Terdengar bunyi "ting" beberapa kali dan suara itu berasal dari sendok yang berputar didalam cangkir putih. Taehyung terus mengaduknya hingga ia rasa telah cukup,asap yang berbau harum mengepul diudara.
Pagi hari akan lebih baik jika diawali dengan minuman hangat.
Taehyung melangkahkan kakinya,perlahan membuka pintu kamar takut seseorang didalam akan terganggu dalam tidurnya. Nyatanya tidak, seseorang itu telah terbangun semenjak tadi dan kini dia bersandar dikepala ranjang.
Taehyung tersenyum melihat pemandangan yang selalu ia impikan,yaitu sang mate 'Seokjin' berada diatas kasurnya dengan rambut yang berantakan tubuhnya dibungkus oleh kemeja putih miliknya dan shit! bahunya yang berseri terlihat begitu jelas akibat kemejanya yang merosot kesamping,sialnya Seokjin kini tengah tersenyum kepadanya memberikan senyuman terbaik dan Taehyung rasa ia ingin melompat dari lantai 7 apartement. Mereka telah bersama untuk beberapa tahun namun sebuah senyuman masih dapat membuanya terlena.
"Selamat pagi sayang" Taehyung tersenyum menghampiri Seokjin dengan satu nampan diatas tangannya, tetlihat satu cangkir minuman dan omellete manis yang terguyur madu.
Seokjin tersenyum lagi "selamat pagi"
Kini taehyung duduk ditepi tepat disamping Seokjin "minuman hangat untuk memulai aktivitas" kata Taehyung,tangannya hendak mengambil cangkir diatas nampan dan meminumkannya untuk sang mate "apakah itu kopi" kemudian Taehyung menggeleng "ini nok cha,teh hijau" .
Seokjin terlihat tak tertarik dengan minuman dalam cangkir itu terlihat dari ekpresi wajahnya yang sedikit terganggu "tapi aku ingin kopi"
Taehyung menghela nafas "tidak,tidak ada minuman berkafein oke? Nok cha akan lebih baik" Seokjin mendengus " hanya satu tegukan please?" Taehyung mengangkat bahu "jangan melakukan hal imut untuk menghentikanku membatasi kafein,dengar..kafein sangat tidak baik untukmu sayang" taehyung memperingatkan.
"Baiklah" Seokjin memilih untuk mengalah karena ia tahu ia akan kalah jika itu berhubungan dengan sesuatu yang alphanya tak sukai.
Seokjin meminum nok cha dalam cangkir sebanyak dua tegukan "tak buruk bukan?" Seokjin mengangguk "gula itu membuat sedikit lebih baik"
Taehyung memotong omellete itu dengan pisau buah kemudian menyupai Seokjin dengan tangan kanannya, kemudian memberikan beberapa kecupan saat tetesan madu menodai bibir Seokjin , perlakuan Taehyung tentu membuat Seokjin malu hingga kedua telinganya berwarna merah padam.
Mereka tak pernah bisa untuk tak tersenyum pada satu sama lain,Taehyung memperhatikan bagaimana kini Seokjin telah memiliki tanda dilehernya yang berarti bahwa Seokjin telah resmi menjadi miliknya dan Taehyung tak pernah bisa berhenti membayangkan malam purnama saat akhirnya mereka dapat merasakan kulit satu sama lain yang bersentuhan.
Penantiannya selama hampir 3 tahun kini telah berakhir. Dan selama itu pula ia bersyukur bahwa tak pernah sekalipun dalam hidupnya ia memaksa sang omega untuk memuaskan hasratnya.
Suasana kamar terasa begitu hening,samar-samar terdengar suara kunyahan yang berasal dari mulut Seokjin yang tengah memakan omelletenya. Sementara Taehyung tak dapat berhenti mengamati semua gerak-gerik omega dihadapannya,ia terpesona begitu dalam pada sosok indah dihadapannya.
Tidur yang panjang nyatanya tak mengurangi sedikitpun kecantikan dari wajah itu,apakah ini adalah salah satu dari ribuan alasan mengapa Seokjinnya adalah seorang omega suci?.
"Sayang?" Suara Taehyung memecah keheningan "ya?" Seokjin menjawab dengan mulutnya yang masih dipenuhi omellete madu.
"Apakah itu masih terasa sakit?"
Sial kenapa Taehyung harus mempertanyakan pertanyaan bodoh yang sangat Seokjin hindari hingga berdampak pada kedua telinga Seokjin yang memerah kembali padahal beberapa menit sebelumnya warna merah itu mulai pudar dan kini Taehyung menjadi penyebabnya lagi.
