Bagian 21 : Ungkapan

201K 13.9K 2K
                                    

21. Ungkapan

...

Daichi mengerjapkan matanya beberapa kali saat Rean mengatakan hal tersebut lalu membalikkan tubuhnya dengan cepat dan langsung mencumbunya. Daichi terdiam membiarkan Rean menciumnya dengan sesukanya, sampai pada saatnya Rean hendak melepaskan kaosnya, ia terhuyung kebelakang membuat Daichi melotot.

"Kak Rean!" Pekik Daichi lalu bangun dan segera menghampiri Rean yang kembali terbaring di kasur.

"Kak Rean katanya udah sembuh?" Rean hanya memejamkan matanya merasa sangat pusing. Entahlah padahal niatnya tadi ingin langsung menerkam gadis ini karna sudah membangunkan hasratnya.

"Ternyata kepala gue masih pusing," ujar Rean pelan seraya menekan pelipisnya. Daichi langsung mengambil kompresan dan segera meletakkannya didahi Rean.

"Yaudah nanti ya ciumannya di lanjut kalo kakak udah sembuh," ucap Daichi yang sanggup membuat mata Rean membulat.

"Chi, lo gak boleh sepolos ini ya sama cowok lain," ucap Rean tiba-tiba membuat jantung Daichi berdetak tidak karuan.

"Se-sepolos kayak gimana, Kak?" Rean mengubah posisinya menjadi duduk.

"Pokoknya, kalo minta yang aneh-aneh, sama gue aja. Gaboleh sama yang lain." Setelah mengatakan itu Rean kembali membaringkan tubuhnya dengan posisi yang benar. Daichi mengangguk paham lalu duduk di sebelah Rean.

"Lo dari rumah?" Pertanyaan tersebut membuat Daichi tersentak. Ia bingung mau jawab apa, dia celingak-celinguk mencoba mencari alasan.

"Hey, gue nanya, Chi," tegur Rean.

"Iya, Ichi dari rumah!"

"Ada Papa lo?"

"Papa belum pulang juga. Besok kayaknya," ujar Daichi.

"Besok aja baliknya. Biar gue anterin," ucap Rean.

"Kan kak Rean lagi sakit." Rean menaikkan sebelah alisnya lalu menarik tangan Daichi dan akhirnya Daichi terbaring di samping Rean membuat jantung Daichi berdetak tidak karuan.

"Besok kayaknya gue sembuh. Soalnya kan pengin lanjutin yang belum selesai," ujar Rean seraya mengerling membuat senyum Daichi mengembang lalu memukul dada Rean, sontak Rean mengaduh.

***

Kini Rean sudah kembali sehat, walaupun terlihat wajahnya sedikit pucat, lelaki ini masih memaksakan untuk berangkat ke kampus. Daichi memperhatikan Rean yang sedang melahap makannya, tidak terlihat nafsu hanya mengunyah tanpa menikmati makanan.

Melihat Rean membuat Daichi teringat dengan persoalan Fiola. Gadis yang pernah jadi milik lelaki itu, meninggal karna depresi permasalahan keluarga, tapi yang masih membuat Daichi heran, kenapa Affandra mengatakan bahwa semuanya gara-gara Rean?

Terkadang Daichi ingin sekali bertanya pada yang bersangkutan, namun dirinya tidak memiliki keberanian untuk itu. Dia pernah bahas masa lalu dan Rean malah terlihat tidak menyukainya. Daichi mendengus sebal lalu tersadar bahwa tatapan Rean terpaku padanya, refleks Daichi mengerjapkan matanya lalu menunduk dan pura-pura terfokus pada makanannya.

"Kenapa liatin gue tadi?" Tanya Rean datar membuat Daichi gelagapan.

"Enggak, itu...hidungnya...makin mancung," jawabnya ngasal. Rean menaikkan sebelah alisnya.

"Jangan suka boong, nanti makin pendek," ucap Rean membuat mata Daichi melebar.

"Daichi tinggi tau!"

REANO  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang