Part #9

20 1 3
                                    

Mimpi?

Aduhhh

Nggak ding. Sakit ternyata waktu aku cubit tadi. Ini seriusan? Aku cuma bisa bengong. Nggak bergerak sama sekali. Kayak abis ngelihat pochinki. Awokwok

"Dek" panggilan Bunda yang mengagetkanku. Aku menatap Bunda yang tengah melihatku dengan tatapan teduhnya.

"Tu...tunangan Bun?" Tanyaku mencari kejelasan. Eakkk. Soalnya biasanya Mas Adit kan suka nggak jelas. 🙊

"Bisa di bilang gitu dek. Tapi itu sebenarnya penanda kalau kamu sudah di khitbah dan nggak boleh ada yang khitbah kamu lagi dan yang pasti kamu juga nggak boleh nerima khitbahan dari orang lain"jelas Bunda.

Oalah. Aku melirik jari manis tangan kiri Mas Adit, weww, cincin yang sama juga melingkar di sana. Aku nggak tahu sejak kapan Mas Adit pake cincin itu.

"Dekk, lihat sini" kata Mas Varo.

Ketika kepalaku mendongak melihat Mas Varo, kilatan cahaya langsung mengarah ke aku. Busetttt. Di photo gesss.

"MASSSS, ggak bilang-bilang dulu kalau mau photo" kataku cemberut.

"Udah sono, photo sama Adit! Mas photo in nih, mumpung lagi baik."

Aku mengalihkan pandangan ke arah Mas ice creamku yang juga tengah menatapku. Wahhh, kesempatan nih photo berdua sama Mas Adit, mumpung gratis. Ehhh, tapi.. wait wait

"Ehh, Mas Mas, nggak ahhh, masa aku kayak gembel gini." Katakku. Ya secara kan aku cuma pake kaos kedodoran dan celana jeans selutut. Nahh, kalau pangeran ice cream ini, rapi banget. Pake kemeja navy yang bagian lengan di gulung sampe siku, dan pake jeans hitam. Lumayan kan. Di banding tampilanku yang lebih cocok jadi asisten rumah tangganya.

Tiba-tiba Mas Adit berdiri dan mengulurkan tangannya ke aku. Nyuruh aku berdiri juga sepertinya.

Dan Btw ini para orang tua udah melipir ke arah ruang makan. Yang pasti buat makan. Yaiyalah. Makan siang maksudnya. Kalau aku sih sarapan yang digabung sama makan siang. Anak kost an banget ye kan. Untung aja kalo malem nggak minum jelly dr*nk atau prom*g. 😁

Dan sekarang aku sedang berpose di samping Mas Adit. Lumayan kan bisa deket-deket dia. Jangan di tiru ya man teman. Dan untuk yang pertama kalinya dalam sejarah hidupku. Lebay. Mas Adit ngrangkul aku guys. Dan tersenyum manis ke arah kamera. Aduhh, dedek meleleh bang. Sampe aku nggak fokus ngelihat kamera malah fokus ke dia nya.

Mimpikah ini? Tiba-tiba di kasih cincin dan sekarang perlakuan dia manis sekali. Nggak salah kan kalau aku bilang dia ice cream? Dingin, tapi manis,  bikin melting. 😍 Kalaupun ini mimpi, tolong aku nggak mau bangun. Mau tidur aja terus. Kalau ini nyata, tolong jangan berubah-ubah lagi ya Mas. Ntar kamu kayak bunglon, bisa berubah warna kulit loo.😅

S
K
I
P

Keesokan harinya.
Hari ini aku bangun pagi banget guys. Biasanya juga gitu sih, cuma tidur lagi. Habis sholat subuh tadi, aku langsung ke dapur. Buat ngapain? Bakar dapurnya Mama. 😂 Nggak ding. Aku mau masak geess. Yaiyalah. Namanya di dapur ya mau masak. Masak mau mandi. Abaikan author.

"Lohh dek, kamu ngapain di dapur?" Tanya Mamaku yang sepertinya baru dari kamar. Kaget pastinya ngelihat anak gadisnya udah di dapur, kan biasanya di suruh bantuin aja males banget. Santai Ma, insyaa Allah nggak akan ada apa-apa sama dapur kesayangan Mama ini. 😁

"Ngadu ayam Ma," jawabku enteng. Yang langsung di bales plototan oleh Mama. Ampuni adek Mama. "Hehe.. nggak nggak Ma, peace ✌ Adek mau masak Ma"😁

Sedingin Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang