❤Haii jumpa lagii❤
.
.
.
.
.
❤❤❤Happy reading everyone❤❤❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Taypo dimana mana "sorry😅"Ini sudah seminggu setelah hari dimana Aimi berjumpa dengan jimin dan membuat kesepakatan jika Aimi akan mengugurkan anaknya dia harus menghubungi jimin dan jimin akan menemaninya, menurut Aimi itu tidak masalah bagaimana pun sebenarnya jimin jugak berhak dalam bayi yang ada di kandungannya tapi apa boleh buat dia benar benar tidak bisa mempertahankan bayi ini walau pun sebenarnya dihatinya yang terdalam dia sendiri tidak yakin dengan keputusan nya.
"Halo jimin" kata Aimi dengan suara sungkan, wajar saja mereka baru bertemu sekali dan kali ini kembali Aimi yang menghubungi jimin.
"Ahh iya ada apa?" Kata jimin dengan suara lembut dan terkesan seksi dalam bersamaan.
"Begini aku akan pergi kesalah satu rumah sakit besok, apa kau ada waktu" kata Aimi, sebenarnya itu terdengar sedikit aneh dikuping Aimi disini seakan akan dia akan mengajak jimin untuk menemaninya tapi memang itukan kenyataannya.
"Ooo tapi aku tidak bisa pergi pagi atau pun siang karna aku akan selesai syuting jam 7 malam, apa itu masi memungkinkan?" Kata jimin masi dengan suara yang lembut.
"Iya di web nya mereka mengatakan tutup jam 10 malam jadi ku pikir itu masih sempat" kata Aimi sambil mengangguk-angguk kan kepalanya walau pun sebenarnya jimin tidak akan bisa melihatnya.
"Baiklah" kata jimin menanggapi kata kata Aimi.
"Tapi hmm tempat itu lumayan jauh dari Seoul dan mungkin akan memakan waktu hampir 2 jam hmm apa tidak apa?" Kata Aimi mengatakannya dengan sungkan.
"Tenang lah, aku juga paham kita harus memilih tempat yang lumayan jauh agar tidak dikenali, aku paham dengan itu" kata jimin dengan sedikit tawa diakhir kata katanya.
"Baiklah jimin terimakasi" kata Aimi sambil sedikit tertawa karna mendengar tawa jimin tadi.
"Nee aku tutup, selamat malam" kata jimin akhirnya.
Setelah telpon itu mati Aimi sedikit memukul kepalanya, bagaimana tidak wanita mana yang tidak tergoda dengan jimin sapaan yang lembut dan diakhiri dengan kata kata selamat malam, Aimi sedikit berpikir wajar saja dia mau mau saja disentuh jimin lelaki itu pasti sangat mengoda saat melakukan itu, tapi setelah menyadari apa yang dipikirkannya dia langsung memukul kepalanya lagi lagi.
—Aimi pov—
Pagi ini aku ada syuting dengan salah satu brand kopi dan mereka memintaku untuk meminumnya tapi aku takut jika aku meminumnya kandunganku akan bermasalah atau tidak, sebanar nya aku tidak mau janin dalam tubuhku tersiksa walau pun pada akhirnya aku juga akan mengaborsinya tapi entah kenapa aku tidak ingin dia tersiksa."Maaf tapi tubuhku akan merah merah ketika meminum kopi" kataku sedikit sungkan.
"Tidak perlu meminumnya kau hanya perlu menempelkan bibirmu digelas" kata orang itu sedikit sinis melihatku, akhirnya aku hanya bisa mengangguk oleh apa yang dikatakannya.
Begitu syuting selesai aku mendapat telpon dari jimin tapi aku tidak sempat mengangkatnya.
Namja
Dimana aku menjemputmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
One night stand
RomanceIni benar benar hari terburuk dalam hidupku, aku terbangun dengan keadaan mengenaskan dengan sebuah kertas yang tertempel dilampu tidur dengan tulisan 'thanks' dan nomor telpon. Ini benar benar buruk, aku bisa gila -Hirai Aimi-