CONDER

88 20 7
                                    

Title : THE POLIS

Author : Aphrodite Themis / ANYA

Genre : Romance/Adventure/Dystopia

Disclaimer : THIS STORY IS MINE..

RATE : 21 +

Warning : BL, DLDR,NO BASHING, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.

Happy Reading
.
.

LOVE IN THE BLOOD WAR
...

Tanpa mengatakan apapun dan sambil melempar senyum dinginnya pada beberapa pemimpin klan yang dia tahu sedang berencana untuk berkhianat juga, Xiah meninggalkan ruang pertemuan itu. Satu lagi klan yang tersingkir dan itu artinya adalah tambahan udara segar dan pasokan makanan bagi para pengikut Azgard yang setia. Hidup adalah perang dan Xiah sudah menyadari itu sejak kecil dimana dia harus bertarung hanya demi segelas susu.

"Shawn, aktifkan semua chip yang tertanam dalam tubuh mereka."

Xiah memberikan perintah dingin itu pada pengawalnya yang berkulit hitam dan mampu membunuh 20 orang sendirian sambil melangkah cepat menuju lift khusus yang akan membawanya ke heli pad yang terletak di rooftop menara. "Aku akan memantau bagian timur dulu." Serunya tegas dengan nada tidak mau dibantah saat dilihatnya Ayumi yang berjalan tepat disampingnya akan mengatakan sesuatu.

Dalam helicopter raksasa yang sudah terbang tinggi untuk menggelilingi semua wilayah kekuasaan Azgard yang membentang luas dari timur ke selatan, Xiah kembali memikirkan rencana berbahaya dan penuh resiko yang sudah dimulai sejak Tyler of Komkru melakukan pemberontakan bodoh itu. "Aku ingin 2 orang terbaik dari setiap klan. Lakukan saja kompetisi atau apa saja, terserah! Setelah itu, jalankan rencanaku!" Seru Xiah tegas dengan setengah berteriak pada Ayumi yang duduk disampingnya.

"Akan segera kupersiapkan!" Setuju wanita cantik bermata tajam itu ringan. "Ada yang bergerak di sector C!" serunya tiba-tiba dengan suara lantang dan tangan yang sudah menggenggam erat senjata otomatis dipangkuannya.

Pilot berkepala plotos yang menerbangkan heli berlambang Azgard itu langsung menaikkan ketinggian heli mereka sembari menuju titik merah yang sudah tampak di radar. "Apa kita tembak, Jenderal?" tanyanya dengan ekspresi datar pada Xiah yang tanpa ragu mengangguk tegas sebelum menyeringai dingin. "Bunuh saja semua yang tidak berada dalam sistem komputer kita!" Mendengar perintah datar itu, Rockie, sang pilot langsung menghidupkan senjata otomatis yang terpasang di bagian bawah heli dan menembakannya beruntun hingga menimbulkan ledakan besar.

"Clear!" beritahunya ringan saat heli mereka sudah mulai terbang rendah di sekitar titik yang tadi mereka lihat di radar. "Turun?"

Dengan senjata yang sudah tergantung dibahunya dan masker yang menutupi wajahnya, Xiah mengangguk tepat saat sang pilot menurunkan tangga besi di pintu heli yang sudah terbuka lebar. "Ayo," serunya kuat pada ayumi yang juga sudah bersiap. "Rockie panggil team pembersih." Perintah Xiah lagi sebelum mulai bergerak turun dengan cepat meski baling-baling heli raksasa itu masih berputar kencang.

Sambil menyibak tumbuhan liar yang sedikit menutupi jalan mereka dengan pedang ditangan kirinya, Ayumi memimpin dengan Xiah dan 2 pengawal lain dibelakang. "Hanya para buangan. Mereka mungkin akan berusaha menyusup ke polis." Dengan pedangnya wanita berkebangsaan Jepang itu menunjuk pada kurang lebih 10 mayat yang tergeletak dengan posisi aneh dan tubuh berlumuran darah.

Instingnya yang selalu tajam membuat Xiah tidak begitu saja percaya pada apa yang dilihatnya. Perlahan dia mendekati salah satu mayat itu, mengawasi setiap detail tanpa terlewat sebelum tangannya terkepal erat,"Mereka bukan buangan! Kalian lihat tattoo dipelipisnya itu?" Dengan kasar Xiah yang sudah sedikit berjongkok merenggut penutup wajah salah satu pria yang sudah mati dengan tubuh hancur itu.

"Conder!" desis Jenderal Andromeda itu dingin dengan sorot mata yang berkilau tajam seraya mengabaikan kecurigaan yang mulai memupuk dalam benak terdalamnya. "Aku pasti salah. Semua yang terjadi hanya kebetulan!" Dengan dingin Xiah mendokrin dirinya sendiri tanpa sedikit pun memperlihatkan apa yang sedang dipikirkannya pada para pengawalnya.

Mendengar satu suku kata itu, semua pengawalnya memaki pelan dan langsung bersikap semakin waspada sambil menyebar untuk memeriksa daerah yang terletak diperbatasan yang paling mendekati polis itu. "Jenderal, yang satu ini masih hidup!" Teriakan keras dari salah satu pengawalnya sontak berbuah senyum lebar Xiah yang langsung menekan tombol kecil pada earpierce yang selalu terpasang ditelinganya.

"Bryan! Sepertinya aku menemukan apa yang kau cari!" serunya dengan seringai puas.

.

.
Note Author : Story pelepas stress gw setelah New Home ending. Cerita dimana gw bisa nulis dan berkhayal sesuka gw tanpa ada batasan, dll.

Tinggalkan jejak ya 😘

THE POLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang