2

18.1K 984 13
                                    


"Gimana Mas, Rasanya nikah lagi?"  Mendengar pertanyaan pertama yang di lontrakan istri pertamanya itu di barengi senyuman, Ardan segera meneguk air mineral yang ada di genggamannya.

"Baik. Bahkan sangat baik. Kiana gadis penurut dan aku senang bersamanya." Melati kembali asyik berkutat di dapur. Senyumnya masih terukir.

"Syukurlah!"

"Malam ini, aku akan menginap di rumah ini." Ardan menggoyang-goyangkan gelas hingga bergerak memutar. Seolah ingin memberitahu Melati jika dirinya tak ingin di ganggu.

"Ok, Kalau Mas mengizinkan, saya akan ke aparteman malam ini." Ucap Melati lalu mematikan kompor dan menarik kursi lalu duduk di hadapan Ardan. Suaminya.

Ardan masih membisu.

"Atau Mas mau, Mel pesankan Hotel bintang lima. Supaya kalian lebih puas?" Tanya Mel lagi dan Ardan mengepalkan tanganya menahan kesal.

"Sampai kapan Mel?" Tanya Ardan dan membuat Melati mengerutkan keningnya.

"Why?" ... Tanya Melati pura-pura tak paham.

"Sampai kapan Mayat yang sudah membusuk itu menghilang dari pikiranmu?" Bentak Ardan frustasi.

"Dia tak akan membusuk. Sampai kapan pun." Ucap Melati lalu tersenyum tipis. Kemudian berlalu.

Ardan semakin frustasi.
Ia begitu sulit menaklukkan wanita yang sangat ia cintai. Wanita yang sangat ia ingin lindungi. Dan juga Wanita yang telah membuatnya melakukan kekejian.

Demi mendapatkan dirinya...

A mate from the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang