8. Darren

5.3K 214 8
                                    

Dila berjalan menuju kelasnya sendirian. Ia baru saja dari kantin karena ia merasa sangat haus. Dan tadi, saat ia mengajak Nisma, gadis itu malah menolak dan malah berpura-pura sibuk dengan buku pelajarannya.

Saat sampai di depan sebuah kelas, seseorang tiba-tiba keluar sehingga membuat Dila terjatuh. Dila meringis sakit karena sikunya terluka. Matanya mulai berkaca-kaca karena sikunya mulai berdarah. "Hiks, sakit," gumamnya.

"Aduh, gue nggak sengaja, yakin dah. Ayo gue bantu berdiri!"

Dila melihat sebuah uluran tangan yang ditunjukkan kepadanya. Ia bangkit dengan bantuan orang itu. Setelahnya ia membersihkan lukanya yang berada di roknya. Air matanya tak henti-hentinya untuk berhenti keluar. Berkali-kali ia mengusapnya, dan berkali-kali itu pula air matanya terus keluar.

"Gue minta maaf karena udah buat lo jatuh. Kita ke UKS, biar gue yang bersihin luka lo," ucap seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah orang yang menabrak Dila.

Dila mengangguk kemudian mengikuti langkah pria di hadapannya itu. Sesampainya di UKS, Dila segera duduk di sebuah kursi dan menunggu lukanya akan dibersihkan. Tak lama kemudian pria yang menabrak Dila menghampiri dan langsung membersihkan luka Dila.

"Lo nanti kalo ngerasa sakit boleh pukul gue kok."

Dila mengangguk. Dan sama seperti yang dikatakan oleh pria di bawah Dila, saat sebuah kapas yang sudah ditetesi alkohol mendarat di sikunya, Dila langsung memukuli kepala pria itu. Bukan hanya itu, Dila juga kembali menangis karena merasa kesakitan.

"Udah selesai," ucap pria di bawah Dila sambil membereskan peralatan yang ia gunakan untuk membersihkan luka Dila.

Pria itu mendongak menatap Dila. "Loh, kok gue nggak nyadar kalo ternyata yang gue tabrak itu lo," ucapnya kemudian tersenyum manis.

Dila menghapus air matanya kemudian tersenyum. "Gue juga nggak tahu," ucapnya.

Pria di hadapan Dila bergerak dan menghapus air mata Dila yang terus keluar. "Kok terus nangis? Masih sakit ya lukanya?" tanyanya.

Dila mengangguk. "Masih, tapi nggak kayak tadi," ucapnya kemudian meniupi luka di sikunya.

"Yaudah, yuk gue anter ke kelas lo. Emm, kelas lo ada di mana?"

"Nggak usah Darren, gue bisa kok jalan, kan yang sakit itu siku gue, bukan kaki gue. Jadi lo nggak perlu khawatir kalo gue bakalan jatuh karena siku gue sakit," ucap Dila.

Orang yang dipanggil Darren oleh Dila itu terkekeh kecil. Ia mengusap kepala Dila dengan lembut kemudian tersenyum manis. "Lo ternyata nggak berubah, ya? Masih polos-polos gimana gitu," ucapnya kemudian melepaskan tangannya yang sedang memegang kepala Dila.

Flashback

Seperti hari-hari biasanya, Dila dan Darren berjalan bersama menuju kantin. Keduanya sudah menjalin hubungan sebagai pacar sudah 2 bulan lamanya. Darren yang notabene-nya sebagai kakak kelas dan termasuk most wanted, membuat Dila sering dicemooh oleh teman-teman SMP-nya.

Dila saat ini duduk di kelas 8, sedangkan Darren sendiri sudah duduk di kelas 9. Sama seperti hubungan pacaran pada umumnya, mereka juga mengalami pertengkaran. Tapi selama berpacaran, Dila maupun Darren selalu mengalah jika salah satu diantara mereka ada yang keras kepala.

Kali ini, Dila dan Darren hanya ingin membeli air mineral. Setelah membeli, keduanya memilih untuk duduk di bawah pohon di dekat lapangan sekolah.

"Dila, kayaknya bibir aku pecah-pecah deh, terus kering," ucap Darren yang secara tiba-tiba.

Dila yang sedang menatap ke lapangan langsung menoleh ke Darren. "Oh ya? Kok aku ngerasa nggak deh. Kamu ada-ada aja," balasnya.

My Cengeng Girlfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang