❤Haii jumpa lagii❤
.
.
.
.
.
❤❤❤Happy reading everyone❤❤❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Taypo dimana mana "sorry😅"—Aimi pov—
"Mau tidur disini saja" aku sedikit menundukkan kepalaku menjeda sedikit sebelum melanjutkan kata kataku."setidaknya aku tidak terlalu merasa bersalah karna menggunakan bajumu dan serakah memakai selimut sendiri" kataku akhirnya sambil melihatnya lalu setelah mengatakan itu aku mengarahkan mataku entah melihat kemana, karna jujur saja ini terasa aku seperti mengoda lelaki.
Aku mendengar jimin sedikit tertawa tapi saat aku melihatnya dia mengangkat tangannya seperti orang yang akan ditangkap polisi. Aku sedikit bingung memangnya apa yang lucu dari kata kataku dan sekarang pasti aku sudah mengerutkan keningku karna bingung.
"Tidurlah" kata jimin masi dengan sisa tawanya.
"Jim aku serius" kataku melihatnya dengan mata sedikit melotot. Akhir akhir ini aku mudah Tersulut emosi.
"Iya aku juga serius ini sudah malam kau harus ti—"
"Aku masi kedinginan" kataku meyakinkan diriku untuk mengatakan ini, entah la aku malah terasa tertantang agar jimin mau berbagi selimut denganku dan sebenarnya aku sedikit bingung jimin kelihatan seperti lelaki yang sangat baik, sopan dan sangat menjaga wanita. Aku refleks memegang perutku saat memikirkan itu, didalam kepalaku berputar putar pertanyaan 'apa benar jimin yang mehamiliku? Apa laki laki sesopan dia bisa berbuat hal hal seperti meniduri wanita yang bahkan tidak dikenalnya? Jangan jangan dia dijebak?.
"Apa sangat dingin" kata jimin mengejutkan ku dan lagi membuatku tersadar dari lamunanku.
Aku menjawab nya dengan anggukan dua kali dan tanganku yang refleks mengusap perutku.
Jimin berjalan kearah ku bukan maksudku kearah tempat tidur, menarik selimut lalu menidurkan tubuhnya disebelahku, jujur saja jantungku sudah berdetak sangat kencang bahkan rasanya nafasku sangat susah keluar. Padahal tadi aku yang menawarkan tapi sekarang aku yang merasa menyesal tapi jika aku biar kan dia tidur disofa aku yakin besok pagi dia sudah menjadi es batu atau sudah meningal kedinginan.
"Kemarilah" kata jimin sedikit merentangkan tangannya menghadap kepadaku.
"Ahh" aku sangat cangung saat melihatnya begitu salahkan mulutku yang membuat alasan ini.
"Apa sudah tidak dingin lagi?" Kata jimin sedikit mengerutkan keningnya.
Matilah aku, aku terus melafalkan itu didalam hatiku. Aku mengeser sedikit tubuhku dan meletakkan kepalaku diatas tangan jimin lalu aku merasa tangannya yang satu lagi memeluk tubuhku dan sedikit menepuk punggungku.
Wajahku yang ada didadanya langsung mencium aroma tubuhnya seperti aromaku saat pagi hari aku terbangun di hotel itu. Jika boleh jujur sebenarnya pelukannya sangat nyaman dan pukulan pelannya dipunggung ku membuatku merasa semakin nyaman dan jangan lupakan kulitnya yang sangat dingin itu sudah mulai menghangat. Sebelum aku benar benar terlelap aku berfikir pantas saja saat itu aku terjerumus oleh jimin lihatlah bahkan tubuhnya sangat nyaman pasti dia mengoda ku sedikit saja aku pasti langsung lupa diri atau mungkin aku yang mengodanya.
—Aimi pov end—
KAMU SEDANG MEMBACA
One night stand
RomanceIni benar benar hari terburuk dalam hidupku, aku terbangun dengan keadaan mengenaskan dengan sebuah kertas yang tertempel dilampu tidur dengan tulisan 'thanks' dan nomor telpon. Ini benar benar buruk, aku bisa gila -Hirai Aimi-