Rosewood

184 39 14
                                    

Accio
12
Rosewood


Akhirnya setelah percobaan yang kedelapan puluh lima hari itu, Taehyun teman sekamar Jisung berhasil membuat Corporeal Patronus. Tapi, begitu Jisung menyadari bentuk apa yang diambil si mantra perlindungan terhadap Dementor itu; ia terbahak-bahak. Bergelindingan menertawai Taehyun.

Wajah Taehyun sama merahnya dengan helai di atas kepala; terang menyala dikuasai emosi. Tongkat sihirnya jatuh dari genggaman. Menunduk lunglai tak percaya sambil menutupi wajah.

“Nah, ‘kan, sudah kubilang,” ujar Jisung di sela tawanya, “kalau kau bayangkan moment bersama Sungwoon pasti berhasil.”

Tawa Jisung semakin nyaring saat Taehyun berjongkok sambil meremas rambut. Sayup terdengar penyangkalan. “Tidak, aku tidak memikirkan dia. Tidak. Ini tidak benar.”

“Jangan denial,” larang Jisung cekikikan. “Bentuk Patronusmu jelas-jelas Pomeranian. Kurang Sungwoon apalagi itu? Sudah, nyatakan saja cintamu, ups!” Ia menghindari dari lemparan bantal. Bunyi berdebum terdengar, mata Jisung membola. “Bantalmu isi apa sih?”

Taehyun menggeram.

Sudut bibir Jisung terjungkit, “dipikir-pikir, sayang juga sih, Sungwoon yang manis-manis arum manis kalau diajak jadian oleh orang sepertimu, waduh!” Jisung kabur dari terjangan Taehyun yang berteriak murka.

.
.

Begitu berhasil kabur dari kejaran Taehyun, Jisung berbelok di koridor tempat kelas Aritmancy diadakan. Ia menuruni tangga spiral yang bergerak. Semakin turun, udara semakin dingin. Padahal liburan musim dingin masih belum terlihat satupun pertanda, tapi cuaca bertingkah sebaliknya.

Untuk kali ini Jisung sama sekali tidak membawa buku Ramuan, terlalu yakin benda itu tidak akan memberikan kontribusi apapun. Tapi, ia memastikan tongkat kayu ebony-nya ada di balik jubah. Sekadar berjaga-jaga dari potensi kemungkinan buruk yang bisa menimpa.

Entah bagaimana, tingkat kemujuran Jisung selalu merosot kalau sudah berurusan dengan manusia bernama Kim Jaehwan. Mungkin nanti kalau hendak bertemu si anak ular itu Jisung harus menegak Felix Felicis.

Di balik pintu ruang bawah tanah, begitu Jisung membuka pintu terlihat pemuda Slytherin itu tengah memasukkan lintah dan serangga sayap renda ke dalam kuali.

Dahi Jisung berkerut, “kau tidak menungguku membuat ramuannya?”

Jaehwan melirik sekilas, meraih piring berisi Knotgrass, memasukkan daun itu sambil berujar, “ini Polyjuice. Aku hanya melakukan tahap tambahan.”

“Oh!” Tergesa Jisung mendekat. “Kau membuatnya la—“

“Menjauhlah dari kuali!”

Langkah Jisung terhenti, “tidak perlu berteriak juga,” ujarnya lirih nyaris menyerupai bisikan.

Jaehwan menghela nafas, “ini hanya perlu diaduk sebentar. Kamu bantu ramuan berikutnya saja.”

Bibir Jisung berkedut-kedut tanpa bunyi.

“Masih ingat bahan untuk Amortentia?”

Jisung mengangguk. Siapa juga yang akan lupa kalau sudah ditimpa kejadian seperti itu? Jisung bahkan sampai menghafalkan bahan ramuan antidotenya.

“Ambilkan bahannya di rak.”

Setelah menghembuskan nafas keras-keras, Jisung menyeret kaki menuju rak bahan. Di ambilnya sebutir telur Ashwinder, tabung berisi duri mawar, dan beberapa peppermint kering. Saat ia berbalik, Jisung terhenyak nyaris bertabrakan dengan Jaehwan.

Accio: Grá 🍀 [Kim Jaehwan x Yoon Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang