V

868 97 9
                                    




Seokjin tetap pada prinsip utamanya,menjadi omega mandiri yang bisa melakukan segala hal sendirian tanpa harus merengek tak sanggup. Sejujurnya prinsip itu bermula dari masa kecilnya yang tidak menyenangkan,menjadi omega laki-laki bagaikan sebuah aib hingga teman sebayanya selalu melayangkan hinaan-hinaan khas anak kecil yang jika diucapkan orang dewasa mungkin akan berdampak kepala terpisah dari badannya seperti 'omega hanya mengandung', 'omega hanya pemuas birahi', 'omega hanya merengek', 'omega menyusahkan'.

Setidaknya itu yang selalu ia dengar namun ketika ia semakin dewasa perlahan-lahan hinaan itu meredup bagai ditelan gelap,Seokjin bisa membuktikan omega tak seburuk itu.

Pengecualian untuk hari ini,Seokjin menerima ajakan Taehyung untuk pergi bersama,ia tak lagi mementingkan status omega mandiri yang selalu ia banggakan,otaknya mengatakan bahwa pergi bersama mate-mu bukan berarti kau adalah omega lemah yang tak dapat menginjak pedal dengan baik,didalam mobil Taehyung kembali merasakan hidungnya sesak oleh aroma feromon seokjin yang seolah-olah membelai hidungnya yang bertulang tinggi.

"bagaimana tidurmu sayang"

Menoleh,Seokjin kemudian memberikan senyuman seindah dandelion "cukup baik".

Namun,feromon Seokjin kembali tercium.

Berada dalam satu ruangan bersama Seokjin memang tidak pernah menjadi baik,pasalnya ia akan sulit mengontrol libidonya.

Taehyung menyatukan bibirnya dan Seokjin singkat, sebagai penyalur. Seokjin tidak pasif dia merespon dengan perlahan hingga Taehyung melepas pangutannya dan mengusap liurnya dibawah bibir Seokjin,ia juga sedikit membenarkan tuxedo hitamnya,hari ini meeting. Tuxedo selalu menjadi pilihan terbaik.

Mata elang Taehyung melirik kesebelah kanan dimana Seokjin duduk memandang pemandangan depan yang selalu seperti itu,pandangannya terlihat kosong.

"ada yang mengganggu pikiranmu sayang? Ceritakan semuanya pada pasangan hidupmu,dia disebelah kirimu"

"tidak ada"

Matanya dikedipkan secara lambat kemudian Taehyung berdehem agak kencang "kau bisa membohongi siapapun kecuali aku"

Skakmat.

Seokjin meluruskan posisi duduknya ia mulai mengambil nafas pendek "akhir-akhir ini aku merasa buruk"

Taehyung berhenti dipinggir jalan,ia menghadapkan tubuhnya kesebelah kiri menghadap Seokjinnya"apa yang membuatmu berfikir demikian,hm?"

"entahlah,aku—aku tidak mengerti"

Dalam benaknya,Seokjin berfikir bahwa ini adalah efek pertengkarannya beberapa waktu lalu bersama Taehyung hingga membuatnya berfikir terlalu keras.

Taehyung mengusap surai Seokjin perlahan secara horizontal "semua akan baik-baik saja,berhentilah berfikir terlalu keras dan jangan tidur terlalu larut,oke?"

Tepat seperti dugaan,bahwa Taehyung dapat membaca apapun yang ada dibenak Seokjin seolah semua itu telah terambang diudara.

Kemudian Taehyung membuka lebar kedua lengannya,seakan mengerti Seokjin menghambur begitu saja kedalam dekapan lelaki itu menenggelamkan kepalanya. Masa bodoh dengan posisi yang tidak nyaman.

"aku mencintaimu,Taehyung..Selalu"

Seakan melihat setetes air digurun,Taehyung bahagia mendengar Seokjin mencintainya. Ia tak pernah bosan meskipun entah keberapa ratus kali ia mendengar tiga kalimat itu.

"aku lebih mencintaimu Seokjin..selalu"

Jauh dilubuk hatinya,ada sedikit sengatan kecil yang seolah mencubitnya. Taehyung tak pernah merasa seburuk ini pada kekasihnya. Sudah saatnya.

Singularity - TaeJin [ ABO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang