Part #8

11 1 2
                                    

Lain hari.

Hari ini hari minggu. Aku menikmati udara pagi yang segar dengan bergelung di dalam selimut. Dingin banget gaess. Huft. Setelah tadi menjalankan kewajibanku, aku langsung balik lagi ke dalam selimut dan memeluk guling kesanganku. Huaa, mereka rasanya belum mau move on dari aku. Masih manggil-manggil aku untuk balik. Maklum lah, tadi malam abis marathon nonton film horror. Hehe

Oh iya, setelah acara makan malam bersama dan adegan di depan pintu gerbang itu, aku belum ketemu lagi sama manusia ice cream. Maklum lah dia sibuk banget. Walaupun aku sering ke rumahnya, tapi kita bener-bener nggak ketemu.

Dan selama itu pula. Aku ke rumah dia untuk belajar masak sama Bunda. Eits, jangan salah. Aku bukan sama sekali nggak bisa masak loh. Bisa cuma kalo di bandingkan dengan chef terkenal juga kalah. Dan lumayan lah. Aku dapat resep, makanan kesukaan Mas Adit.

Dorrr....dorrr...dorr
Abaikan. Cuma ilusi.

"DEKK, UDAH SIANG. BANGUN!" Astagah, siaga satu. Itu suara Mas Varo. Gilakk. Kayak pake Toa.

"Ya Allah dek, jam segini masih aja kelonan sama guling" kata Mas Varo sambil masuk ke kamarku. "Ayookkk bangunnnn" Ya Allah Mas, masih pagi loh ini. Bikin emosi aja. Masak aku di tarik-tarik kayak hewan qurban.

"Masih pagi Mas, bantalnya nggak mau move on dari aku." Kataku sambil menaikkan kembali selimutku.

"Pagi pale lu pitak, malu tu sama matahari" "cepet bangun!" Sentak Mas Varo

"Bentar lagi Mas"

"Bentar lagi bentar lagi. Udah di tungguin sama suami loe tuh di bawah" Bujukbuneng, kapan gua nikahnya, suami segala di bawa-bawa.

"Mas nglindur?"

"Kamu tu yang nglindur. Cepet bangun! Mas guyur nih kalo nggak bangun-bangun" sungguh kejamnya kau Mamasku.

"Iya iya. Udah bangun nih" kataku sambil bangkit dari rebahanku. Tapi mataku sepertinya kena lem deh. Lengket banget nggak mau kebuka.

"Melek dek!" Hehe.

"Nggak bisa Mas.. tuhhh liat"

"ADEKK" yakkk menggelegar sudah suara si Mamas.

Aku langsung loncat dari kasur.
Gdubrakkk
"Huaa.. hiksss hikss, Mamas. Sakit." Ya Allah, gua nyungsruk gess. Dengan kaki yang masih kelilit selimut di kasur, dan muka ya you know what i mean. Sedangkan, Mas Varo cuma ketawa ngakak aja. "Mas.. bantuin adek" Mas lucknut emang. Nggak bantuin malah ngakak aja.

S
K
I
P

Setelah melakukan aktifitasku di kamar mandi. Aku segera turun ke bawah. Yaiyalah, masak turun ke atas. Ya begini, aku cuma pake kaos oblong longgar dengan jeans sedengkul. Nggak mau ribet, di rumah ini.

Sampainya di tangga paling bawah. Mataku membelalak kaget. Di ruang keluarga, semua anggota keluarga berkumpul. Ya, semua. Ada Mama, Papa, Mas Varo, dan Ayah Bunda serta Mas Adit. What? Pada ngapain ngumpul gini.

"Bundaaaa" Kataku sambil berlari dan memeluk Bunda.

"Baru bangun dek?" Kata Bunda sambil mengelus rambutku.

"Nggak kog Bun, udah bangun dari tadi, cuma masih di kamar aja." Jawabku. Emang udah bangun dari tadikan? Cuma rebahan lagi sebentar. He he. Boong dikit nggak papa kan? Dont Try at Home.

"Boong Bun, orang tadi masih kencan sama bantal gulingnya." Jelaskan itu suara Mas Varo.

"Ihhh, Mass Varooooo" rajukku

Sedingin Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang