Part #5

16 1 0
                                    

Aku merasakan tubuhku melayang. Ehmmm,  masa aku bisa melayang. Aihh, tunggu, aku nggak melayang ding tapi di gendong. Siapa nih yang gendong aku? Oh Mas Adit.
Tik

Tok

Tik

Tok

Hah? Apuahhh?😱😱 wait wait. Bangun... bangun.. yee udah adzan. Asemalahhh, Ternyata mimpi ya.😔
Aku kira beneran.😌 Ternyata aku yang terlalu berharap. Aishh.

Setelah selesai aktivitasku di kamar, sholat subuh, mandi, beresin kamar dan sebagainya. Aku turun ke bawah. Masih sepi sih. Papa sama Mas Varo sih kayaknya masih ada di kamar. Kalau Mama sih udah pasti di sini. Dapur.😂

"Assalamualaikum. Pagi Ma," salamku sambil mencium pipi Mamaku.

"Walaikumsalam dek.. tumben udah siap aja pagi-pagi.."

"Yee, si Mama, adek mah sebenernya anak yang rajin Ma, cuma kadang males aja.😁"

Setelah puas merecoki Mama.😂Ya karena aku mau bantuin takut telat. Eit, jangan kira aku nggak bisa masak. Bisa kog. Masak aer, biar mateng. Eh salah, itu mah pantun. Aku juga bisa masak mie instan yang kujamin rasanya seenak mie buatan warung tongkrongan loe.
Oh ya, karena kata-kata Mas Adit tadi malem, soal mimpi itu. Aku......

Memutuskan untuk... #cie nungguin yaa😁
Memperbaiki diri menjadi yang lebih baik lagi. Salah satunya untuk tidak lagi datang terlambat. Kenapa? Why?
Bukan karena aku ingin menjadi salah satu daftar mimpinya yang mau di perjuangkan.
Tapi, aku hanya ingin menjadi alasan dia memperjuangkan mimpi-mimpinya.
Sesimpel itu kan. Aku nggak mau memaksa kog. Aku cukup tahu diri. Aku ingin menjadi seseorang yang pantas di sampingnya saat dia berproses meraih semua mimpi dan harapannya. 😊

"Assalamu'alaikum, Pagi Pak Karjo..." Sapaku pada Pak Karjo minum kopi di posnya.
Alaaaa, untung tu kopi nggak nyembur.😁 maapin aku ya pak, nanti aku dosa lagi ngagetin orang tua😀

"Waalaikumsalam, pagi mbak. Tumben nihh berangkatnya pagi"

"Iya dong Pak, kan biar nggak telat lagi.😃"
"Oh ya, Pak Karjo udah sarapan?" Tanyaku sambil mengeluarkan kotak bekal yang di siapkan Mama tadi.
"Ini buat Pak Karjo." Kataku sambil menyerahkan kotak bekal itu ke pak Karjo.

"Aduh, matur suwun ya mbak. Mbak Vio ini udah cantik, baik lagi."

"Aihh si bapak mah bisa aja. Kalo gitu Vio ke kelas dulu ya Pak, dah Pak Karjo." Kataku sambil melambaikan tangan ke Pak Karjo.

(Tanpa Vio sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan dia. Orang itu hanya tersenyum menatap Vio dari kejauhan. Siapakah dia? Tunggu kelanjutan ceritanya 😉)

"Aku ingin begini... aku ingin begitu..  ingin ini ingin itu banyak sekali... " Yahh, bocah, nyanyinya ginian lagi. Maapin yakk😁  mumpung masih pagi harus semangat gais. Aku melangkah riang menuju kelas.

Eitt weitss weits. Sepertinya langkahku akan terganggu sejenak. Di ujung koridor dekat tangga ke lantai dua yang lumayan sepi. Karena biasanya anak-anak lebih suka lewat tangga yang atunya. Tadi kenape lagi gua lewat sini. Hadehh. Ada sekawanan, asemalahpahpah, ape ye sekumpulan, kakak kakak tingkat yang suka yahhh you know lah.

"Misi kak, numpang lewat" kataku sambil berusaha menerobos pertahanan lawan. Aishhh.

"Eit, tunggu dulu. Loe yang namanya Violet kan?" Tanya kakak cantik ya kutahu namanya Tita.

"Iya kak, kenapa ya?" Hemm, perasaanku mulai nggak enak nih.
Seingatku aku tu bukan anak yang suka cari gara-gara sama kakak kelas deh. Ngapa coba ini.

Sedingin Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang