{03}

366 43 1
                                    

      Meeting sudah selesai sejak beberapa jam yang lalu, pertemuan sekaligus perjanjian makan siang juga sudah selesai, jadi sekarang waktunya jaebum kembali ke rumahnya. Tapi dia malas untuk pulang ke rumahnya, toh di rumah saja dia tidak ngapa-ngapain, lebih baik dia berjalan jalan saja tidak apa sendirian juga tapi dia bingung mau kemana?

Tidak ada tempat tujuan, tapi tunggu! Sepertinya dia tau tempat apa yang bagus, buru buru dia mengambil ponselnya memghubungi salah satu kontak yang ada di ponselnya. Tidak lama sambungan telepon sudah tersambung, "halo, apa semua sedang berkumpul yugyeom?"

"Ah ya, kami semua sedang berkumpul kecuali jinyoung hyung dan bambam hyung dan kau hyung. Kemarilah pasti mereka merindukanmu, sudah lama kita tidak berjumpa"

"Ya ya baiklah aku akan kesitu, tunggu aku"

Setelah panggilan terputus, jaebum memasukan ponselnya kedalam saku celananya lalu masuk kedalam mobil yang tadi di hantarkan supirnya. Dengan menyetir sendiri jaebum melesat di keramaian jalan seoul.

***

       
        Sementara itu di tempat lain, yena tampak sedang terburu buru menuju sebuah tempat sambil menenteng dua kantung pelastik di masing masing tangannya. Arahnya semakin jelas bahwa dia ingin menuju rumahnya, membuka sepatunya terlebih dahulu lalu dia masuk kedalam rumahnya.

Di dalam rumah, yena membuka kantung pelastiknya yang dia taruh diatas meja di dalam dapur. Mengeluarkan satu persatu makanan dan barang barang yang  tadi dia beli lalu meletakannya ke tempatnya. Setelah itu dia membuka bungkusan bungeoppang hangat yang juga dia beli dari uang yang laki laki tadi berikan.

Uang bayarannya ini tersimpan terpenuhnya, karena dia membeli keperluannya dari laki laki baik hati itu yang memberinya uang. Padahal hanya tergores sedikit dia memberikan banyak uang, andai saja dia seperti laki laki itu yang hidup berlimpah harta pasti dia tidak perlu banting tulang seperti ini. Tapi walau begitu yena tetap mensyukuri hidupnya, dia bersyukur masih bisa makan 3kali sehari karena di luar sana banyak orang yang bahkan tidak bisa makan karena biaya ekonomi.

Yena memakan perhalan roti ikan itu sambil berjalan menuju ruang tengah rumahnya, menyalakan televisi yang berada di situ agar tidak terlalu sunyi. Mulutnya tidak berhenti mengunyah sedangkan tangannya tidak berhenti menggunta ganti channel televisi mencari saluran televisi yang menarik baginya.

Tapi suara deringan dari ponselnya menghentikan kegiatannya, awalnya yena cukup kesusahan mencari teleponnya karena dia lupa menaruhnya tapi akhirnya tidak. Nama jinkyo terpampang jelas di layar ponselnya, yena mengangkat pangilan suara dari jinkyo.

"Ya halo ada apa?" Tanya yena to the point.

"Kau dimana?"

"Tentu saja di rumah"

"Pantas saja aku cari di jalan kau tidak ada"

"Hei apa maksudmu berbicara seperti itu? Kau kira aku wanita jalanan apa?"

"Ah tidak bukan seperti itu, biasanyakan jam segini kau sedang menyebarkan brosur di jalan." Yena memutar bola matanya malas, ah ini alasan eh tapi benar juga pikir yena. "Kau benar di rumahkan, kalau begitu aku kerumahmu kau tidak bisa menolak jika kita akan makan ramyeon berdua kan? Sudah tunggu aku, sebentar lagi aku akan tiba bye"

Lalu sambungan telepon terputus oleh sebelah pihak, yena menatap layar ponselnya. "Ya aku memang tidak bisa menolak memakan ramyeon, tapi aku juga tidak bisa menolak jika aku yang akan memasaknya. Ah menyebalkan" gumam yena kesal.

Jinkyo berjalan sedikit cepat untuk sampai di rumah yena, sepanjang jalan dia tersenyum seperti orang yang sedang baru saja di terima cintanya. Dua bungkus ramen di tentengnya dalam kantung pelastik berwarna hitam beserta dua kopi cup di tangannya, untuk dirinya dan untuk yena.

Simple Love [Jaebum X Yena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang