Enam.

9K 648 2
                                    

"Lady Hannah Windsor. Seorang gadis yang merupakan puteri kerajaan Edinburgh. Masih mempunyai darah dengan keluarga kerajaan Pangeran William. Kakaknya, Grace Windsor adalah penguasa kerajaan ini. Ia dinobatkan sebagai ratu di istana ini saat ia berumur 17 tahun. Tapi kita tidak akan berbicara tentang Grace sekarang."

Farand berjalan sambil membawa banyak buku ke meja yang mana Keira sedang duduk di salah satu sisi meja. Farand meletakkan buku-buku itu ke hadapan gadis itu. Keira menguap lebar di hadapannya dan langsung menutup muutnya dengan salah satu tangan.

Mereka berdua kini ada di perpustakaan istana yang sangat luas dan besar. Banyak buku di dalamnya. Sangat rapi dan teratur. Suasana di perpustakaan sangatlah tenang. Dengan hiasan ruangan yang indah. Setiap orang yang masuk ke dalam perpustakaan istana pasti langsung merasa nyaman. Kecuali satu orang. Keira. Ia tidak suka membaca buku dan berada di antara buku. Tapi Keira hanya menyukai komik.

Farand menggelengkan kepala. "Kau harus membaca seluruh buku ini. Seluruhnya."

Keira menatap buku-buku itu dengan pandangan mengerikan. Lalu ia menatap Farand yang kini duduk di hadapannya. "Kau serius? Jangan bercanda!"

"Oh, ya aku bercanda," sahut Farand tersenyum. Tapi detik kemudian, ia memasang wajah serius. "Kau mengatakan aku bercanda? Kau harus membaca semua buku itu. Pahami isinya. Semua itu akan menambahkan pengetahuan dan informasi untukmu."

Keira menundukkan kepalanya ke dekat meja. Ia segera mengetuk-ngetuk dahinya ke meja dengan pelan. Lalu ia berbicara dengan bahasanya. Segera Farand mengerutkan kening mendengar Keira berbicara. Ia tidak mengerti.

"Oh, ya. Kita harus membuat kesepakatan bersama. Kau tidak diperbolehkan berbicara dengan bahasamu jika berhadapan dengan orang-orang di istana. Baik itu aku, Rosie dan siapa saja. Jika kau ada di kamar, barulah kau boleh mengoceh-oceh dengan bahasamu. Mengerti?" Farand menatap tajam Keira

Keira mengangguk dengan malas. Ia mendengus sambil mengalihkan pandangan ke buku-buku tebal yang ditumpukkan di hadapannya.

"Kenapa aku harus membaca buku sebanyak ini? Bunuh saja aku sekarang," gerutu Keira mendorong buku itu ke samping. "Aku tidak suka membaca buku. Kecuali komik."

Farand mengangkat alisnya. "Oh. Maka Hannah sangat menyukai buku. Buku sudah seperti teman terbaiknya. Dia meluangkan waktu kosong dengan membaca buku. Buku apapun itu. Hampir sebagian buku di perpustakaan ini sudah ia baca."

Keira mendengus. Ia memandang seluruh penjuru perpustakaan. "Oh, yang benar saja. Kalau seluruh buku disini adalah komik, aku sanggup membacanya."

"Oh, tapi puteri kerajaan tidak membaca komik," kata Farand dengan cepat.

"Dan aku bukanlah puteri kerajaan. Hanya puteri kerajaan 'pura-pura'," bantah Keira sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Farand menghela napas. "Oke. Oke. Kau benar."

"Apakah ada cara yang lebih bagus daripada menyuruhku membaca buku?" tanya Keira menatap buku-buku itu sambil mendengus.

"Oh, kau mau cara yang lebih bagus. Bagaimana jika kau yang mencari sendiri semua informasi mengenai Hannah?"

Keira menyipitkan matanya menatap Farand. "Oh. Itu cara yang bagus," desisnya kesal. "Apakah ada cara yang lebih bagus lagi?"

Farand mendorong sebuah buku kecil yang cukup tebal dan sebuah pena ke Keira. "Maka kau dengarkan seluruh informasi dari berbagai narasumber yang nantinya akan kusebutkan. Kau bisa bertanya pada mereka tentang Hannah dan kau menuliskan rangkumanmu di buku itu agar kau bisa mengingatnya."

Keira mendengus lagi. Ia terdiam sejenak kemudian. Setelah dipikir-pikir, ide Farand yang tadi itu lebih baik daripada harus membaca buku-buku tebal yang terkutuk itu. Keira segera meraih buku kecil dan pena itu. Ia tersenyum. "Oke. Siapa saja yang bisa kutanyakan."

Be a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang