"Namjoon..kumohon jangan lakukan.."
Suara itu seakan menamparnya. Namjoon tak mengerti dengan dirinya sendiri,dia adalah sosok yang tak mau dibantah yang selalu mendapatkan apapun yang ia mau tanpa kecuali tapi mengapa hanya mendengar suara putus asa itu saja dapat membuat namjoon menjadi pribadi yang lemah yang hanya akan melakukan jika diizinkan.
Itu bukanlah Namjoon yang sebenarnya,Kim Seokjin benar-benar dapat mengalahkan Namjoon walau hanya dengan ucapan putus asa nya,cinta memang kadang sekuat itu.
Namjoon menurunkan tangannya yang sedikit lagi hendak merobek seluruh pakaian yang menempel ditubuh indah omega yang selalu ia puja selama hidupnya.Namjoon ingin marah,ia ingin merasakan tubuh itu walau hanya sebentar,ia ingin menjadikan Seokjin miliknya sekalipun Tuhan akan mengutuknya, ia akan melakukan apapun untuk Seokjinnya,sang pujaan hati.
Namun Namjoon tak akan pernah bisa melakukannya,dia tak bisa melihat Seokjin putus asa dan ketakutan,ia benci melihat sang pujaan hati menderita.
Dengan segala kekacauan dipikirannya Namjoon menurunkan tangannya,kilatan nafsu yang berkobar dimatanya kini perlahan memudar menjadi gelap seakan penuh rasa sakit,Seokjin dapat melihatnya dengan jelas.
"Namjoon kumohon.. mengertilah,aku tak bisa mengkhianati mate-ku,dia separuh jiwaku Namjoon" suara Seokjin bergetar menandakan ia menangis,ia begitu merindukan Taehyungnya.
Namjoon menatap tak suka"lalu bagaimana denganku seokjin? BAGAIMANA DENGANKU YANG SANGAT MENCINTAIMU MELEBIHI DIRIKU SENDIRI!?" Suara itu terdengar begitu nyaring dan membuat Seokjin takut kemudian Namjoon mulai menundukkan kepalanya tubuh kokoh itu terlihat bergetar,seumur hidupnya Seokjin tak pernah melihat Namjoon semenyedihkan ini."Tidak adakah sedikit tempat dihatimu untukku? Tidak kah kau merindukanku walau hanya sedikit? Aku pernah mengisi hatimu dan setelah kau pergi hidupku tak pernah menjadi lebih baik" namjoon akhirnya mengatakannya betapa tersiksanya ia selama ini,intonasi suaranya melemah menandakan ia begitu hancur.
"K-kau tak mengerti Namjoon kita—"
"APA YANG TAK AKU MENGERTI??"
Namjoon berdiri dari duduknya melempar tuxedonya sembarang arah lalu berjalan menuju pintu kamar "kau munafik Seokjin,aku tak akan pernah melepaskanmu" ia berkata dengan nada mengejek lantas membanting pintu jati itu dengan kuat mengasilkan keterkejutan untuk Seokjin.Dapat Seokjin dengar,suara putaran besi menandakan Namjoon menguncinya dari luar,Seokjin lantas berdiri meraih gagang pintu itu dengan susah payah. Ia mengetuknya tak karuan.
"Namjoon!!! Jangan kunci aku Namjoon,Keluarkan aku!!! "
"Namjoon...!!!!"
"Hiks...Namjoon!!"'
"Keluarkan aku!!!"Namjoon sama sekali tidak tuli,ia mendengar semua teriakan pilu itu,namun untuk saat ini biarkanlah dunia berbalik,biarkan Seokjin merasakan sesakit apa rasanya dijauhkan dengan orang terkasih,biarkan Seokjin merasakan luka yang Namjoon rasakan yang tidak pernah mengering selama bertahun-tahun.
Jika Namjoon terluka,maka Seokjin juga harus merasakannya.
Perubahan emosi itulah yang membuat Namjoon sakit hebat,baru saja ia menahan nafsunya untuk tak menyakiti Seokjin namun beberapa menit setelahnya Namjoon ingin Seokjin menderita,sama sepertinya.
***
Ini terlalu malam untuk berkeliaran namun Taehyung tak pernah peduli,ia merindukan kekasihnya,omeganya. Ia telah puas berkeliling sampai ia benar-benar tak tahu tempat mana lagi agaknya yang belum ia kunjungi. Bahan bakar mobilnya habis tak tersisa membuat Taehyung menggunakan kedua telapak kakinya untuk terus berjalan seakan terbuat dari besi kedua tungkai kaki itu tak pernah lelah untuk melangkah.
Sejauh ini ia berjalan,tak sedikitpun ia dapat menghirup aroma sang omega membuat Taehyung putus asa,apakah mungkin sang omega benar-benar berada di negara yang sama dengannya? Apakah Namjoon membawa Seokjin ketempat terujung di muka bumi ini. Yang ia rasakan dadanya semakin sesak tak karuan membuat Taehyung semakin khawatir akan hal-hal terburuk yang mungkin Namjoon lakukan pada omega terkasihnya.
"Sayang bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja..." Taehyung terlihat begitu hancur dan frustasi.
