Epilog.

13.7K 761 33
                                    

Keira berada di sebuah kedai kopi yang menjadi tempat favoritnya untuk menenangkan diri atau seru-seruan bersama teman. Keira menyesap kopinya sambil menatap layar laptop dengan kening berkerut. Ia sedang mengerjakan tugas kuliah yang deadlinenya sebentar lagi. Sedikit menguras otak dan tenaganya.

Keira meletakkan cup kopi dan kembali mengetik dengan lancar. Sesekali ia tersenyum karena tiba-tiba idenya sangat lancar untuk tugasnya. Saat Keira hendak memesan kopi lagi karena kopinya habis, ia terkesiap kaget. Matanya melebar.

Di hadapannya, duduklah Lady Hannah Windsor. Dengan gaun selutut jingga yang membalut tubuhnya, Hannah terlihat cantik walaupun dengan kantung mata di bawah matanya. Keira langsung duduk tegap dan kikuk menghadapi Hannah.

Hannah menghirup tehnya dengan mata terpejam. Ia meletakkan cangkir di meja dan menatap Keira. Keira terdiam melihat tatapan Hannah. Tatapan itu tidak tajam lagi seperti tahun lalu. Tatapan itu terlihat menenangkan.

“Hai,” sapa Keira agak gagu.

Hannah tersenyum. “Jangan khawatir. Aku tidak akan marah atau menamparmu lagi. Oh, ya. Maafkan aku atas sikap burukku yang pernah kulakukan padamu. Aku sangat menyesal.”

Keira tidak menyangka. Seorang Lady Hannah Windsor minta maaf padanya atas sikapnya yang buruk. Astaga. Apa ini bukan mimpi?

“Aku tahu aku terlambat untuk minta maaf. Sulit sekali menemukanmu, kau tahu. Setelah Farand berhasil menemukan dimana kau kuliah, aku pun berencana untuk mengunjungi,” kata Hannah.

“Tidak ada kata terlambat untuk minta maaf. Dan aku sudah memaafkanmu dari dulu. Aku tidak pernah membencimu. Aku bersyukur kau sudah merubah sikap dan sifatmu,” sahut Keira tersenyum. Ia merasa baik-baik saja berada di hadapan Hannah.

Hannah ikut tersenyum. “Kau tahu…,” ucapnya sambil mengaduk tehnya. “Sulit untuk merelakan Farand. Aku tahu sebenarnya tidak ada perasaan lebih di antara kami berdua. Hanya saja, dulu aku masih egois dan tidak mau merelakan apapun itu, termasuk Farand yang memilihmu daripada aku. Waktu demi waktu, aku baru menyadari jika aku terlalu egois. Aku pun merelakan Farand agar dia menemukan kebahagiaannya. Yaitu kau.”

Keira tersenyum lebar dan mengangguk sekali. “Terima kasih untuk itu semua.”

“Aku hanya meminta satu hal darimu. Aku memang yakin kau pasti akan melakukannya tanpa kuminta. Tapi bisakah aku meminta?” tanya Hannah menatap Keira. “Aku ingin kau selalu berada di sisi Farand. Di saat ia sedang terpuruk atau pun bahagia. Aku sudah menganggap Farand itu kakakku. Jadi, jangan kecewakan kakakku.”

“Pastinya. Pasti aku selalu berada di sisinya,” sahut Keira.

Hannah melirik arloji yang melingkah di pergelangan tangannya. “Aku harus pergi karena ada pertemuan. Ya, kau pasti tahu jadwalku, bukan?” Hannah tertawa. “Hei, aku mengatakan pada orang-orang jika kau adalah kembaranku yang berbeda orang tua.”

Keira tertawa mendengarnya. “Baiklah. Aku juga akan mengatakan itu pada orang-orang jika mereka bertanya.”

Hannah bangkit dan menyambar tasnya. “Titip salamku pada Farand,” ucapnya sambil mengecup pipi kiri dan kanan Keira. “Sampai jumpa.”

Keira melambaikan tangannya pada Hannah dan menatap gadis itu sampai ia menghilang dari jalanan. Keira tersenyum sendiri. Hubungannya dengan Hannah baik-baik saja.

Semua baik-baik saja.          

14 Oktober 2014

*

Huaaaah. Selesai syudah cerita ini syalalalala hatiku gembira.

Cerita ini aku selesaikan dalam tiga minggu. Waaaah rekor baru dalam hidupku yaah. Terimakasih atas kalian semua yang telah membaca dan memberikan feedback untuk cerita ini. Aku menghargai itu semua.

Pertamanya, aku tuh mau buat sad ending loh. Tapi karena aku males dan takut ngebuat kalian kecewa, jadi aku buat happy ending. Senang dong kalian harusnya *maksa*

Ternyata diselesainnya udah lama juga ya. Tahun lalu, gais. Ckckck.

JANGAN LUPAKAN CERITAKU YANG LAIN *maaf sengaja caps* : OH OVILYA. RELATIONSHIT. ARIENNE LEE. ME WITH NO YOU.

Udahlah. Makasih sekali lagi. Bye. Sampai jumpa di cerita lainnya. Laff yu gais:*

Be a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang