Begitu membuka mata, aku sadar bahwa aku sedang berada di tengah hutan rimbun. Aku pun bangkit berdiri dan meregangkan sedikit tubuhku untuk persiapan langkah pertamaku pada kehidupan keduaku di dunia fantasi yang dikatakan oleh dewa.
Ketika aku meregangkan tubuhku untuk sesaat, tiba-tiba sebuah kertas kecil seukuran ibu jariku jatuh dari langit tepat di depanku. Aku sedikit terkejut, tapi aku segera memungutnya.
"Kupon rolet? Peregangan Tubuh Pertama di Dunia Lain?"
Apa-apaan dengan kertas kupon yang belum-belum sudah jatuh dari langit? Aku tidak tahu kalau peregangan itu termasuk prestasi. Hebat sekali, ya, dewa yang memberiku kupon ini.
Baiklah, kurasa tak ada salahnya mengambil kertas kupon ini untuk berjaga-jaga nantinya. Dengan anggapan itu aku pun menyimpan secarik kupon tersebut di dalam saku celana agar bisa kupakai nantinya.
Setelah itu aku melangkahkan kakiku entah kemana pun arus angin membawaku. Aku tidak tahu mana arah barat mana arah timur, mana utara mana selatan, soalnya aku baru saja membuka mataku beberapa waktu lalu.
Selang beberapa saat ketika berjalan, tiba-tiba pandanganku menangkap sebuah kertas jatuh dari langit sekali lagi. Aku pun mengambilnya tanpa ragu-ragu dan segera membacanya.
"Langkah Pertama di Dunia Lain."
Apa-apaan dengan sistem prestasi yang begitu cepat berkembang padaku ini? Selain kecepatannya yang kurang dari lima menit sudah mendapat dua kupon yang membuatku heran, prestasi macam apa yang pikirkan oleh dewa? Sampai hal-hal sepele seperti ini diukir menjadi sebuah prestasi, apa tak ada hal lain yang menjadi perstasi bagiku?
Oh benar juga, aku orang yang tidak punya prestasi sebelumnya sehingga ia menganggapku sebagai seseorang yang berstandar rendah. Dewa sialan.
Saat aku menggerutu dalam hati, mataku dapat melihat dua lembar kupon jatuh dari langit lagi. Ini sudah yang ketiga kalinya—atau kupon keempatku yang bahkan belum genap berada di dunia ini selama lima menit. Tak mempedulikan keluhanku, aku pun menangkap dua kupon tersebut dan membaca 'prestasi' macam apa yang dibuat oleh dewa lagi.
"Berjalan Sepuluh meter Pertama di Dunia Lain, lalu satunya Pikiran Negatif Pertama di Dunia lain."
Sungguh, apa si dewa sedang mempermainkanku atau apa? Aku menghela nafas membuang kesal dari mulut sembari memasukkan semua kupon yang kudapat barusan ke dalam saku celana kemudian melanjutkan langkahku ke arah yang tak menentu.
Hmm? Kalian bingung kupon apa yang sebenarnya kudapat sejak tadi? Baiklah, akan kuberitahu, lagipula memang sudah saatnya kalian tahu—walau sedikit terlalu cepat.
Keempat kupon yang jatuh dari langit sebelumnya adalah salah satu dari dua permintaanku, Lucky Roulette. Kalian tahu, kan, permainan rolet keberuntungan yang sering dipajang dalam permainan-permainan keberuntungan di arcade? Kira-kira seperti itulah permintaanku.
Jam tangan yang kuterima dari dewa ini bukanlah jam tangan biasa, tapi rolet yang bisa kugunakan untuk diputar demi mendapatkan sesuatu. Sayangnya jam ini hanya dapat digunakan jika satu kupon telah dikorbankan. Yah, singkatnya memang benar-benar Lucky Roulette seperti permainan keberuntungan klasik arcade.
Aku bukan orang yang sangat serakah untuk meminta sesuatu yang berkesan overpower pada dewa dan jujur saja, sebenarnya aku tak mau menjadi karakter overpower seperti di dalam cerita-cerita novel ringan yang pernah kubaca. Kau tahu, tidak ada perkembangan berarti dari si tokoh utama dan tahu-tahu saja sudah kuat sekali? Itu membosankan bagiku.
Oh ya, sebelum sampai di suatu tempat aku bisa mencoba rolet ini terlebih dahulu. Hmm, beruntung sekali aku bisa mendapat empat kupon sekaligus sebelum bertemu sosok lain di dunia ini.
YOU ARE READING
Isekai no Cheat Roulette
FantasiaIshiki Kazuya, seorang pemuda yang mati demi mencegah perampokan pada suatu toko buku kesukaannya dan mendapat kesempatan untuk kehidupan kedua di dunia fantasi seperti kebanyakan cerita klise yang ia tahu dari dewa. Kazuya pun mengambil kesempatan...