo lo nggak mau, tapi inget, kalo seumpamanya lo menyesal, jangan salahin gue oke?"

Kening Dila mengernyit. "Maksud Kak Karin apa?" tanyanya bingung. Hal itu membuat gadis yang berada di depan Dila tertawa sinis kemudian mendorong pelan kepala Dila kemudian duduk di sebuah bangku di balik sebuah meja.

"Lo tahu, kalo lo emang nggak mau jauhin Kevin, gue yang bakalan buat lo mau dan nangis sambil minta-minta ke gue," ujar Karin kemudian tersenyum iblis.

"Apa maksud Kakak?" tanyanya kemudian mengusap air matanya yang tiba-tiba saja turun. Ia takut jika berpisah dengan Kevin. Ia tidak ingin dipisahkan dengan Kevin, rasanya ia seperti kehilangan separuh nyawanya.

"Kalo emang lo nggak mau pisah sama Kevin, gue bakalan buat dia yang ngerasain sesuatu yang bakalan buat lo minta-minta ke gue," jawab Karin kemudian berjalan keluar dari kelas. Sedangkan di dalam, Dila meluruhkan tubuhnya kemudian menekuk kakinya.

"Heh, lo siapa? Pergi sana! Lo itu adik kelas!"

Dila terperanjat kemudian mengusap wajahnya kemudian berjalan keluar. Ia berjalan dengan langkah gontai menuju kelasnya. Ia tidak mau jauh, ia yakin ia bisa melakukannya. Ia pasti tak mungkin meminta ke Karin untuk menjauh dari Kevin. Ya seperti itulah yang berada di pikiran Dila.

"Heh!"

Dila menoleh dan melihat Kevin yang berjalan dengan tersenyum manis di sampingnya. "Lo kenapa kok kayak nangis gitu? Dan kenapa lo dari kelas itu tadi?" Dua pertanyaan itu membuat Dila menghentikan langkahnya kemudian menunduk. Satu tetes air mata jatuh dari pipinya kemudian ia dengan cepat ia mengusapnya.

Kevin yang melihat itu langsung mendekat kemudian menarik Dila untuk meminggir. "Lo kenapa nangis gitu?" tanyanya khawatir.

Dila menggeleng sambil menutupi mulutnya supaya tidak terdengar isakan. Matanya memejam, yang ada di pikirannya hanya Kevin dan Kevin. Ia tidak mau untuk menjauh dari Kevin, ia pasti akan memiliki rasa yang sangat bersalah dengan pria itu. Matanya yang memejam kemudian membuka dan menatap Kevin yang menatapnya khawatir.

"Lo kenapa?"

"Ta-tadi aku...ma-mau...dilecehin," ujarnya berbohong. Ia tidak tahu harus menjawab apa, hingga kalimat itulah yang keluar dari mulutnya.

My Cengeng Girlfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang