I saw an Angel

4.3K 574 58
                                    

Jaehyun rasa untuk saat ini ia akan menginap di penginapan saja. Mungkin keesokan harinya ia baru akan tidur di tenda. Well, menyetir selama enam jam tanpa berhenti ditambah sebelumnya ia juga mengepak barang seorang diri membuat tubuhnya sedikit lelah.

Ia mencari tempat yang setidaknya jauh keramaian kota phoenix. Ia mencari beberapa penginapan yang direkomendasikan oleh mesin pencari di ponselnya. Selama hampir lima belas menit mencari, akhirnya Jaehyun menemukan sebuah penginapan yang menarik perhatiannya. Ia tidak akan memusingkan harga dan jumlah bintang yang dimiliki oleh penginapan tersebut. Ia hanya mencari tempat yang terlihat asri.

Oke, Jaehyun mendapatkannya. Sebuah hotel berbintang tiga di sebelah Utara Carefree.

***

Taeyong sudah keluar dari bandara internasional Sky Harbor Phoenix. Sekarang ia benar-benar jauh dari Korea, jauh dari Johnny. Ia tersenyum lebar mengingatnya.

Tapi, kebahagiaan Taeyong sepertinya tidak akan bertahan lama. Karena sebuah pemikiran memasuki otaknya. Bagaimana Taeyong bisa berkomunikasi sedang bahasa inggrisnya sangat payah?

Seharusnya dulu Taeyong belajar bahasa inggris dengan giat. Sekarang ia baru menyesal karena tidak pernah menyukai pelajaran bahasa inggris.

Sekarang Taeyong harus bagaimana? Minta bantuan kepada Yuta —teman Winwin—? Taeyong menggeleng cepat. Tidak, nanti jejaknya akan cepat ditemukan Johnny. Taeyong harus berjuang sendiri sekarang.

Langkah pertama yang perlu di ambil adalah mencari penginapan. Percayalah, terbang selama 18 jam akan membuatmu jet lag. Jadi yang terpenting adalah istirahat setelahnya.

Taeyong memilih untuk duduk di salah satu kursi panjang yang biasanya disediakan oleh tempat umum dari pada masuk kedalam salah satu restoran cepat saji. Perutnya masih sedikit kenyang oleh makanan yang di sediakan oleh pesawat tadi.

Ia mencari penginapan yang terlihat bagus tapi jarang dikunjungi oleh orang. Sekali lagi, Taeyong hanya takut jejaknya akan di ketahui oleh Johnny kalau ia memilih menginap di penginapan yang memiliki banyak pengunjung dan berpotensi mengenalinya. Yah, meskipun Taeyong yakin kalau ia tidak begitu terkenal di luar Korea.

Setelah hampir satu jam mencari dengan berbagai jenis pertimbangan, Akhirnya Taeyong mendapatkan satu penginapan yang cocok. Masih berada di Phoenix, tapi, berada sedikit jauh dari keramaian. Lebih tepatnya di kota kecil di sebelah Utara. Taeyong pun melakukan pemesanan kamar lewat internet. Ia ingin langsung tidur saat tiba nanti.

.

Bayangan indah tentang Taeyong yang langsung tidur seketika sirna. Saat ini Taeyong malah terjebak bersama resepsionis hotel karena kendala bahasa. Ia bingung memberi tahu si resepsionis kalau ia sudah memesan sebuah kamar lewat layanan internet.

"I have room" ujar Taeyong untuk kesekian kalinya. "Aduh... Bagaimana menjelaskannya ya..." Taeyong menjambak rambutnya sendiri karena terlalu frustasi. "This is... My room" Ia menunjukkan ponselnya kepada si resepsionis yang malah terlihat bingung.

"Eotteokhae?" Taeyong hampir saja menangis karena terlalu lelah dan frustasi. Ia hanya ingin tidur cepat. Kenapa sulit sekali mendapatkannya.

"Ada yang bisa dibantu?" sebuah suara menggunakan bahasa korea langsung membuat Taeyong menoleh. Seperti melihat oase di tengah gurun. Taeyong terlampau bahagia.

Highway to Heaven [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang