d i e c i

131 13 4
                                    








minkyu memutuskan buat yujin dirawat dirumah.

karna disini bukan tempat yang aman bagi yujin untuk sekarang,

dan hyewon masih penasaran dengan apa yang terjadi dengan yujin.

"kak,"

minkyu yang sudah menyelesaikan administrasinya menatap hyewon,

"anu, belakangan ini yujin aneh,"

"kakak bisa cer–

"engga maaf," jawab minkyu sarkas, dan meninggalkan hyewon sendirian

sebenarnya apa yang terjadi, dan kenapa perasaan nya mengatakan bahwa sesuatu yang besar akan terjadi.















"kamu kenapa?!"

yujin menggeleng pelan, mama dan papa nya ternyata pulang. dan apa ini, melihat yujin dengan keadaan babak belur?

"minkyu, yujin kenapa?" tanya mama yujin khawatir, maklum yujin anak tunggal.

dengan senyuman manis, minkyu menjawab, "dia cuma sedikit lebih aktif kok, gak ada yang dikhawatirin."

yujin mengangguk lemah, kepala nya pusing, kaki nya lemas

"mah, yujin mau istirahat."

"yujin capek," lanjutnya dengan nada lirih

mamanya itu hanya menghela nafas, kemudian berjalan meninggalkan yujin dengan minkyu

"kak, anterin ke kamar,"

minkyu tersenyum, dan mengantar yujin sampai ke kamarnya. dia mengusap pelan pucuk rambut yujin

mungkin baru seminggu yang lalu dia bertemu yujin, tapi perasaan nya semakin membesar tiap harinya

"kakak pulang ya, telfon kalo butuh,"

gadis itu hanya mengangguk, dan memejamkan matanya. hari ini sungguh melelahkan,

berharap besok menjadi hari yang lebih baik

mungkin.















seperti yang dimintai jinyoung kemarin, hari ini semua ketua ekskul sedang melakukan rapat

chaewon pun turut hadir, ya walaupun dia sangat malas.

"ada yang mau ditanyakan?"

ah, ini yang chaewon tunggu-tunggu

sesi tanya jawab

"kapan selesai?" tanya chaewon sarkas, dia ingin mengerjakan tugasnya yang belum selesai

jinyoung tersenyum manis, rasanya melihat itu chaewon ingin muntah saja

"sebentar lagi, sabar ya."

gadis itu menghela nafas, dan melirik nancy yang melihat nya dengan ganas

tcih, ambil saja kepala kecil itu.

"baik semua boleh keluar,"

"kecuali chaewon." lanjut jinyoung

chaewon terdiam, sungguh

sekarang dia sadar ada manusia yang lebih menjengkelkan dibanding kakaknya.

"yujin gimana?"

"bukan urusan lo,"

"urusan gue, dia termasuk rakyat gue"

"irisin gii, dii tirmisik rikyit gii"

jinyoung mencaka-cakar udara, andai didepan nya ini kakak nya, sudah pasti ada pertempuran hebat

VOi; [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang