{07}

230 38 1
                                    

"Tidakkkkk!!!! Mauuu!!!!"

"Hei hei hei! Kau ini kenapa seperti wanita sih? Teriak teriak tidak jelas"

"Tidak jelas? Tentu saja jelas! Kumohon batalkan perjodohan itu"

"Tidak! Kau ini sudah genap 25tahun mau nunggu berapa tahun lagi kau akan menikah? Eomma, appa dan nenekmu itu akan terus bertambah umur seperti kamu! Semasih eomma mu ini bernafas cepatlah bawa kekasihmu kesini dan menikah, eomma ingin memiliki cucu tau!"

"Astaga eomma...kenapa harus berbicara seperti itu? Iya! Iya! Aku akan membawa calonku kesini! Tapi mohon tunggu sebentar lagi"

"Baiklah, eomma akan menunggu"

Setelah sang ibu keluar dari kamarnya jaebum langsung terduduk di kasurnya, sesekali dirinya mengusap kasar wajahnya. Tidak seperti biasanya eomma bertanya seperti itu? Benar juga si aku sudah cukup umur, tapi kalau belum ketemu jodohnya mau bagaimana lagi? Batinnya berkata.

Jaebum membuka ponselnya dan membalas beberapa email yang masuk kedalam ponselnya hanya untuk memperalih fikirannya, dia tidak mau perkataan ibunya menjadi beban untuk dirinya. Lagi pula yang dikatan ibunya itu benar. Setelah semua emailnya selesai di balas jaebum berjalan ke kamar adiknya yang berada di sebelah kamarnya.

Tanpa menggetoknya terdahulu jaebum langsung masuk begitu saja, jaebum menghampiri sang adik yang sedang fokus menatap layar laptopnya. Jaebum jadi ikut fokus ke layar laptop adiknya. "Kenapa kau suka sekali dengan gambar itu?" Tanya jaebum saat melihat gambar logo yang sama dengan adiknya tunjukan kedirinya dahulu.

"Yaaa aku hanya penasaran saja, soalnya sudah beberapa kali aku tanya keteman temanku mereka tidak ada yang tau begitu juga dengan wali kelasku dia malah bilang itu hanya gambar biasa yang digambar hanya untuk sebuah logo"

"Terus? Kenapa kau tidak percayaan sekali?"

"Hyung, kau inikan orang yang cerdas dan banyak kenalanmu, kenapa kau tidak menyuruh orang saja untuk mencari tau logo ini?"

"Itu hanya logo biasa ok? Lagi pula aku ini orang yang sibuk tidak ada waktu untuk mengurus hal seperti itu, sudahlah lupakan saja atau hapus saja gambar itu"

"Sibuk? Aku lihat hyung terus berada di rumah jarang sekali berangkat ke kantor, apakah itu yang di namakan orang sibuk"

"Kau ini pandai sekali berbicara!"

Jaebum memukul mulut adiknya pelan membuat sang empu mengaduh, setelah itu jaebum keluar kamar adiknya dan masuk ke kamarnya hanya untuk mengambil jacket. Siapa tau di luar aku akan bertemu jodohku fikirnya. Aneh sekali pemikiran jaebum? Memang ada yang seperti itu?

Jaebum berpamitan kepada sang ibu dan neneknya yang berada di ruang tamu, sedangkan sang ayah sedang tidak ada di rumah karena ada urusan di luar kota dan baru saja pergi beberapa menit yang lalu. Jaebum menyetir mobilnya sendiri melajukan mobilnya kemana saja yang ada di fikirannya.

Terkilas dia terbanyang wajah yena tapi buru buru dia mengusir pemikiran itu, jaebum berhenti di sebuah kafe kecil yang ada di pinggir jalan. Jaebum memang orang yang di hormati tapi bukan karena dia orang kaya dan di hormati dia jadi tidak mau makan di kafe kecil ataupun di warung biasa. Jaebum tetaplah jaebum, dia hanya manusia biasa dengan nasib yang berbeda dengan orang lainnya jadi jagan beranggapan bahwa orang kaya itu beda level dengan orang biasa.

Bukan berarti orang biasa itu orang miskin atau tidak punya, sebenarnya semua orang itu kaya tapi tergantung kerja kerasnya orang itu sendiri. Jika dia bersungguh sungguh pasti dia akan berhasil seperti layaknya jaebum tapi jika tidak? Dia harus memilih jalan lain yang menuju ke suksessan tapi biasanya itu berlanjut lama.

Simple Love [Jaebum X Yena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang