4. Saat Terakhir.

3.4K 90 1
                                    


Hari Perceraian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Perceraian.
.
.
Di hari itu, Deffano dan Vizka bercerai. Tepat di usia pernikahan nya yang masih 3 Minggu.

Vizka tersenyum palsu, bibir nya sedang berbohong bahwa dia baik-baik saja. Namun kedua mata nya penuh dengan kesedihan yang mendalam. Vizka berusaha tak menangis.

Begitu pun Deffano, ia terdiam membisu saat takdir telah berbicara bahwa ia harus berpisah dengan istri tercinta. Deffano nampak tegar, tapi tidak dengan hati nya.

Di hari itu pula, Vizka harus pulang ke Indonesia. Ia di antar oleh sang mantan suami ke Bandara. Selama perjalanan, keduanya diam membisu tanpa kata. Namun percayalah, kedua hati mereka menjerit pilu.

.
.
Di Bandara.

Deffano dan Vizka bertatapan sangat lama. Keduanya diam. Namun perlahan, air mata keduanya tumpah berhamburan.

Vizka menundukkan kepala, berharap Deffano tidak melihat nya menangis. Namun gagal. Sedetik kemudian, Deffano meraih tangan Vizka dengan cekatan dan mereka berhambur dalam pelukan yang dalam.

"Aku mencintaimu sayang, istri ku." Ucap Deffano berbisik lirih di telinga Vizka.

Vizka tak kuasa dengan perasaan nya. Tangisan nya semakin pecah dalam pelukan hangat sang mantan suami.

"Aku pun sangat mencintai mu.." jawab Vizka bercampur dengan tangisannya.

Pelukan mereka semakin erat. Tak peduli dengan tatapan sekitar yang melihat. Mereka hanyut dalam perasaan.

"Jangan pergi sayang..., Jangan pergi..." Ucap Deffano lemah.

Vizka hanya menangis tanpa menjawab. Air mata nya semakin berteriak hebat.

Deffano pun tak bisa berpura-pura tegar. Ia pun menangis.

"Aku harus pergi Deff..." Ucap Vizka tak bertenaga.

Vizka melepaskan pelukan, sedang Deffano menyapu air mata Vizka yang berserakan di pipi cantiknya.

"Look at me My Girl.." pinta Deffano pelan.

Vizka menatap mata Deffano lembut.

"Sampai kapan pun, kamu pemilik hati ku. Sampai kapan pun Kamu lah wanita ku. Sampai kapan pun kamu lah satu-satunya yang aku cintai." Jelas Deffano.

Vizka tersenyum. Ia pun melakukan hal yang sama, mengusap air mata di pipi tampan Deffano dengan penuh Cinta.

"Aku mencintai mu lebih dari kamu mencintai ku. Namun takdir memaksa ku harus belajar untuk melupakan mu. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain belajar merelakan mu. Itu yang terbaik bagi kita. Ikhlas kan aku pergi sayang,,, jika suatu saat kita bertemu lagi, jadilah orang asing dan lupakan yang pernah terjadi di antara kita." Pinta Vizka dan menggenggam tangan Deffano erat.

Deffano berontak, ia kembali memeluk mantan istrinya itu lebih erat dan sangat erat. Seakan tak ingin terpisah dan tak ingin di pisahkan.

Vizka pasrah, ia pun kembali hanyut dalam dekapan hangat Deffano. Ia izinkan itu terjadi karena ini saat terakhir ia bisa memeluk sosok laki-laki yang sangat di cintai nya itu.

.
.

TBC.

CERAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang