s e i

132 20 8
                                    





"mau saya bantuin?"

yujin mengangguk, kepala nya pusing, apalagi harus membersihkan buku yang di perpus.

"em, g—gue mau ngomong"

minkyu melirik yujin sebentar, dia tersenyum ramah, "ngomong aja."

yujin menghela nafas panjang, dia menyenderkan badan nya di tembok perpustakaan

minkyu mendelik kaget, "kamu sakit?"

"gak. ada yang lebih penting dari itu."

"apa?"

gadis itu menatap laki-laki yang ada didepan nya

"lo terima yang semalem?"

minkyu terkekeh, kemudian berdiri memasukkan buku terakhir di rak

dia mengacak-acak rambut yujin, "terima. karna saya tau kamu baik."

yujin tersenyum, tapi tanpa disadari ada seseorang yang mengintip semua pembicaraan mereka berdua.











"chae, hyewon liatin lo terus tuh."

chaewon melirik kearah kanan nya, benar saja gadis itu melirik kearah nya

yang dilirik hanya berdecak kesal, "biarin lah punya mata."

heejin menggaruk kepala nya yang tidak gatal, "ya gak gitu juga"

"dia temen, bahkan sahabat lo." lanjut nya

chaewon tertawa remeh, dia menatap sinis hyewon yang kini tidak menatap nya lagi

"sahabat? yang nyelakain sahabat nya sendiri? ada ya?"

ucapan chaewon barusan menarik atensi semua orang, karena suara nya yang memang sengaja dibesarkan

"gila, buat malu aja lo" ucap heejin yang kemudian menarik chaewon masuk kedalam kelas

sedangkan hyewon hanya tersenyum tipis, menyesal dengan apa yang dia lakukan.

yang dibutuhkan nya sekarang orang yang dapat menghibur hati nya.

"sabar, semua nya udah tau yang sebenernya kok"

woojin memberi susu stroberi yang dibeli nya barusan, hyewon tersenyum dan segera meminum nya

"tau dari?"

"cctv ada bego."

"ya gak usah ngegas sih, bikes."

woojin tertawa lepas, "iya, iya. gue ke sohye dulu ya."

hyewon ngangguk, bibir nya senyum, hati gak ada yang tau bukan?








"besok gue sekolah pokonya!"

"belom sembuh bgo, jangan nyusahin gue sih."

"masalah gak bakal kelar jisung kalo gue bobokan doang di kamar!"

jisung mendelik, dan narik telinga adik nya itu, "gak sopan, gue kakak lo anjir."

eunbi meringis, dia mukul-mukul tangan jisung agar tangan kakak nya itu lepas dari telinga nya

"skit bego, keluar sana!"

"awas aja besok sekolah!"

"iya-iya bacot bener!" jawab eunbi sambil mendorong kakak nya itu keluar kamar

eunbi menggeleng dan memijit pelipis nya, rasa pusing nya keluar lagi.

gadis itu mengambil obat nya, dan meminum nya

VOi; [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang