13.Ning Zidyah

1.8K 46 8
                                    

Disebuah taman kecil belakang pesantren menjadi saksi bisu tangisan rindu Dyana.Tak ada satupun yang mendengar tangisan pilu itu kecuali para burung-burung yang bersaut riang diatas sebuah pohon rindang.

Terpampang jelas pemandangan sebuah danau kecil didepannya ia melempari kerikil-kerikil ke danau sambil terus menitikan air mata kerinduannya.

"Mamahh,Dyn mau pulangg.hiks hiks" Lirih Dyana sambil terus melempari kerikil ke danau

Ia bohong jika ditanya betah tinggal dipesantren ini,nyatanya setiap waktu hampir setiap hari Dyana menangis ditempat ini mengeluhkan rindunya pada sang bunda.

"Assalamu'alaikum"
Datang seorang gadis berjilbab hijau mendekati Dyana

Dyana terkejut dan langsung menghapus air matanya "Eh-Wa'alaikumussalam"

"Boleh aku duduk disamping kamu" kata gadis tadi

"B-boleh"

Gadis berjilbab hijau tadi duduk disamping Dyana,kemudian sama-sama menatap danau kecil yang damai itu.

"Kenalin aku Zidyah" Gadis itu memperkenalkan dirinya,sambil menyodorkan salah satu tangannya

"Aku Dyana" jawab Dyana membalas jabatan tangan Zidyah

Zidyah adalah putri dari kyai pemilik pesantren ini,perawakan nya tinggi ditambah dengan wajah teduh dan senyum manisnya.Terlihat kedua lesung pipinya saat ia tersenyum kearah dyana.

"Kamu pasti kangen sama mamah,dan keluargamu." Tebak Zidyah

Seakan memiliki indra ke 6 tebakan Zidyah sangat tepat.Tanpa disengaja tiba-tiba cairan bening kembali keluar dari pelupuk mata indah Dyana ketika kata "Mamah" terdengar ditelinganya

Dyana tak menjawab dan langsung menghapus cairan bening yang sudah membanjiri pipi tirusnya.

"Kalo kamu kangen sama mamahmu,jangan banyak nangis banyakin do'a aja.nangis boleh, tapi jangan berlebihan,gak baik juga buat kamu.Cukup minta tolong sama Allah jagain semua keluargamu,berikan kesehatan bagi mereka,jauhi mereka dari semua marabahaya didunia.Rindu itu pasti ada,gak ada obatnya kecuali bertemu dengan orang yang kita rindui." Nasehat Zidyah sambil menepuk bahu Dyana

Dyana tersenyum kemudian memeluk erat tubuh Zidyah

"Makasih" katanya disela tangis

Kemudian keduanya sama-sama bercerita tentang kerinduan yang mereka alami.Bercerita ria diiringi suara indah kicauan burung.Dan disaksikan langsung oleh matahari yang hendak terbenam.

"Yuk ikut aku"kata Zidyah menarik tangan Dyana

"Kemana??" balas Dyana binggung

"Udah ayok,ikut aja" kata Zidyah kemudian berjalan didepan Dyana dengan santai

Mereka berjalan kearah barat berarti arah menuju pesantren,
Diperjalanan Zidyah menceritakan cerita humor pada Dyana.Lambat laun senyum terukir dibibir indah Dyana.

Sampailah mereka ditempat yang tak asing bagi para santri yaitu Ndalem atau tempat tinggal Kyai dan keluarganya.Dyana mengernyit binggung.Zidyah langsung masuk kedalam nya.

"Assalamu'alaikum" salam Zidyah

"Wa'alaikumsalam" jawab dari dalam

Dyana masuk kedalam berbarengan dengan Zidyah.Terlihat di Ndalem Bu nyai sedang membaca satu kitab yang cukup tebal diruang tamu.Bu nyai memberi senyum pada Dyana yang sudah duduk didepannya.

"Umii,Hp Zi mana" tanya Zidyah pada bu nyai

Dyana terlihat binggung kenapa Zidyah begitu santai berbicara dengan bu nyai nya,biasanya para santri lain ketika berbicara dengan bu ntai selalu menundukkan pandangannya.

"Ada dilaci neng" balas bu nyai sambil menunjuk kesalah satu laci dekat televisi

Kemudian Zidyah pergi kearah yang ditunjuk oleh bu nyai.

"Kamu santri baru itu yah??" tanya bu nyai pada Dyana yang sendari tadi menundukkan kepalanya

"Eh,iya bu nyai" balas Dyana terdengar gugup

"Panggil umi aja mbak" perintah Bu nyai

Tanpa aba-aba,Zidyah langsung menarik tangan Dyana keluar dari Ndalem.

"Assalamu'alaikum umi" salam mereka berdua

"Wa'alaikumsalam"

Sampailah di bale depan Ndalem,banyak para santri berlalu lalang didepan ndalem ada yang membawa kitab sesekali menyapa Zidyah dengan sebutan "Ning".

Dyana mengernyit mencoba mengingat kata yang ia dengar,karena terasa dibenak nya pernah mendengar kata itu.Nah ketemu ternyata Ning adalah sebutan bagi putri seorang kyai.

"Berarti Zidyah anaknya bu nyai dan pak kyai,pantes aja tadi ngobrol sama bu nyai santai banget." batin Dyana

Zidyah membalas sapaan para santri dengan senyuman atau anggukan kepala.

"Nih" kata Zidyah sembari memberikan Ponselnya pada Dyana

Dyana terlihat kebingungan mencoba mencerna apa yang dilihat nya

"Kamu rindu kan sama keluarga kamu,nih pake" tawar Zidyah mempersilahkan

Dyana langsung mengambil ponsel yang diberikan Zidyah dengan buru-buru,kemudian diketikkan salah satu nomor dan langsung ia klik tombol telfon nya.

Harap cemas yang ada dibenak Dyana,karena sudah sebulan ini kedua orang tuanya tidak menelefon.

"Angkat,angkat" cemas Dyana sambil menggigit bibir bawahnya.

Setelah beberapa menit menunggu terlihatlah wajah yang selama ini ia rindukan yaitu mamah nya.

"Mamahhh" teriak Dyana ketika terpampang jelas wajah bu farida didepan ponsel

Tak terasa tiba-tiba air mata kembali jatuh dari mata Dyana.Terobati sudah rindu yang selama ini ia pendam.Terlunasi sudah hutang rindu yang selama ini ia simpan.

"Sayangg,Dynn kenapa nangis nak??" suara bu Farida terdengar lembut

"Mamah,Dynn kangen"

"Dyn mau pulang"

"Kok gitu sayang," tanya bu farida

"Maaf sayang,mamah sama papah belum bisa nyambangin kamu.Akhir-akhir ini papah sibuk" jelas Bu Farida

Terlihat dari wajahnya Ning Zidyah ikut hanyut dalam suasana kerinduan.Karena ia juga sering merasakan apa yang diarasakan oleh Dyana.

"Terus kapan mamah,nyambangin Dyn??" tanya Dyana serius

"Insya Allah,bulan depan sayang" kata bu Farida mencoba menenangkan

Dyana diam sejenak,mencoba menenangkan diri dan menghapus air matanya yang terus mengalir dipipinya.

Tut tut

Tiba-tiba sambungan telefon terputus dan langsung menghilangkan gambar wajah bu Farida diponsel Zidyah.
Setelahnya ada nontifikasi yang masuk diponsel Zidyah

"Kuota internet anda sudah habis,segera isi ulang untuk mendapat hadiah menarik"

Isi notifikasi tersebut mengecewakan Dyana.Kemudian Dyana langsung mengembalikan ponsel milik Zidyah

"Ini,makasih" lirih Dyana kecewa

"Maaf yah,Ternyata kuota aku tinggal sedikit" kata Zidyah mencoba menenangkan Dyana

"Gak papa"

Setelahnya Dyana pamit pada Zidyah untuk kembali kekamarnya.

Assalamu'alaikum🙋
Kok Dyana jadi mellow bangett yaa😹
Jazzakumullah ya khair:)

ADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang