Ksatria Bercadar

748 27 0
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullah...
Assalamu'alaikum warahmatullah....
Allahummazhib 'annilhammi wal hazani... ". Sambil mengusap wajahnya.

         Lalu Zahra melanjutkan dengan membaca istigfar dan do'a, satu hal yang selalu ia bawa dan disebut-sebut dalam do'anya, yaitu orang tua nya sendiri, dan guru-guru ngajarnya, karna seorang murid itu dianjurkan untuk memdo'akan, baik itu guru dibidang ilmu dunia maupun ilmu akherat.

        Setelah selesai membaca Amaliyah- amaliayah-nya, Zahra beranjak dari sajadah, berjalan kearah lemari baju yang ada disamping ranjang-nya, dan menyorotkan pandangan-nya kearah kain hitam yang dilipat rapi, Zahra meraih kain itu dan membawanya kedepan cermin, ia kenakan kain itu lalu ia lapisi dengan kerudung putih bersih, Masya Allah... Terlihat cantik dan sangat tertutup, anggun dan sangat cocok untuk dirinya, itulah cadar pertama yang pernah ia terima dari Ustadzah Qomariah, juga untuk pertama kalinya ia mengenakan cadar itu.

         Barang-barang yang ia bawa cukup sekedarnya saja, yang tak boleh ketinggalan baginya ialah risalah amaliah, siwak, mukena dan yang terpenting niat bepergian agar perjalanan itu menjadi langkah yang diberkahi.

        Yah... Impian Zahra untu memakai cadar sudah terwujud, kehendak Almarhum sang ayah juga sudah terluruskan, seperti apa yang ia katakan dulu, dengan Bismillah ia akan memulai, bisa atau tidak, itu sudah pasti menjadi pertanyaan, Zahra juga pernah menulis dibuku khususnya, menyalin kata-kata dari sebuah buku ysng berjudul " Tausiah Islami " : " Anda bisa jika anda berfikir bisa, selama akal mengatakan bisa, batasan apakah sesuatu yang masuk akal atau tidak , Kita lihat orang lain, jika orang lain telah melakukan-nya atau telah mencapai impian-nya, maka impian tersebuat adalah masuk akal ."

       Rapi sudah Zahra berpakaian, ia melirik kearah jam tangan-nya, tepat pukul 05:37, masih banyak waktu untuk memghela nafas, agar lebih bermanfaat, Zahra mengisi waktu itu dengan membaca wirid sekaligus Muroja'ah Al-Qur'annya.

Sambil duduk-duduk diruangan tamu menunggu paman datang memberi isyarat, ia cek kembali baramg bawaan-nya barang kali ada yang terlupakan, karna Ayahanda Zahra pernah berpesan : " Jika ingin bepergian ketempat yang jauh maupun dekat, dan akan membawa barang bawaan yang banyak, maka siapkanlah jauh-jauh waktu, agar tidak terdesak-desak disaat waktunya tiba ". Zahra selalu ingat pesan itu.

       Yang dapat diambil pelajaran dari pesan Ayahanda Zahra ialah beramal-lah ( siapkan-lah ) sebelum kematian itu tiba, sebelum berangkat dari tempat persinggagahan ( dunia ) menuju tempat yang namanya sudah kita kenal dan kita yakini itu ada ( akherat ) , cek kembali tiket keberangkatan kita, karna disana nanti hanya ada dua tujuan, antara kegembiraan atau penyesalan, antara tawa atau jeritan, yaitu Surga dan Neraka.

        Jam menunjukan pukul 06:00 pas, tepat pada waktunya, paman muncul didepan pintu, ketika paman masukdan membuka pintu, ia terlihat kaget, melihat Zahra berpakaian bukan seperti biasanya, ada tambahan cadar diwajahnya, paman sempat diam beberapa detik, tapi tidak melontarkan pertanyaan dengan keadaan Zahra yang demikian, seperti terlihat biasa-biasa saja.
  " Zahra !!! Ayo siap-siap! ."
  " enggeh paman ."

       Ia beranjak dari tempat duduknya, berjalan kearah pintu dengan membawa tas slepang-nya.

        Diluar rumah, sudah ada para dewan guru pengajar di ponpes Al-Hijaziah bersama istri-istri mereka, paman juga bersama sang istri, yah... Beliau memang sangat jarang terlihat, namanya Sa'adatul Abadiyah, istri paman atau bibinya Zahra, beliau lebih sering didalam kamar mengurung diri dan didapur, kecuali ada hal-hal yang berhajar diluar rumah, seperti membeli bahan dapur dll, satu hal yang tak pernah lepas dari sela jari beliau, yaitu tasbih digital, yang selalu menemaninya dikala sendiri maupun berkumpul.

Kalam CadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang