Fight for new life

4.5K 593 8
                                    

Taeyong menutup tas ransel yang hanya berisi beberapa barang. Ia tidak akan membawa baju, ia bisa membelinya nanti. Yang terpenting sekarang ia bisa keluar dari apartemen terlebih dulu.

Sedikit was-was, Taeyong berjalan berjingkat dari kamarnya. Matanya selalu mengawasi kamar Johnny yang masih tertutup rapat. Takut-takut kalau Johnny terbangun dari tidurnya. Meskipun mustahil. Taeyong tahu, Johnny adalah orang yang sangat sulit bangun ketika ia sudah tidur. Dan sekarang masih jam dua dini hari, jelas Johnny tidur sangat nyenyak.

Ponsel Taeyong tiba-tiba berdering nyaring, membuat Taeyong jadi gelagapan. Untung ia sudah keluar.

"Hallo? Haechan wae?" tanya Taeyong sedikit berbisik.

"Hyung dimana? Aku sudah ada di basement" dari suaranya, Taeyong yakin Haechan baru bangun tidur. Tuhan, maafkan Taeyong yang sudah merepotkan banyak orang.

"Aku segera kesana" setelah itu panggilan ditutup oleh Taeyong. Ia berjalan dengan tenang, menghindari kecurigaan orang-orang. Ingat, ia adalah selebriti. Semua orang pasti selalu mengawasinya. Tapi, yang dihindari Taeyong sekarang bukan itu. Ia hanya takut dikira penjahat karena berpakaian serba hitam dengan masker dan topi serta hoodie yang dibuat sedemikian rupa menyembunyikan diri.

Setelah sampai basement, Taeyong langsung memasuki mobil merah yang sangat dikenalnya. Mobil paling mencolok di basement. Persis seperti pemiliknya —Haechan— yang selalu ingin menjadi pusat perhatian.

"Hyung lama..." rengek Haechan.

"Maaf, aku harus memastikan Johnny benar-benar tidur. Kami baru menyelesaikan jadwal jam setengah satu" jelas Taeyong. Ia merasa bersalah membuat anak pemalas dan tidak ingin repot seperti Haechan kerepotan. Tapi, tidak ada orang lain lagi yang bisa menolongnya. Hanya Haechan.

Haechan hanya mengangguk asal-asalan sambil mulai mengemudi. Sepanjang perjalanan menuju bandara, tidak ada yang berbicara. Hanya ada suara musik menghentak-hentak keras sesekali suara Haechan yang ikut menyahuti. Taeyong yakin, Haechan memilih musik seperti ini agar ia tidak mengantuk saat menyetir di perjalanan.

"Hyung tidur saja..." ucap Haechan.

Taeyong hanya mengangguk. Mana bisa ia tidur di tengah keributan musik.

.

"Hyung, ini alamat yangyang... Saat sampai china nanti, hyung bisa mencarinya sendiri kan? Tidak perlu ku sewakan pemandu?" Haechan menyerahkan sepotong kertas kecil yang disobek asal-asalan.

"Terima kasih, tidak perlu" Taeyong menerima kertas tersebut kemudian memasukkannya kedalam saku hoodie. Taeyong tidak membutuhkannya. Ia akan bertemu dengan Winwin —sahabat semasa sekolah dulu— dan meminta bantuan selanjutnya padanya.

Sudah cukup Taeyong meminta bantuan Haechan dan membohonginya, tentu saja.

Suara speaker yang mengumumkan jadwal keberangkatan penerbangannya membuat Taeyong dan Haechan harus berpisah. Taeyong berjalan cepat kearah boarding pass. Tangannya ia lambaikan kearah Haechan. Ia berdoa semoga Seo Haechan selamat dari amukan kakaknya —Seo Johnny— dan tidak membocorkan keberadaan Taeyong tentu saja.

"Hyung, jangan lupa nomor Mark Lee!!" teriak Haechan dari kejauhan. Taeyong hanya mengangkat ibu jarinya tinggi. Hampir saja ia lupa.

.

Taeyong sudah duduk manis di dalam pesawat. Setelah melewati pemeriksaan passport yang membuat jantungnya serasa copot, akhirnya ia bisa bernafas lega. Sekali lagi, Tuhan... Maafkan Taeyong yang sudah berbuat kejahatan dengan memalsukan identitas diri dibantu oleh Haechan.

Taeyong membuka kontak di ponselnya. Ia mencari nama Mark Lee dan langsung mengirimnya pada Haechan. Sedetik kemudian balasan dari Haechan langsung datang.

Highway to Heaven [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang