Berburu Berkah

956 31 7
                                    

       Suasana tenang menyelimuti gendang telinga Zahra, diselangi angin angin pagi yang lembut membuat suasana makan semakin positif, terdengar lirih suara kendaraan lalu-lalang dijalan, karna lokasinya tak berada jauh dari jalan raya, Zahra duduk santai menunggu pesanan -nya datang bersama Nayla, mereka duduk berdampingan, sedangkan yang lain-nya duduk membelakangi keduanya.

       Dikala Zahra sedang duduk menunggu, Zahra kaget, ia dikejutkan dengan seseorang yang membuatnya berbalik muka memakai baju sekolah putih abu-abu
  " Nay awas awas ! Duuhh kenapa dia harus ada disini ." kata Zahra sambil melindungkan kepalanya ke belakang Nayla.
  " apa-apaan sih Ra, kaya liat hantu aja kamu ."
  " Dimas... Dimas ada disini ." bisik Zahra.
  " hah, Dimas, dimana ? ." kata Nayla sambil menoleh kanan kiri.
  " itu disana tepat dibarisan kita duduk, duuh... Gimana nih... Kita pindah duduk yuk ." Zahra panik melihat sosok Dimas yang duduk tak jauh darinya, Dimas bersama seorang teman-nya yang ia juga kenal dengan Zahra yaitu Irfan, teman sekelas Dimas.
  " ah... Tenang Ra, gak usah takut gitulah, kamu kan pake cadar, mana mungkin mereka berdua bisa tau kalau kamu Zahra . " kata Nayla menenangkan Zahra, ia baru sadar kalau wajahnya sekarang telah ditutupi dengan cadar, sehingga wajahnya tidak mudah untuk dikenali.

       Zahra kembali keposisi seperti semula dengan persaan gugup tak karuan, perlahan ia tegakan badan nya, bertingkah ala kadarnya, sesekali ia melirik kearah Dimas, Zahra takut kalau Dimas bisa mengenali dirinya, walaupun wajahnya telah ditutupi cadar, hatinya tetap merasa ragu dengan keadaan-nya, " semoga saja ia sama sekali tak mengenali-ku " gumam Zahra dalam hati.

       Makanan yang ditunggu akhirnya datang juga, favorit Zahra ialah nasi uduk yang disajikan diatas ayaman rotan dam dilapisi dengan daun pisang, untuk minumnya Zahra memilih yang sederhana dan simple mudah dicari, yaitu air putih, begitu juga Nayla ia memilih menu yang sama dengan Zahra.
  " Bismillahirrohmanirrahim ." lirih Zahra.
Keduanya menyantap makanan dengan lahap dan penuh ne'mat atas pemberian Allah atas ne'mat makan.

       Ditengah-tengah sedang asyik menyantap makanan, Dimas berjalan melintas dihadapan Zahra sambil menggendong tas sekolahnya menuju kasir, lalu tanpa ia sadari kunci motor Dimas terjatuh tepat dibawah meja yang mereka duduki, mendengar ada suara benda jatuh didekatnya, Zahra melirik kebawah, iya dapati sebuah kunci motor yang nama Zahra terpatri indah disandingkan dengan nama Dimas pada gantungan kunci tersebut.
  " Astagfirullah. " lirihnya kembali memejamkan matanya sedari memalingkan pandangan nya.

       Lalu Zahra berbisik pada Nayla
  " Nay, coba kamu lihat kebawah meja, ada kunci motor Dimas, kamu serahkan pada nya. "
  " kenapa tidak kamu saja ? ." kata Nayla sambil melahap nasi nya.
  " aku takut Nay dia akan mengenaliku, Nay ! Tolong yah. "
  " eemm, baiklah nanti yah kalau dia lewat sini. "
  "syukur lah, makasih banyak Nay. "
Nayla ambil kunci tersebut dan menunggu Dimas kembali melintas, Zahra bertingkah canggung, hatinya gundah, pamas dingin tak karuan, ia tetap melahap makanan nya.

       Tak lama kemudian, Dimas melintas dihadapan mereka berdua, tanpa pikir panjang, Nayla langsung menyapa nya.
  " kak! Kuncinya tadi jatoh. " sambil berdiri menyerahkan barang tersebut.
  " oh ya, makasih banyak yah. " kata Dimas mengambil kuncinya, sekejap Dimas memandang kearah Zahra yang sedang makan, ia mengerutkan dahi ketika pandangan-nya mendarat pada alis Zahra, tapi tidak berlangsung lama, Dimas berbalik badan dan berjalan keluar warung, ketika ia menaiki motornya, Dimas kembali melirik kearah Zahra seperti ingin memastikan pandangan nya, ia nyalakan motor lalu pergi meninggalkan tempat itu.

       Nayla yang memperhatikan dan menyaksikan hal itu, ia kembali duduk dan bicara pada Zahra
  " Ra, sepertinya dia mengenalimu. "
  " maksud kamu ? ."
  " tadi ia sempat melirik keraha mu beberapa kali dengan tatapan serius. "
  " jangan, aku harap ia tidak mengenaliku, tidak sama sekali. "
Tekad Zahra untuk melepasnya sangat kuat, memang untuk melupakan hal itu butuh waktu yang cukup lama, agar tidak mudah teringat masa lalu maka bawalah pikirkan mu kepada hal yang positif dan jangan lihat ke belakang, karna Syekh Abdul Qodir Al-Jielany berkata :" jika melangkah kedepan, ia tak mau berbalik ke belakang, ia tak mau mengulangi masa lalu nya. " jika tak ingin melihat masa depan mu seburuk masa lalu mu, maka tinggalkan masa lalu mu untuk masa depan yang baru, mulai dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat untuk menuai ke suksesnya dimasa depan.

Kalam CadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang