Dari semua kupon yang telah kupakai tak ada satupun yang mendapatkan Artificial Intelligence pada rolet jam tanganku. Keberuntunganku tidak begitu bagus dalam hal seperti ini ternyata, ya?
Di sisi lain, aku berhasil mendapatkan 15 buah Cure Potion, sembilan botol Refresh Potion, dua Steel Dagger, dan 50 keping koin perunggu. Meskipun tidak mendapat Artificial Intelligence ataupun Eyesight sebagai hadiah utamanya, setidaknya aku bisa memiliki uang untuk start awalku di dunia ini.
Jujur saja, hampir setiap tokoh utama di novel ringan yang memiliki kesempatan untuk berpindah ke dunia lain sepertiku ini mengalami masalah keuangan pada awalnya. Syukurlah jika aku sudah memecahkan masalah tersebut sebelum memasuki peradaban.
Progress-ku cepat juga, ya?
"Hmm? Danau, kah?"
Ketika terus berjalan tanpa tahu arah, aku mendapati sebuah genangan air raksasa yang biasa disebut danau. Luas danau ini cukup besar, tapi aku masih bisa melihat ujung-ujungnya yang membentuk lingkaran.
Sejak diriku dikirim ke dunia ini oleh dewa beberapa jam lalu aku belum minum air sama sekali sehingga begitu melihat genangan air raksasa seperti ini membuat kerongkonganku kering. Waktu yang tepat, bukan?
Karena didorong oleh rasa haus aku pun berjalan mendekati ujung danau yang menjorok ke daratan terdekat untuk meminum airnya demi membasahi kerongkonganku. Walaupun belum dimasak dan kelihatannya terdapat banyak kuman dan bakteri di dalamnya, setidaknya rasa hausku hilang untuk sementara.
"Hentikan! Jangan minum air itu!"
Ketika aku menciduk air danau menggunakan kedua tanganku dan hendak meminumnya, tiba-tiba terdengar sebuah seruan keras dari belakangku. Sontak saja aku menoleh ke arah sumber suara tanpa meminum air danau tersebut terlebih dahulu.
Di belakangku terlihat seorang gadis cantik, berambut putih mengkilap terurai lurus di udara, memiliki sepasang manik ungu cerah di kedua bola matanya, mengenakan sebuah gaun putih dominan dengan nuansa merah pada sisi terluar kiri dan kanan badan, serta membawa sebuah keranjang anyaman dari serat-serat kulit kayu. Tubuhnya juga kecil, mungkin kepalanya menyentuh daguku.
Tapi, siapa gadis ini?
"Anda tidak tahu kalau air danau ini beracun, ya?"
Oh, air danau ini beracun? Aku tak mencium bau-bau ataupun melihat warna aneh dari air ini, tuh. Apa benar beracun?
"Kau sendiri tahu dari mana kalau air danau ini beracun?"
"Danau Denuce ini memang secara umum diketahui tempat tinggalnya Viper Fish yang memiliki racun cukup mematikan, pastilah habitat yang ditinggalinya juga ikut tercemar racun. Apa anda tak tahu pengetahuan umum itu?"
Bagaimana aku mengetahui pengetahuan umum jika beberapa jam lalu aku baru saja dikirim kemari oleh seorang dewa?
"Ya begitulah, soalnya aku baru saja tiba di dunia ini."
"Eh?"
Ah, aku kelepasan. Seharusnya aku tidak boleh memberitahu secara sengaja atau tidak bahwa aku berasal dari dunia lain. Dengan mengatakan itu sama saja aku memberitahukannya kalau aku ini merupakan makhluk yang bukan berasal dari dunia ini.
Gawat, bagaimana sekarang? Apa aku harus jujur saja, ya? Yah tak masalah sih, lagipula dia takkan percaya dengan kata-kataku dan akan menganggapku sebagai orang gila atau hilang ingatan. Oke, aku frontal saja tanpa harus ditutup-tutupi.
"Maksudnya anda bukan berasal dari dunia ini?"
"Y-ya, begitulah."
"Oh, hebat!"
YOU ARE READING
Isekai no Cheat Roulette
FantasyIshiki Kazuya, seorang pemuda yang mati demi mencegah perampokan pada suatu toko buku kesukaannya dan mendapat kesempatan untuk kehidupan kedua di dunia fantasi seperti kebanyakan cerita klise yang ia tahu dari dewa. Kazuya pun mengambil kesempatan...