Heaven on earth

3.8K 494 35
                                    

Tanah dan batu. ya, sejauh mata memandang hanya pemandangan itulah yang ditemui Taeyong dan Jaehyun. Meski terkadang satu dua bangunan juga terlihat. Jalanan itu tetap didominasi oleh pemandangan alam yang indah.

"Kau tahu, disini tidak terlalu menakutkan meski jalanannya sangat sepi" Taeyong berceletuk untuk meramaikan suasana. Karena dari tadi Jaehyun tidak menyalakan musik sama sekali selama mengemudi. Mereka memang berkendara menggunakan mobil Jaehyun. Well, tidak mungkin bukan kau menjadi teman seperjalanan tapi membawa mobil sendiri-sendiri. Sama saja bohong. Jadi, Taeyong menitipkan mobil sewaannya di kedai lokal tempat makan malam Jaehyun dan Taeyong tadi. Besok baru Taeyong kembalikan ke tempat penyewaan mobil dan Taeyong akan menumpang di mobil Jaehyun selama pelariannya.

"Itu karena kita berkendara bersama" jawab Jaehyun ringan. "Coba bayangkan kalau kau berkendara sendirian, mungkin kau akan ketakutan" lanjutnya.

"Eum... Eum... Tidak, tidak, tidak" Taeyong menggerakkan jari telunjuknya sebagai gestur penolakan. "Aku tidak akan ketakutan karena pemandangannya terlalu indah" sangkal Taeyong. "Coba lihat sekitar, jangan terlalu fokus menyetir saja"

Jaehyun menoleh ke sekitarnya, benar, pemandangannya ternyata indah. Apa dari tadi ia terlalu fokus menyetir? Mungkin iya. Ehm, sebenarnya kalau boleh jujur Jaehyun hanya belum terbiasa dengan keberadaan Taeyong. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa membuat percakapan terlebih dulu. Ia juga tipe orang yang tidak gampang dekat dengan orang yang baru saja dikenalnya. Bagaimana menyebutnya ya? Pasif? Introvert? Eum, mungkin Jaehyun bisa dikategorikan sebagai orang seperti itu. Meski begitu, ia cukup ramah dan tidak kaku. Yah, mungkin itu juga salah satu faktor Jaehyun tidak memiliki banyak teman dekat. Teman-temannya memang sangat banyak, tapi teman dekatnya bisa dihitung dengan jari.

"Iya, bagus" jawab Jaehyun sambil tersenyum. "Kita seperti di luar angkasa" tambahnya. Memang benar, efek tanah yang luas dan minim bangunan membuat langit terlihat lebih luas dengan bintang-bintang yang bertabur sangat banyak. Apalagi, jalanan yang mereka lalui berada di dataran tinggi dan sedikit menanjak.

"Woah... Kau benar! Ini seperti di luar angkasa! Kita jadi seperti syuting film ya..." ucap Taeyong terlalu antusias. Ia bahkan mulai memajukan tubuhnya untuk melihat lebih jelas melewati kaca mobil.

Jaehyun hanya tertawa menanggapinya. "Kau seperti anak kecil ya? Berapa umurmu sebenarnya?"

Mendengar ucapan Jaehyun, Taeyong jadi malu. Ia kembali duduk dengan tenang. Ia pasti terlihat sangat kekanak-kanakan tadi. "Aku, 25 tahun"

"Really?" tanya Jaehyun tidak percaya. Tentu saja ia tidak percaya kalau Taeyong lebih tua dari dirinya, bahkan dua tahun. Yah, tubuhnya bahkan lebih besar dari Taeyong. Dan lagi, mana ada umur 25 tapi masih berwajah seimut itu? Percayalah, Taeyong bahkan terlihat seperti anak berusia 19 menurut Jaehyun.

"Aku pasti terlihat sangat kekanakan ya? Maaf" ujar Taeyong dengan nada lirih. Dia malu karena terlihat kurang sopan di depan orang yang baru saja dikenalnya.

Jaehyun yang sadar kalau Taeyong salah menanggapi maksud pertanyaannya cepat-cepat menjelaskan "maksudku, aku tidak mengira umurmu setua itu. Umurku bahkan masih dua puluh tiga. Kukira kau masih berumur sembilan belas? Entahlah, tubuhmu kecil dan wajahmu terlalu imut untuk usia dua puluh lima"

Blush

Wajah Taeyong langsung memerah mendengarnya. Apakah ia sedang tersipu karena dipuji orang asing? Ingatkan Taeyong untuk mengingat pujian yang sering disebutkan oleh penggemarnya. Tapi, kenapa Taeyong tidak pernah tersipu? Dan kenapa sekarang ia dengan mudahnya tersipu karena ucapan Jaehyun? Sungguh aneh.

Taeyong mengalihkan pandangannya keluar jendela, ia sedang menyembunyikan wajahnya yang sedang memerah tidak semestinya itu. "Hey, ngomong-ngomong nanti malam kita tidur dimana?" ucapnya setelah melihat tidak ada bangunan yang terlihat seperti penginapan.

Highway to Heaven [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang