Bagian 9 : Malam ini

244K 18.3K 2.4K
                                    

09. Malam mencekam

***

Rean berdeham saat melihat Daichi sedang bersama Elvan, entahlah dia merasa sepertinya harus mengganggu. Dengan berjalan angkuh Rean terus melangkahkan kakinya sampai pada saatnya ia berhadapan dengan Daichi dan Elvan.

"Konichiwa! Watashi Gibadesta Reano, watashi mau menjemput my lovely Daichi!" Ucap Rean lalu menunduk mendrama keadaan yang cukup membuat orang kesal, Daichi tanpa sadar tersenyum membuat Elvan yang melihatnya terkejut.

"Lol," gumam Daichi membuat Rean sontak melebarkan matanya.

"Lo bisa ngomong jepang nggak?" Tanya Rean.

"Sedikit, kan Otosan orang jepang," jawab Daichi seraya tersenyum tipis membuat Rean terkejut bukan main. Pantas saja nama gadis ini aneh, Daichi, ichi...ocha..AHAHA, ok maap tidak boleh sebut merk.

"Jodoh gue emang lo,"ucap Rean seraya manggut-manggut sendiri membuat Elvan berdecih.

"Lo mau pulang sama siapa?" Tanya Elvan tanpa melihat ke arah Rean.

"Aku mau pulang bareng teman aku kak." Elvan mengangguk lalu melenggang pergi membuat Rean terpekik.

"Masih ada orang jir di sini," gerutunya gemas sendiri. Daichi hanya tersenyum tipis melihat tingkah Rean membuat Rean memergoki gadis itu sedang tersenyum.

"Ciee senyum-senyum," ucap Rean membuat Daichi refleks mengubah rautnya menjadi datar.

"Sukitte ii na yo," ucap Rean mencoba menggoda Daichi, gadis itu tertawa kecil.

"Watashi wa shinai," jawab Daichi membuat Rean terdiam sejenak lalu tertawa kecil saat Daichi meninggalkannya.

"Apa jir artinya," ucap Rean seraya tersenyum kecut. Lalu tak lama kedua temannya datang, siapa lagi kalau bukan Dika dan Vero.

"Re-" belum sempat Dika menyelesaikan panggilannya, Rean sudah kabur membuat Dika tersenyum kecut.

"Anak anjeng emang ye," ucap Dika membuat Vero tertawa.

"Lagi kasmaran, biarin aje," jawab Vero lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran sedangkan Rean sedang mengejar Daichi. Namun gadis itu sudah menghilang entah kemana, ah sudah kulitnya putih, boleh tidak Rean memanggilnya setan? Ahaha.

"Anjir, gue makin suka sama tuh cewek," gumam Rean seraya menggeleng lalu melangkahkan kakinya menuju motornya dan dengan segera melajukannya sampai ke rumahnya. Saat di perjalanan wajah Daichi mengiringinya, saat sedang asik memikirkan Daichi, tiba-tiba seorang gadis di masa lalunya muncul membuatnya terkejut refleks ia menabrak trotoar dan ia terlempar sampai ke depan. Rean meringis kesakitan, ah sial pake jatuh, untungnya jalan sepi.

"Anjer pala gue ke jedot aspal," ujar Rean sendiri seraya memegang dahinya yang berdarah.

"Eh iya helm gue mana ya? Anjir ternyata gue nggak pake helm!" Rean baru tersadar bahwa ia tidak memakai helmnya, dan kemana perginya helmet miliknya?

Dengan cepat Rean bangkit lalu kembali naik ke atas motornya dengan tertatih lalu perlahan ia tertawa. Kenapa saat Fiola muncul dia suka terkejut sendiri, lalu Rean dengan cepat menjalankan motornya sampai tepat di depan rumah besar siapa lagi pemiliknya kalau buka keluarga Gibadesta. Mobil Albar sudah terparkir di sampingnya.

"Anjay Albar balik," gumamnya lalu ia melangkahkan kakinya menuju dalam rumahnya. Dan sudah ada keluarganya berkumpul, Albar sedang bersama Kazena istrinya, dan Asya sedang bersama Jessie sedang bercanda ria. Rean tersenyum tipis melihat semuanya tersenyum, entahlah hatinya lega. Rean tadinya ingin memberitahu ibunya bahwa ia habis jatuh dari motor. Namun dengan cepat ia urungkan.

REANO  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang