Title : THE POLIS
Author : Aphrodite Themis / ANYA
Genre : Romance/Adventure/Dystopia
Disclaimer : THIS STORY IS MINE..
RATE : 21 +
Warning : DLDR,NO BASHING, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.
Happy Reading
.
.
CHOOSE, LIVE OR DEATH?
..."Bunuh semuanya!"
Kuda raksasa berwarna segelap malam itu langsung dipacu kencang meninggalkan pinggiran kota yang selalu menjadi tempat para buangan dan pemberontak bersembunyi. Sosok berambut pirang yang menggenakan baju zirah yang sudah penuh dengan noda darah itu tidak sedikit pun melirik ke belakang saat mendengar teriakan penuh ketakutan bercampur kesakitan yang seperti menggiringi kepergiannya. Kekacauan dan pemberontakan bodoh yang baru terjadi bukanlah yang pertama dan tidak akan pernah menjadi yang terakhir yang harus dibereskannya tanpa melibatkan perasaan.
Bersama pasukan bayangan yang selalu setia berperang bersamanya, Xiah of Tigran, Sang Jenderal Andromeda tidak menurunkan sedikit pun kewaspadaannya bahkan saat mereka sudah memasuki polis yang selalu dijaga ketat. Hiruk pikuk penduduk ibukota yang bersorak keras mewarnai kembalinya mereka dari tugas memberantas para pemberontak sebenarnya bukan lagi sesuatu yang istimewa.
"Aku akan langsung naik," Seraya melompat turun dari punggung kudanya, tanpa seulas senyum pun Xiah langsung berjalan cepat menuju menara bersegi delapan setinggi 100 lantai yang menjadi pusat pemerintahan Andromeda selama ratusan tahun. "L, pastikan kau perketat penjara bawah tanah kita! Aktifkan semua kamera pengintai kita!" perintahnya tajam saat langkah kakinya hampir saja mencapai pintu utama polis yang sudah terbuka lebar dan dijaga 8 orang pengawal bersenjata.
Pria muda berwajah tampan dengan mata sedingin es yang dipanggil L itu hanya terkekeh pelan sambil membungkuk sedikit tanpa mengatakan apapun. Perintah dingin yang baru diterimanya dari sang jenderal sama saja artinya dengan membunuh semua tawanan yang berada di ruang bawah tanah polis dan itu pekerjaan yang sangat mudah baginya.
"Ayo pergi dan bereskan semuanya!"
.
.
Ratusan tahun yang lalu bumi mulai mengalami kehancuran secara perlahan setelah sebuah meteor besar jatuh dan menghancurkan seluruh benua Eropa, sebagian besar Amerika dan juga Asia dalam sekejab. Perang perebutan kekuasaan mulai terjadi di setiap Negara yang tersisa, pembunuhan massal dan kelaparan yang menggerikan melanda serta menghantui kehidupan semua penghuni bumi yang masih selamat dan berusaha untuk bertahan hidup meski sangat sulit.
Seakan semua bencana besar itu belum cukup untuk menghancurkan peradaban yang tersisa, tak lama setelah jatuhnya meteor yang sudah menjadi pemicu perang itu, wabah penyakit aneh dan mematikan juga muncul silih berganti. Semua peristiwa menggemparkan itu yang pada akhirnya menimbulkan revolusi besar-besaran hingga berdampak pada hancur sebagian ras yang tanpa ragu terus berperang hanya demi sesuatu yang remeh.
Pemerintahan yang semula masih berusaha mempertahankan sistem demokrat yang adil dan menjunjung tinggi persamaan pendapat perlahan berubah dan menjadi sosialis, bahkan sangat anarkis. Dan setelah 200 tahun yang penuh dengan cobaan, saling bunuh, saling menjatuhkan dan perebutan kekuasaan yang diwarnai darah dan kematian, pada akhirnya yang tersisa hanya klan-klan terbesar dan terkuat yang memiliki ratusan ribu pengikuti setia.
Sejumlah klan besar yang terdiri dari orang-orang yang disebut terpilih itu pun akhirnya mulai terbagi menjadi 2 bagian karena perbedaan prinsip dan pendapat. Klan yang ingin menyelamatkan hidup manusia yang masih tersisa dengan membentuk pemerintahan baru yang didasari dengan keadilan dan saling bekerjasama. Sedangkan sebagian klan lagi, ingin mendirikan sebuah pemerintahan mutlak yang didasarkan pada pimpinan sang kaisar yang sudah bersumpah akan melakukan apapun untuk menjamin keberlangsungan hidup semua penduduk bumi yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE POLIS
MaceraPerang besar, pembunuhan massal, perebutan kekuasaan dan wabah penyakit! 200 tahun yang lalu, sebuah meteor besar menghantam bumi dan menghancurkan segalanya. Peradaban terancam punah! Semua yang selamat dan bertahan hidup seolah dipaksa untuk memil...