7.Hilang Kepercayaan

827 32 1
                                    

"Dyana!!!,mamah gak pernah ngajarin kamu berbuat hal sekeji itu"

Suara bentakan diiringi dengan tangisan terdengar sangat memilukan.

"Maah tapi dyana gak ngelakuin itu mah,hiks hiks"

-----
Setelah kejadian kemarin dyana diperintahkan untuk membawa orang tuanya kesekolah.
Karena ingin memperjelas masalah tentang isu yang beredar disekolah yang menyatakan bahwa dyana sedang menggandung.

"Bu,apakah benar bahwa anak ibu sedang mengandung???"
tanya Bapak kepala sekolah to the point

Dyana yang berada disambing Bu Farida hanya bisa diam dan menangis karena tuduhan yang diberikan padanya sangat tidak benar keadaannya.

"Tidak pak,anak saya anak baik-baik tidak mungkin berbuat hal sekeji itu"
balas bu Farida tegas

"Dyana,jawab mamah!!kamu gak bener-bener hamil kan???"
Ketus Bu Farida

"Eng-enggak mah,hiks hiks" balas dyana masih dalam tangis nya

"Jika kamu benar-benar hamil,Bapak akan langsung mengeluarkan kamu dari sekolah ini" jelas pak kepsek

"Enggak pak,saya gak hamil.hiks"

Bu Farida yang melihat anak nya menangis gemetaran langsung memegang bahunya mencoba untuk menenangkannya.

Bapak kepsek pun terlihat percaya dengan pengakuan dyana kemudian ia mengajak dyana menuju kelasnya untuk menemaninya menjelaskan rumor tentang ketidak benaran itu bu Farida pun ikut menemani putrinya itu.
Pertama Dyana akan menuju ke kelas Aneeth untuk meminta maaf dilanjut ke kelasnya.

Setelah menjelaskan kebenaran itu dyana meminta izin pulang pada guru di jam pelajarannya karena merasa tidak enak badan dan kepalanya pun pusing.
Jadi Bu farida pulang dyana juga ikut pulang bersamanya.

Sesampai nya di rumah bu Farida kembali menanyai hal itu kepada dyana.

"Dyana!!!" panggil bu Farida

"Iya mah?" jawab dyana sambil mengelus kepalanya yang pusing itu

"Kamu gak bohong kan"

"Enggak mah,apa mamah gak percaya sama dyana???" ucap dyana dengan nada tinggi

"Dyana!!!"

Plak

Tiba-tiba tamparan itu mendarat dipipi mulus dyana.Dyana meringis kesatikan lalu berlari menuju kamar nya.
Sesampainya dikamar, dyana langsung membanting pintu kuat hingga terdengar suara benturan keras.

Brugg

Lalu Dyana mengunci kamar rapat-rapat didalam kamar dyana menangis kuat hingga terdengar tangisannya oleh bu Farida.
Bu farida merasa bersalah telah menampar dyana.
Didalam hati bu farida terus beristigfar.

----
Jam menunjukkan pukul 20.00 tapi dyana tak kunjung keluar dari kamarnya datang rasa khawatir bu farida pada putrinya itu,segera ia menelfon suaminya agar segera pulang.

Ia langsung bergegas mencari nomor suaminya itu setelah menemukan nomor itu bu farida langsung menelfon nya.

"Assalamu'alaikum,pah" ucap Bu farida

"Wa'alaikumsalam,ada apa mah???"

"Papah kapan pulang,???

"Papah lagi diperjalanan,Alhamdulillah pekerjaan di Bandung udah slesai mah,emang kenapa??"

"Dyana pah,dyana gak keluar kamar dari tadi siang,mamah khawatir"

"Ya Allah kenapa mah??"

"Nanti mamah jelasin"

"Yaudah papah hati-hati yah"

"Assalamu'alaikum" ucap bu farida mengakhiri telefonnya.

Bu farida mondar-mandir tak jelas didepan pintu dyana,bu farida sudah mencoba mengetok pintu kamar dyana dan memanggil dyana tapi tak ada jawaban dari dalam.

"Ya Allah lindungilah putri hamba" batin bu Farida

Bu farida mencoba berfikir cara untuk masuk kedalam kamar dyana.
Akhirnya bu farida menemukan caranya,ia tak ingat bahwa kunci kamar dyana ada dua yang satu dipegang dyana dan yang satunya lagi ia simpan didalam laci kamarnya.

Setelah menemukan kunci nya bu farida langsung memburu pintu kamar dyana.

Ceklek

Terbukalah pintu kamar dyana bu farida langsung menuju ranjang dyana terlihat disana dyana sedang tidur pulas tapi setelah ia mendekatinya dyana terlihat sedikit kejang dan badannya pun panas.

Bu farida panik langsung ia mengambil air dingin dan selembar handuk untuk mengompres dyana.

"Dyn,kamu kenapa sayang??" khawatir bu farida sambil memeras handuk itu

Tak ada jawaban dari dyana bu farida langsung keluar rumah untuk mencari bantuan diluar.

Tok tok tok
Bu farida mengetuk salah satu rumah warga

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab sang pemilik rumah

"Eh bu farida" kata sang pemilik rumah

"Pak agus bisa tolong saya gak,anak saya sakit pak,bapak bisa tolong antar anak saya kerumah sakit???"

"Bisa bu,bisa bentar saya keluarkan mobil dulu"

Setelah itu bu farida menunjukkan kamar dyana pada pak agus.Kemudian pak agus langsung membawa dyana ke mobilnya.

----
Dirumah sakit

"Mah gimana keadaan dyana"
Tiba-tiba datang pak ghofaar yang masih lengkap dengan pakaian kerjanya

"Papah kok bisa tau dyana dirawat disini" tanya bu farida masih dengan isakan tangis

"Tadi,kata istrinya pak agus mah"

"Trus gimana keadaan dyana??"
Tanya pak Ghofaar

"Mamah belum tau pah,dokter yang meriksa dyana belum keluar,hiks hiks"

"Yaudah,kita berdo'a aja semoga dyana gak kenapa-napa"
Kata pak Ghofaar mencoba untuk menenangkan istrinya itu

Setelah 10 menit menunggu dokter yang memeriksa dyana tak kunjung datang juga
Bu farida masih menangis dipelukan suami nya itu sambil terus berdo'a pada sang khaliq agar melindungi putrinya itu.

Tiba-tiba seorang pria paruh baya yang memakai jaz putih dan statescop menggantung dilehernya datang menemui mereka.

"Apakah kalian orang tua pasien yang bernama dyana?" kata pria berjaz putih itu

"Iya dok,kami orang tua dyana"
Jawab pak Ghofaar

"Bagaimana keadaan anak saya dok??? Tanya bu Farida

"Anak ibu hanya mengalami setres yang berpengaruh pada melemahnya kinerja otak pasien,dan penyakit mag pasien juga kambuh"

"Tapi anak saya tidak papa kan dok" tanya bu Farida khawatir

"Tenang saja bu,anak ibu tidak papa kok" kata dokter mencoba menenangkan

"Saya pamit dulu" ucap dokter tersebut kemudian meninggalkan mereka.

Setelah dokter meninggalkan mereka,bu farida langsung melihat keadaan dyana lewat jendela karena kata dokter tadi dyana belum boleh dijenguk.

"Semoga dyana gak kenapa-kenapa yah pah"
Kata bu farida masih melihat keadaan dyana lewat jendela

"Aamiinn"

Assalamu'alaikum🙋
TBC....💜💜💜

ADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang