Stephen Strange X You

3.8K 299 21
                                    

Requested by everyone who's requested Stephen X You
∆Short Chapter
Enjoy~
.
.
.
[Title : Training]

Your room, 08.13AM

"Eungh.."

Kamu menggeliat pelan dalam tidurmu saat merasakan sinar matahari mulai menusuk matamu yang masih tertutup rapat lalu kamu mengulurkan tanganmu untuk meraba-raba ke sekitar.

Kosong, kamu tidak merasakan apapun.

Alarmmu sudah berbunyi beberapa kali tapi kamu masih enggan untuk bangun hingga kamu menyadari sesuatu.

Matamu sontak terbuka dan jantungmu berpacu dengan cepat, "AAAAAAA!!!" teriakmu lalu menutup mata dan tubuhmu mulai memberontak.

"AYAH TURUNKAN AKU!" pekikmu keras sekali dengan tangan yang meronta-ronta, tubuhmu terasa sangat ringan karena Stephen membuatmu melayang diatas tempat tidurmu dengan sihirnya.

Ayahmu itu menatapmu seraya melipat tangan, "Siapa yang menyuruhmu bangun siang hm?" tanyanya.

Kamu menatapnya dengan tatapan memelas, "C'mon, Dad.."

Stephen menghela nafas lalu akhirnya menjatuhkan dirimu keatas ranjang yang membuatmu dapat bernafas lega. Kamu mendudukkan dirimu disusul oleh ayahmu yang mendudukkan dirinya disisi ranjang.

"Semalam kau tidur pukul berapa Y/N? Mengerjakan tugas lagi?" tanyanya.

Kamu melirik tumpukan buku yang berserakan di meja belajarmu lalu menatap Stephen dan menyengir, "Hehe,"

Tangannya hinggap di kepalamu lalu mengelusnya pelan, "Sebaiknya kau bersihkan dirimu dan temui Ayah di meja makan. Cepat," titahnya lalu beranjak pergi dari kamarmu setelah kamu mengangguk pelan.

Hari ini adalah hari pertama libur musim panas, tetapi para guru tetap saja memberikan banyak tugas dengan embel-embel 'untuk belajar di rumah.' padahal hari libur seharusnya dinikmati untuk refreshing atau sekedar bermalas-malasan dirumah, bukan untuk mengerjakan tugas.

Kamu menekuk bibirmu seraya menyipitkan mata saat mendapati setitik jerawat muncul di keningmu, kamu melihat itu saat menggosok gigi di depan kaca wastafel.

"Aish," gerutumu sambil terus menggosok gigimu dan mengusap-usap keningmu.

Beberapa menit kemudian akhirnya kamu keluar dan pergi ke ruang makan, disana sudah ada ayahmu lengkap dengan dua piring sandwich diatas meja. Kamu mendudukkan dirimu lalu mulai memakan sandwichnya, begitupun Stephen.

"Ayah akan pergi, kau mau ikut?" tanyanya.

Kamu menggembungkan mulutmu dan menatapnya, "Kemana?" tanyamu.

"Kamar Taj, disana banyak sekali buku-buku bagus yang bisa kau baca selama Ayah melatih para murid." katanya.

Matamu sontak berbinar mendengar itu, buku adalah hal yang paling kamu sukai di dunia ini. Yah, setelah ayahmu pastinya. Kamu mengangguk cepat dan mantap, "Aku akan menunggu Ayah, silahkan kerjakan tugasmu dan aku akan membaca semua buku disana."

Senyuman terukir di bibir ayahmu, lalu ia mengangguk pelan, "Cepat selesaikan makanmu."

-📖-

Kamar Taj, 09.22AM

Kamu tersenyum lebar menatap setumpuk buku didepanmu, kebanyakan buku tentang sihir tentunya. Kamu membuka salah satunya dan mulai membacanya, tak lama kemudian Wong datang dan duduk disampingmu.

"Kau bisa mengantikkanku menjadi penjaga perpustakaan jika sudah dewasa nanti," ucapnya lalu kamu tertawa pelan.

"Disini cukup menyeramkan sih, tapi semua bukunya bagus." jawabmu seraya membalik satu halaman dari buku yang kamu baca.

"Kau tidak ingin belajar sihir?" tanyanya kemudian.

"Terkadang aku tertarik, tapi bagaimana ya...melihat penampilan Ayahku dan orang-orang disini, kalian semua tidak memiliki selera mode yang cukup baik." katamu.

"Ya ya ya, anak jaman sekarang." ujar Wong lalu berdiri dan mendekati salah satu rak buku, entah untuk apa.

"Good Morning, Uncle." sapamu saat melihat sosok Loki berdiri didepan rak buku di dekatmu.

Dia menoleh dan menyapamu tanpa bersuara, setelah itu ia mengambil beberapa buku lalu menghilang seraya melambaikan tangan padamu bermaksud untuk pamit.

Loki memang sering mengendap-endap kesini untuk mengambil beberapa buku dan membacanya, tanpa diketahui Wong pastinya. Dan dia adalah salah salah satu partner membaca buku yang paling kamu sukai.

Suara langkah kaki terdengar dan kamu melihat Stephen masuk kedalam perpustakaan untuk menghampirimu.

"Ayo ikut Ayah." Katanya kemudian yang membuatmu menyipitkan mata.

"Kemana? Bukannya Ayah harus melatih murid-murid lain?" tanyamu.

Stephen mengangguk, "Mereka sedang beristirahat dan Ayah akan senang jika kau mau belajar sihir juga."

Kamu menghela nafas, "Tapi..." ucapanmu terpotong tatkala Stephen menutup buku didepanmu lalu menatapmu dalam diam.

Akhirnya kamu berdiri dan berjalan mengikutinya hingga sampai ke lapangan.

"Pakai ini," kata ayahmu seraya memberikan sebuah cincin yang sama persis seperti miliknya dan orang-orang disana.

Kamu mengambil dan memakainya di jarimu. Setelah itu Stephen menunjukkan beberapa trik yang dapat dilakukan dengan cincin itu dan kamu mencobanya.

"Susah, Yah." keluhmu.

Stephen menggeleng pelan, "Coba lagi."

Sudah berkali-kali kamu mencoba untuk fokus dan tenang tetapi tidak satupun trik yang berhasil kamu lakukan.

"Y/N,"

Kamu menoleh, "Ya, Ayah?"

"Kau tahu? Orang yang merasa terancam bisa melakukan apapun." katanya yang membuatmu menyerengitkan dahi.

Belum saja kau bertanya Stephen sudah membuat lingkaran dan memindahkanmu ke tempat lain.

Kutub.

Sial, Ayahmu tidak main-main dengan ini. Tentu Stephen tau jika kamu paling tidak suka tempat dingin apalagi di kutub seperti ini.

Jantungmu mulai berpacu dengan cepat dan tubuhmu mulai membeku, buru-buru kamu menggerak-gerakan tanganmu untuk melakukan trik seperti yang ayahmu lakukan tadi.

satu kali,

Dua kali,

Tiga kali,

Semuanya gagal.

Kamu benar-benar kedinginan sekarang dan usahamu tidak membuahkan hasil apapun.

"Yatuhannnn." gigimu menggertak kedinginan.

Kamu berdiri tegak dan menutup mata, mencoba fokus sebisamu dan mencoba melakukan triknya lagi. Kamu meruntuki ayahmu didalam hati karena tega-teganya ia meninggalkanmu di kutub seperti ini.

"Yash!"

Pekikmu senang saat sudah berhasil membuat lingkaran, cepat-cepat kamu masuk kedalam lingkaran itu dan kembali ke Kamar Taj.

"AYAH!" pekikmu kesal seraya menghampiri Stephen yang sedang mengajar murid-murid.

"Lihat, kau berhasil." katanya seraya tertawa pelan.

FIN

HAHAHAHA GAJELAS.

Iya :(

Maafin lama update sekali update nggak memuaskan sama sekali. Maaf maaf maafff :(

Sekolah ini membunuhku gais, sungguh.

-Mrs. Odinson

Avengers Imagines [On Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang