"Eh, San? Ngapain di parkiran motor? Bukannya kamu biasanya naik sepeda?"
"Heheh. Gue mau pulang bareng Seonghwa. Soalnya rantai sepeda gue lepas," jawab San sambil tersenyum hingga lesung pipinya terlihat.
Demi neptunus, aku sangat takut jika Yeosang marah karena hal ini.
"Ohh... jadi kamu ya yang pertama? Maaf, aku seenaknya ngerebut Seonghwa,"
Yeosang menoleh ke aku. "Yaudah, hwa. Aku gajadi pulang bareng kamu. Aku bisa naik angkot."
Sudah kuduga Yeosang akan marah.
"Ocanggg!!! Aku gak bermaksud gitu!!" Percuma saja aku teriak. Ia sudah pergi meninggalkanku dan San di sini.
San menghembuskan nafasnya kasar. "Itu pacar lo. Dikejar lah masak lo diem doang!"
Lagipula jika aku mengejarnya, ia tidak akan mau pulang bersamaku. Apakah ini salah San? Ah, tidak-tidak. Seharusnya aku tidak menyalahkan San. Di sini aku yang salah.
"Udah lah, San. Gue capek sama sikap Yeosang yang begitu."
"Idihhh. Inget woy, lu pacarnya!! Gimana sih mau kalian?!"
Bodo amat, San. Gue lagi capek sama sikap Yeosang. Batinku.
"Shut up. Buruan naik ke motor gue."
San pun menuruti kata-kataku. Sebelum aku menjalankan motor ini ke rumahku, aku mengantarkan San ke rumahnya.
Sesampainya di rumah San.
"Mana duitnya?" tanyaku setelah San turun dari motor.
"Idih, gitu ya lu sekarang?! Fix kita bukan sahabat lagi!" jawab San sambil mengerucutkan bibirnya.
"Wkwkwk canda doang, San~"
San menyilangkan kedua tangannya di dada. "Humph! Eh btw, bilangin ke Yeosang ya kalau gue gaada maksud apa-apa tadi."
Aku hanya mengangguk paham sebagai jawaban. Kemudian aku pergi meninggalkannya dan menjalankan motor berwarna merah ini menuju rumahku.
***
Sesampainya di rumah.
"Mama! Seonghwa pulang!" panggilku seraya mengetuk pintu rumah berulang kali.
Ceklek. Pintu terbuka. Wanita paruh baya datang dari balik pintu lalu ia menyambutku dengan hangat.
"Udah pulang? Ayo makan siang dulu," ajak Mamaku, Yoon Bora.
Aku pun mengikuti Mamaku dari belakang. Ternyata di atas meja makan sudah terdapat banyak makanan lezat. Mamaku memang selalu tahu jika anak laki-lakinya ini sedang lapar.
"Wahh banyak sekali makanannya. Mama semua nih yang masak?" tanyaku.
"Iyaa nak. Makan dulu ya. Mama mau lanjut setrika dulu."
"Oke ma! Mama ga makan?"
Mama Bora hanya menggeleng sebagai jawaban. Lalu ia pergi meninggalkanku sendirian di meja makan.
Disaat makan, aku bisa melupakan kejadian tadi. Tetapi setelah aku menghabiskan makanannya, aku tiba-tiba teringat pada Yeosang lagi. Astaga, mau sampai kapan aku dihantui oleh perasaan bersalah ini?
***
Selesai makan, aku melangkahkan kakiku ke kamar. Kasur adalah tempat terbaik untuk kondisiku saat ini.
Aku mengecek aplikasi instagram sambil merebahkan diriku di kasur. Stalk ig ocang ahh~
Kemudian aku mencari username @yeo_hehetmon di pencarian IG. Kau tahu apa yang aku temukan?! Sangat-sangat mengejutkan. Organ pemompa darahku rasanya seperti copot dari tempatnya.
Yeosang menghapus foto kami berdua.
Iya, dia menghapusnya.
Padahal sebelum gelud, aku ingat postingan di IG Yeosang ada tiga.
Foto ini,
Foto ini,
Dan foto ini.
Setelah gelud, jumlah postingannya menjadi nol.
Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan hingga Yeosang semarah ini? :"(
Kang Yeosang, tolong maafkan diriku yang tidak bersalah ini :"((Ah, aku tidak boleh menyerah! Aku harus menemukan berbagai cara agar Yeosang mau memaafkanku! Never give up!
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [SEONGSANG] ┊ ATEEZ
FanfictionSebuah kisah tentang Park Seonghwa yang berkeinginan agar kekasihnya berubah menjadi sosok yang lebih romantis. Started: 200719 Published: 210719 Finished: 190919