16🌧bunga anyelir

1.9K 233 7
                                    

3 hari yang lalu...

menurut ramalan cuaca hari ini, hujan tidak akan turun dan hanya mendung.

setelah mendapat kabar bahwa jay mengalami kecelakaan mobil, tentu membuat sasha panik setengah mati. sasha hampir saja kabur dari kemoterapinya, namun ia tertangkap basah oleh salah satu perawat, sehingga aksi kaburnya pun digagalkan.

kini, sasha sedang berada di toko bunga. ia berniat untuk menjenguk jay hari ini, karena kabarnya jay sudah siuman dan boleh dijenguk.

mata sasha tak lepas dari berbagai macam bunga yang sangat indah. rasanya ia ingin membeli semuanya untuk dirinya sendiri.

dulu jay sering sekali memberikannya buket bunga. namun, tentu sekarang sudah tidak ada lagi. sekarang, bisa berbincang dengan jay saja sudah lebih dari cukup bagi sasha.

"silahkan, mau cari bunga apa?" tanya sang florist.

"em, saya mau bawain buat jenguk sih.."

"gimana kalau bunga anyelir ini? melambangkan kedamaian dan ketenangan bagi jiwa orang yang sedang sakit. selain itu, bunga ini juga melambangkan cinta dan kasih sayang." sang florist membawa sekuntum bunga anyelir.

sasha tersenyum lembut mendengar setiap tutur kata dari sang florist yang sangat manis. ditatapnya bunga berawarna pink tersebut.

tapi jay ga suka pink ya..

"yaudah mbak saya mau bunga anyelir aja. tolong dibikin yang cantik ya.."

"mau sekalian kartu ucapannya kak?"

sasha mengangguk kemudian mengikuti sang florist ke meja dimana ia biasa merangkai bunganya. sasha diberi secarik kertas dan menuliskan pesan singkat untuk jay.

"buat pacarnya ya? manis banget?" ucap sang florist.

sasha tak menjawab dan hanya kembali memberikan senyuman manis sebagai jawaban.

sambil menunggu sang florist merangkai bunga untuk jay, sasha pun kembali melihat-lihat bunga yang banyak menarik perhatiannya.

"selamat datang~"

mendengar bunyi lonceng dari pintu masuk membuat sasha reflek melihat ke arah sana juga. senyumannya seketika luntur ketika melihat cheryl yang datang ke toko bunga juga. cheryl pun menatap lurus ke sasha dengan raut yang sangat dingin.

cheryl mengacuhkan keberadaan sasha dan mulai masuk kedalam untuk menemui sang florist.

"mbak mau ambil pesanan saya yang kemarin." ucap cheryl.

"boleh liat tanda terimanya kak?"

sasha masih terdiam ditempat. ternyata cheryl sudah memesan lebih dahulu buket bunga yang jelas untuk jay.

sang florist kembali dengan membawa pesanan bunga cheryl. buket bunga aster yang cukup besar dibandingkan dengan milik sasha.

"bunga anyelir ya mbak? bagus." cheryl meraih kartu ucapan yang tergeletak di meja.

"...buat jay.." gumam cheryl tanpa melirik sasha.

"...makasih mbak." cheryl langsung keluar dari toko bunga.

"kak?"

lamunan sasha buyar ketika mendapati sang florist sudah berdiri di sampingnya sambil memegang buket bunga anyelirnya.

"o-oh udah jadi yah?" sasha sedikit gelagapan.

setelah membayar dan menerima buket bunganya, sasha segera keluar dari toko bunga. ia duduk sejenak di bangku yang tak jauh dari toko. entah kenapa tiba-tiba lututnya  lemas.

sasha pun menjadi sangat ragu untuk menjenguk jay ke rumah sakit sekarang, karena dapat dipastikan cheryl sedang ada disana. sasha meraih hpnya dan mendapati banyak notifikasi dari jay, namun ia tidak ingin membacanya sama sekali.

sasha hanya semakin merasa bersalah kepada jay maupun cheryl.

sasha sadar, tidak seharunya ia menghalangi jay yang ingin move on darinya kepada cheryl.

tidak seharusnya sasha menghalangi jay yang ingin berbahagia dengan cheryl, bukan dirinya lagi.

ditatapnya lagi bunga anyelir yang indah itu. warna pink nya yang cerah namun tidak secerah suasana hatinya saat ini.

tiba-tiba ada tetesan air menjatuhi bunga anyelir tersebut. sasha pun mengangkat wajahnya dan melihat langit yang semakin gelap. belum lagi suara gemuruh mulai terdengar. sasha segera bangkit dari duduknya dan berjalan cukup cepat, apalagi ketika merasakan rintikan hujan mulai turun.

karena hujan turun dengan cepat, sasha memutuskan untuk berteduh di sebuah halte yang sudah tidak beroperasi lagi. sasha duduk disana sendirian sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan.

"huh, katanya ga akan ujan hari ini?" sasha sedikit menggerutu.

sasha kembali termenung sambil menunggu hujan reda. sepertinya, ia harus mengurungkan niatnya untuk menjenguk jay hari ini. ia tidak ingin mengganggu jay dengan cheryl hari ini.

toh, pasti jay tidak mencarinya sama sekali?

pasti setelah siuman, cheryl lah yang jay cari. bukan dirinya sama sekali.

begitu pikir sasha.

setengah jam berlalu,

satu jam berlalu,

satu setengah jam berlalu,

hujan masih tidak kunjung reda.

sebenarnya, rumah sasha tidak begitu jauh dari toko bunga. bahkan, tadi sebenarnya ia memang berjalan kaki menuju toko bunga itu, dan niatnya ia akan menggunakan kendaraan umum untuk menuju rumah sakit.

terlihat hujan mulai mereda. karena sasha tak ingin berlama-lama di halte, belum lagi suasana yang sangat sepi, akhirnya sasha memutuskan untuk menerjang hujan dengan bermodalkan tas selempangnya untuk menutupi kepalanya.

sasha juga sengaja meninggalkan buket bunga yang tadinya hendak diberikan untuk jay.

biarkan saja bunganya tertinggal di halte yang kosong seperti hatinya.

jay sekarang memiliki bunga yang lebih cantik dan lebih besar, maka sasha pikir jay sudah tidak akan membutuhkan buket bunga darinya lagi.

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang