Book 1

3.4K 228 47
                                    

Come Lie with Me (Pesona Dione)

By Linda Howard

Alih bahasa : Shandy Tan (GPU)

Novel kedua yang aku remake setelah The conveniet marriage. Ini ff koobi ya ^^

Jangan lupa komen dan vote ya :) klo ada kesalahan dalam menulis tolong koreksi 🙏

.
.
.
.
.


LAUT MEMILIKI KEMAMPUAN untuk membuai. Hoseok membiarkan dirinya terbuai tanpa perlawanan sedikit pun, dengan tenang memperhatikan ombak-ombak berwarna turkois bergulung-gulung menuju pasir putih menyilaukan. Meski ia bukan tipe yang suka duduk tanpa melakukan sesuatu, sekarang ia puas duduk di teras rumah pantai yang ia sewa. Ia menyelonjorkan kaki panjangnya yang berwarna cokelat kekuningan dan menumpangkannya di susuran, tidak melakukan apa pun selain melihat ombak dan mendengarkan gemuruh ombak yang mendekat lalu menjauh lagi. Hoseok bisa melihat camar-camar putih menukik, lengkingannya menambah simfoni yang diciptakan deru angin dan gemuruh ombak. Di sisi kanan, Hoseok melihat matahari berwarna oranye keemasan tenggelam ke air, membuat permukaan laut seolah terbakar. Pemandangan itu pasti memukau jika diabadikan dalam foto, tapi Hoseok enggan meninggalkan tempat duduk dan mengambil kameranya. Hari ini mengagumkan, dan sejak tadi Hoseok tidak melakukan kegiatan berarti selain berjalan menyusuri pantai dan berenang di Teluk kota Busan yang biru bergaris-garis hijau. Astaga, alangkah indahnya. Betapa manis, seperti rasanya berdosa bisa menikmati keindahan ini. Liburan ini sempurna.

Selama dua minggu, Hoseok berjalan-jalan sendirian menyusuri pasir seputih gula di Dadaepo, Dadae-ro, Dadae-dong, Saha-gu, Busan, Korea Selatan, sambil bermalas-malasan dengan perasaan bahagia. Di rumah pantai itu tidak ada jam dinding, ia sendiri tidak memakai arloji sejak tiba karena waktu tidak terasa penting. Pukul berapa pun ia terbangun, ia tahu, kalau lapar namun tak ingin memasak, selalu ada tempat ia bisa mendapatkan makanan yang jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Selama musim panas, Miracle Strip tidak tidur. Tempat itu seperti lokasi pesta 24 jam yang terus memperbarui diri mulai dari akhir tahun ajaran sekolah hingga akhir pekan Hari Buruh. Pelajar dan para lajang yang ingin bersenang-senang untuk menghabiskan waktu akan mendapatkan keinginannya; para keluarga yang mencari liburan ceria akan mendapatkan apa yang mereka cari; pria profesional yang lelah-yang hanya menginginkan kesempatan mengurai kepenatannya dan bersantai di pinggiran teluk memesona ini-juga akan mendapatkan keinginannya. Hoseok merasa terlahir kembali setelah dua minggu liburan yang sarat kenikmatan.

Perhatian Hoseok tersita oleh perahu layar secerah kupu-kupu. Ia memperhatikan perahu itu dengan lambat berlayar menuju pantai. Ia begitu asyik mengamati perahu layar sehingga tidak sadar seseorang mendatangi teras, sampai pria itu menaiki undakan dan getaran lantai papan membuat Hoseok tersadar. Tanpa ragu, ia menoleh; gerakannya luwes dan tidak waswas, tapi sekujur tubuhnya mendadak tegang dan siap beraksi, meski ia tidak mengubah posisi tubuhnya yang santai.

Seorang pria jangkung berambut kelabu berdiri memperhatikan Hoseok, dan gagasan pertama yang melintas di benak Hoseok adalah penampilan pria itu tidak sesuai dengan tempat ini. Dadaepo-yang dikenal sebagai tempat wisata-merupakan wilayah yang santai dan tidak formal. Pria itu memakai setelan abu-abu tiga potong yang rapi tak bercela, kakinya terbungkus sepatu kulit buatan Italia. Sesaat Hoseok berpikir, sepatu itu pasti penuh pasir gersang yang bisa menyusup ke segala celah.

"Tuan Jung?" pria itu bertanya dengan sopan.

Hoseok melengkungkan punggung rampingnya karena heran, tapi menurunkan kaki dari susuran dan berdiri sambil mengulurkan tangan pada pria itu. "Ya, saya Jung Hoseok. Dan Anda...?"

"Kim Namjoon," sahut pria itu sambil menyambut tangan Hoseok dan mengguncangnya dengan mantap. "Saya sadar kedatangan saya mengganggu liburan Anda, Tuan, tapi panting sekali bagi saya untuk berbicara dengan Anda."

Come Lie To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang