q u a t t r o

155 25 3
                                    





Guanlin memasuki kelas nya yang sudah ramai yang sebelas dua belas mirip pasar, tapi laki-laki itu enggan ikut ramai, padahal setiap pagi kerjaan pertama nya ngebacot.

"Gils ada berita hot gais!"

"Berisik anjing, gak tau apa gue lagi cape" dengus guanlin, tapi bagai debu, mereka tidak mendengar kan guanlin

Laki-laki itu mendecih, dulu saja waktu tau mereka sekelas dengan nya, heboh sampai meja nya setiap hari ada saja jenis makanan.

"Minkyu yang terkenal itu bukan? Pindah kesini? Yang bener?"

Oke, kalau yang itu memang berita hot.

Siapa yang tidak mengenal laki-laki itu? Tampang oke, otak juga oke.

"Nambah saingan aja sih"

"Iya, gak tau apa kalo gue buluk" timpal woojin yang entah sejak kapan sudah ada disebelah guanlin

Guanlin refleks mengusap dada nya, "ngagetin aja lo rempahan rengginang."

Woojin menaikkan bahu nya acuh, dia menatap gadis yang baru saja memasuki kelas guanlin, senyum nya mereka begitu saja, melihat senyum gadis itu

"Jangan dia jin, jangan deh."

"Lo gak tau aja lin, gue mendem perasaan dia sejak kelas 10"

"Ya gue tau"

"Tapi coba lirik yang selalu perhatiin lo setiap saat" lanjut nya sambil melirik gadis yang duduk di depan pojok

Merasa ketahuan, gadis itu mengalihkan pandangan nya, dan membuat seolah olah dirinya sibuk.

Woojin mendengus kasar, dia beranjak dan mengambil tas nya, "Nanti kantin aja. Gue ke kelas"

Sepeninggalan woojin, guanlin berjalan kearah gadis itu, dia mendengus didepan nya

"Gak usah sembunyiin deh won, gue tau semua."









Eunbi memasukkan baju olahraga nya didalam loker milik nya, dan mengunci ketika akan meninggalkan nya,

"Eh tunggu dulu"

Minhyun memasukkan satu batang coklat didalam loker eunbi, eunbi buru-buru mengeluarkan nya dan menatap sinis laki-laki didepan nya itu

"Buat apa? Gue mampu ya beli beginian!"

Minhyun terkekeh, dia mengacak-acak rambut eunbi dan menatap manik mata gadis itu.

"Terima aja sih, anggep aja perkenalan kita."

"Ya t-tapi kan"

"Udah terima aja, gue tau sebenarnya lo mau"

Setelah mengatakan itu, minhyun pergi meninggalkan eunbi yang masih mematung

"Bi?"

Yujin menepuk pelan bahu gadis itu, eunbi sedikit kaget dan buru-buru menyembunyikan coklat dari minhyun

"Eh Yujin, tumben berangkat pagi"

Yujin menaikkan alis nya satu, "Lo aneh pagi ini."

Eunbi merolling bola mata nya malas, "Serah, serah. Yang waras ngalah"













"Makan won, apa gue makan soto punya lo?"

"Jangan, awas aja ngambil." jawab hyewon sambil menunjuk wajah chaewon dengan sendok nya

Chaewon mendengus kasar, dan memasukkan baso nya kedalam mulut, perhatian nya fokus pada jinyoung dan segala babu nya masuk ke dalam kantin

"Jin?"

Yujin menoleh, matanya seperti mengatakan kenapa

"Gue lupa minta jeruk nipis, ambilin gih"

"Ambil sendiri, gak liat gue lagi makan?"

Hyewon menggebrak meja, dan melihat kearah samping nya, "gak liat ada eunbi disebelah gue?"

Daripada berbacot ria bersama hyewon, yujin bangkit dan menuju stan soto

"Mang? hyewon lupa minta jeruk nipis"

Mang Didi yang sibuk ngurusin pesanan lain, mengabaikan yujin, yang memang mang didi sendiri gak denger

"Yah mang, balik kesana ntar gue digorok loh" ucap yujin sambil merengut kan wajah nya

"Mang, minta jeruk nipis nya ya"

"Iya ambil aja"

Yujin menghentakkan kaki nya kesal, dia balik badan berniat meninggalkan stan soto, tapi tangan nya dicekal oleh seseorang, yang mau tak mau yujin berbalik arah

"Ini"

"Buat apa, gak usah sok baik ya."

Guanlin terkekeh, "masih kesel ya gara-gara kejadian kemarin? Maafin deh"

Yujin mengangguk pelan, dia ngambil jeruk nipis yang diberi guanlin

"Makasih,"

"Apapun, buat kesukaan guanlin."

"Lin lo tau gak?"

"Apa?"

"Gue kira hyewon orang paling bucin didunia, tapi ternyata masih ada lo."












"Ada tetangga baru ya jin di komplek kita?" ucap chaewon yang baru masuk kedalam rumah yujin

Memang malam ini mereka bertujuan menginap semalam di rumah yujin, dan malam ini mereka ingin memasker wajah mereka

"Iya, itu rumah nya depan"

"Yang baru selesai di bangun itu?" tanya hyewon yang baru datang, dan kebetulan denger omongan nya chaewon

"Iya, bagus deh gue gak takut kalo mau buang sampah"

"Tapi gue gak asing gitu sih sama tetangga baru lo" ucap eunbi yang baru sampai rumah yujin, dia membawa banyak makanan

"Ah masa sih, orang asing gitu wajah nya"

"Ya lo gak tau sih"

Yujin buru-buru menutup pagar rumah nya, karna eunbi lupa mengunci nya. Tapi perhatian nya fokus ke rumah depan nya, laki-laki berwajah datar yang mungkin seumuran dengan nya keluar, membantu menurunkan barang-barang

Tanpa yujin sadari laki-laki itu menatap nya juga, dia tersenyum tipis

"Siapa sih, masak dia kenal gue?"






"Gue kesel huhu sama jinyoung, masak tadi siang gue ke bk"

"Hah ngapa?"

"Tau noh, temen gue kehilangan hape nya, nah pas dicari ada di tas gue"

"Kok bisa?"

"Ya mana gue tau, tiba-tiba aja. Tapi gue udah jujur beneran sama tu guru, udah mau percaya"

"Tapi jinyoung dateng dan manas-manasin guru" lanjut chaewon sambil ngeremes tisu yang diambil dari tas nya

Eunbi ngusap punggung chaewon, "terus gimana kelanjutan nya?"

"Gue dapet kartu peringatan."

Hyewon mengangguk paham, dia mengambil makanan yang dibawa eunbi, "sabar aja ya chae"

"belajar dari yujin yang dapet bejibun tapi tetep santai." lanjut hyewon yang diangguki eunbi

"santai aja chae, lo juga gak bakal kedepak. Itu mah cuma buat kenang-kenangan doang."

"Lo bawa makanan kecil doang bi? makanan berat?"

Eunbi menggelengkan kepala nya, dia mengira teman nya sudah makan makanya hanya membawa makanan kecil

"Udah ayok pergi, gue traktir."

"Intinya kalo pergi sama eunbi bawa diri aja."






VOi; [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang